Gambaran Surveilans PD3I Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 - 2016 SURVEILANCE OFFICER DINKES PROV. SUMUT
OUTLINE SURVEILANS AFP SURVEILANS CAMPAK SURVEILANS TETANUS NEONATORUM SURVEILANS DIFTERI
SURVEILANS ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP)
Definisi AFP ? Semua anak <15 th dengan Kelumpuhan(Paralysis/paresis) Sifatnya layuh (Flaccid) Terjadi secara mendadak (Acute), bukan disebabkan oleh ruda paksa
Jawaban 3 x Yes Ke
Kecil kemungkinan kasus polio lolos Konsep Surveilans AFP Jika semua penyakit dengan gejala lumpuh layuh akut (AFP) ditemukan (Min 2/100.000 anak usia <15 th) Kecil kemungkinan kasus polio lolos
Strategi Surveilans AFP Menemukan kasus AFP minimal 2/100.000 penduduk < 15 tahun Upaya penemuan : di Rumah Sakit di Puskesmas dan Masyarakat Pemeriksaan Klinis dan Laboratorium Keterlibatan ahli Pemeriksaan Ulang 60 hari Zero Reporting
SURVEILANS AFP SESUAI STANDAR SERTIFIKASI (INDIKATOR) 1. Non Polio AFP rate anak usia < 15 th 2. Persentase sp. adekwat 3. Persentase pemeriksaan ulang 60 hr 4. Persentase kelengkapan laporan nihil : ≥ 2/100.000 : ≥ 80% : ≥ 90%
Spesimen Tinja yang Adekuat Dua spesimen tinja Dikumpulkan dengan tenggang waktu ≥ 24 jam Dikumpulkan ≤14 hari sejak lumpuh Tiap spesimen berukuran cukup (8–10 g) atau sebesar 1 ruas ibu jari orang dewasa. Dikemas dengan baik dan dikirim dalam specimen carrier dengan suhu 2 - 8ºC Tiba di Lab dalam waktu 3 hari Tiba di lab dalam keadaan baik P O L I O 22
Spesimen Tinja yang Adekuat 2 Sp dengan interval 24 – 48 Jam: exkresi virus dipengaruhi oleh peristaltik usus/ intermitten (selang-seling) Dalam 14 hari sejak lumpuh: kemungkinan terbesar mendapatkan virus 8 gr: jumlah minimal untuk dapat diproses di lab Suhu 2 – 8 oC: suhu optimal untuk virus hidup. Tiba di Lab dalam 3 hari: kekuatan specimen carrier untuk mempertahankan suhu Tiba di lab dalam keadaan baik: Kering: pernah terpapar lama dg udara luar Bocor: kontaminasi, mengurangi volume Tidak dingin: suhu tidak optimal
Polio Risk Assessment Indonesia, 2016 SUMUT berisiko sedang Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah Published 8 March 2017
Capaian Indikator Surveilans AFP Sumatera Utara, Tahun 2012 - 2017 Non Polio AFP minmal 2 per 100.000 penduduk usia <15 tahun Persentase Spesimen Adekuat minimal 80% Data as of 6 Maret 2017
Capaian Indikator Surveilans AFP berdasarkan Kabupaten/Kota Sumatera Utara, 2014 - 2016 ? ? ? ? ? ? ? ? Indikator Surveilans AFP: Non Polio AFP minmal 2 per 100.000 penduduk usia <15 tahun Persentase Spesimen Adekuat minimal 80% ? Performa surveilans lemah Data as of 16 February 2017
Capaian Indikator Surveilans AFP berdasarkan Kabupaten/Kota Sumatera Utara, 2014 - 2016 ? ? ? ? ? ? ? ? ? Indikator Surveilans AFP: Non Polio AFP minmal 2 per 100.000 penduduk usia <15 tahun Persentase Spesimen Adekuat minimal 80% ? Performa surveilans lemah Data as of 16 February 2017
Capaian Indikator Surveilans AFP berdasarkan Kabupaten/Kota Sumatera Utara, 2014 - 2016 ? ? ? ? ? ? ? ? ? Indikator Surveilans AFP: Non Polio AFP minmal 2 per 100000 penduduk usia <15 tahun Persentase Spesimen Adekuat minimal 80% ? Performa surveilans lemah Data as of 16 February 2017
Penemuan Kasus AFP dalam 3 Tahun Terakhir Sumatera Utara, 2014 - 2016 Kota Tebing Tinggi Simalungun Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Gunungsitoli Nias Utara Tidak menemukan kasus dalam 3 tahun terakhir Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Deli Serdang Langkat Asahan Tapanuli Selatan Dairi Toba Samosir Mandailing Natal Humbang Hasundutan Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Nias Barat Kota Tanjung Balai Kota Binjai Kota Padangsidimpuan Tapanuli Tengah Padang Lawas Labuhan Batu Utara Labuhan Batu Selatan Kota Medan Karo Labuhan Batu Tapanuli Utara Nias Samosir Strategi penemuan Kasus AFP: Surveilans Aktif Rumah Sakit (SARS) mingguan, bagi yang tidak melakukan SARS, dilakukan HRR (Hospital Record Review (HRR) setiap 3 atau 6 bulan sekali Kelola sesuai SOP Surveilans AFP Advokasi kepada dokter spesialis
Persentase Klasifikasi AFP Sumatera Utara, 2016 Penulisan Diagnosis yang salah Gejala Klinis yang sering ditulis pada diagnosa , tetapi SALAH: Paraparese/Paraplegi Monoparese/Monoplegi Tetraparese/Tetraplegi Hemiparese AFP
HASIL KEGIATAN SURVEILANS AFP TAHUN 2013 s/d 2016 TARGET KASUS JUMLAH KASUS YANG DILAPORKAN Non Polio AFP RATE SPESIMEN ADEKUAT (≥2/100.000 anak usia <15 th) 2013 90 92 2,04 83,3% 2014 102 2,26 95% 2015 98 2,18 75% 2016 95 2,11 100%
Hasil Kegiatan Surveilans AFP Lanjutan …… HASIL KEGIATAN SURVEILANS AFP % NPEV (NON POLIO ENTROVIRUS) Tahun 2013 NPEV ditemukan sebesar 12 dari 91 kasus (13,1%), pada Tahun 2014 NPEVditemukan dari 14 kasus dari 102 kasus yang diperiksa (13,7%) dan sampai Agustus 2015 NPEV yang ditemukan sebesar 11 kasus dari 98 kasus yang diperiksa (11,2%). LAPORAN (ZERO REPORT) PUSKESMAS: - Kelengkapan (completeness) laporan dari target ≥ 90% belum tercapai yaitu pada tahun 2013 (5,4%), tahun 2014 (45 ,8%) dan tahun 2015 (61,5%) - Ketepatan waktu (timeliness) laporan dari target ≥80% masih belum tercapai yaitu pada tahun 2013 ( 5,2 % ), tahun 2014 (45,0% ) dan tahun 2015 (61,5%)
TAHUN % NPEV ZERO REPORT KELENGKAPAN (>90%) KETEPATAN (>80%) 2013 13,1 5,4 5,2 2014 13,7 45,8 45 2015 11,2 61,5 2016 12,6 27,5 25,7
Proporsi kasus AFP berdasarkan kelompok umur
Surveilans Campak
SURVEILANS CAMPAK INDIKATOR : Rate ks Non campak secara nasional : ≥ 2/100.000 populasi Ks Tersangka campak yang diperiksa IgM : ≥ 80 % Specimen Adequat untuk pemeriksaan IgM: ≥ 80 % Spesimen adekuat untuk pemeriksaan Virology : ≥ 80
CAPAIAN KASUS CAMPAK PROV. SUMUT TAHUN 2013 s.d 2016 TARGET KASUS JUMLAH KASUS YANG DILAPORKAN RATE FREKUENSI KLB (≥2/100.000) 2013 278 74 0,51 2 2014 150 1,04 10 2015 105 0,73 7 2016 186 1,34 8
FREKUENSI KLB CAMPAK DI PROV. SUMUT TAHUN 2013 s.d 2016
KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR DI PROV. SUMUT
KASUS CAMPAK BERDASARKAN STATUS IMUNISASI TAHUN 2013 s.d 2015
SURVEILANS TETANUS NEONATORUM
SURVEILANS DIFTERI
KASUS DIFTERI di PROV. SUMUT TAHUN 2013 s.d 2016 Kab/Kota Frekuensi Jlh Kasus Meninggal 2013 NIHIL 2014 Batubara 3 D. Serdang 1 T. Balai 2015 2016 Madina Samosir P. Sidimpuan 2
Terima Kasih