UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI 2014 - 2015 PERTEMUAN KE V UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI 2014 - 2015
MANAJEMEN KRISIS Kemampuan to memahami & melakukan koordinasi ats smua strategi Proses lanjutan lakukan identifikasi smp tahap evaluasi Wujudnya melalui proses, menekan pasar, mensiasati kesempatan, mengelola reputasi Antisipasinya melalui analisas, interpretasi opini, , sikap, serta pengaruh thd publik
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KRISIS Identifikasi isu & trend Prediksi efek isu & menyusun prioritas Menjadikan prioritas isu untuk melakukan suatu desain mankris Melakukan desain tindakan & meresponhasilnya Membantu mencari solusi
Elemen manajemen isu Seleksi isu Mencari kesempatan keluar dari ancaman Pertimbangkan pelaksanaannya Keterlibatan top level manajemen
Tahap Penanganan isu Identifikasi isu yg terkait Dgn riset opini publik, peta pencitraan, Analisa positioning & pembatasan isu ditengah publik Menjelaskan variasi strategi yang dilakukan Menyiapkan krisis center, spoke person, & unofficial spoke person Melakukan tindak komunikasi secara continu kemudian mampu mempengaruhi persepsi isu Lakukan evaluasi perkembangan isu & target
Tahapan proses isu thd konseling 1. Mengupayakan Intervensi Segera 2. Teknik: Reassurance 3. Mengambil Tindakan 4. Mengembalikan Keseimbangan 5. Membantu Mengembangkan Harapan dan Kemungkinan Positif 6. Memberikan Dukungan
PROSES KONSELING KRISIS 1. Mengupayakan Intervensi Segera Crisis dapat diartikan dalam keadaan “bahaya”; suatu kondisi kacau yang dialami klien atau suatu tingkat distress yang tinggi. Orang yang sedang krisis umumnya tidak dapat menahan stress-nya dalam jangka waktu lama. Mereka butuh intervensi segera.
2. Teknik: Reassurance Dalam fase ini, penting untuk memberikan teknik dukungan untuk mengurangi kecemasan, rasa bersalah, ketegangan, dan memberikan dukungan emosi. Usaha-usaha ini dalam rangka mengupayakan kembali keseimbangan mereka
3. Mengambil Tindakan Orang yang dalam keadaan krisis cenderung berperilaku termangu-mangu; bingung; oleh karena itu perlu mengarahkan mereka ke perilaku yang berarti dan bertujuan. Tahap ini bukan waktu yang tepat untuk meminta mereka mengisi kuesioner, memberikan tes psikologi atau mengeskplorasi riwayat hidup mereka. Konselor perlu aktif dan berpartisipasi terhadap masalah klien. Mendengarkan adalah hal yang sangat penting dalam mengumpulkan informasi. Penting: ketrampilan berkomuniksi; mempertimbangkan persepsi, memperhatikan perasaan klien.
4. Mengembalikan Keseimbangan Tahap ini bukan untuk mengubah kepribadian namun mengembalikan keseimbangan klien dan menghindari/mencegah kondisi yang lebih buruk. Cara: memperhatikan informasi-informasi yang klien berikan dan menunjukkan kemampuan- kemampuan/kekuatan dirinya.
5. Membantu Mengembangkan Harapan dan Kemungkinan Positif Karena orang yang krisis merasa tak berdaya dan tak punya harapan, penting untuk membantu mereka menumbuhkan harapan. Jangan beri mereka janji-janji, namun dorong mereka untuk mengatasi masalahnya. Keyakinan konselor terhadap kemampuan klien untuk mengatasi masalahnya adalah penting!!
6. Memberikan Dukungan Intervensi krisis meliputi pemberian dukungan. Awalnya, mungkin kita sebagai konselor adalah satu-satunya orang yang memberikan dukungan itu. Namun klien perlu diajak untuk mengembangkan jaringan dukungan dari orang lain juga misalnya: sahabat, orang tua dan sebagainya.
7. Fokuskan Pada Problem Solving Problem solving merupakan tulang punggung dari konseling krisis. Konselor dan klien mencoba menetapkan problem utama yang menyebabkan krisis, kemudian membantu klien merencanakan dan mengimplementasikan cara-cara tersebut.
Tugas e-learning Buatlah kasus terkait manajemen krisis dan analisis dengan menggunakan tahapan penanganan isu, yang tertera di slide atas. 1. buat dalam bentuk paper sebanyak 2 – 3 hlmn. 2. tulis dalam bentuk times new roman, dengan ukuran 2 spasi, dan jangan lupa tampilkan daftar pustka. 3. dikumpul paling lambat tanggal 16 oktober 2015, diruang TU. 4. jika terlambat tidak akan di beri nilai nilai.