SIFAT PERMUKAAN TEGANGAN ANTAR MUKA EMULSI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LEMAK DAN MINYAK.
Advertisements

Ekstraksi dengan Pelarut
PENYERAPAN-PENGALIRAN DAN KEHILANGAN AIR
Air Wideliaikaputri.lecture.ub.ac.id.
EMULSIFIER OLEH: NADIA RACHMAWATY ( ) NURWACHIDA ( )
LEMAK DAN MINYAK Ratih Yuniastri.
PENGUJIAN SIFAT FISIK EMULSI
PENGUJIAN SIFAT FISIK EMULSI
MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/SEMESTER : XII /GANJIL
Bab III Zat dan Wujudnya.
KOEFISIEN PENYEBARAN Kerja adhesi :
Kristalisasi.
Kristalisasi.
ISOLASI MINYAK ESSENSIAL
AKADEMI FARMASI JEMBER
By Vera Amalia, S.Si, Apt. EMULSI. SOAL No. 31 Bahan berikut dapat digunakan sebagai pengawet dalam pembuatan emulsi..... a. Asam sitrat b. Asam gallat.
Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
TEGANGAN PERMUKAAN SIFAT CAIRAN : volume tetap
KD II SISTEM KOLOID.
TEGANGAN ANTAR MUKA lanjutan...
DEMULSIFIKASI, CREAMING DAN INVERSI
Zat dan Wujudnya.
KOLOID.
Larutan.
FLUIDA.
Larutan.
VISKOSITAS CAIRAN NEWTONIAN DAN NON NEWTONIAN
EMULSI PANGAN Dr. Ir. Ani Suryani, DEA.
Kristalisasi.
DASAR TEORI dan Petunjuk praktek Kuliah lapang I (2014) VCO dan Nektar buah Astuti Setyowati.
Mengenal Lebih Dekat Minyak Buah Kelapa Sawit
PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN
VOLUME, DENSITAS BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia SMK
Oleh : ASTUTI SETYOWATI
SIFAT PERMUKAAN Deterjen Buih.
KOLOID.
ASS. WR. WB.
EMULSIFIER TEKNOLOGI EMULSI Oleh : Ani Suryani
VOLUME, DENSITAS, BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
KESTABILAN KOLOID.
SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN.
KESETIMBANGAN KIMIA.
ZAT DAN WUJUDNYA.
VOLUME, DENSITAS BAHAN PADAT DAN CAIR SERTA POROSITAS
SIFAT PERMUKAAN Wettability dan Solubility
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum.
LARUTAN ELEKETROLIT DAN NON ELEKTROLIT
SIFAT-SIFAT KOLOID SEL
Sodium Lauryl Sulfat An Ionik Surfaktan
TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK
PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID
Air Aris Fitridiana IX F 04.
Materi Empat : KESETIMBANGAN KIMIA.
Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Minyak Goreng
Fenomena Antar Muka Agustoni Pujianto, M.Pd..
MEKANIKA FLUIDA Sifat – sifat Fluida.
Koefisien Partisi Suatu zat terlarut ditambahkan kedalam campuran pelarut yang saling tidak bercampur, zat terlarut tersebut mendistribusikan dirinya sendiri.
Koloid Ali.
Ahmad Farih Azmi, S.Kep., Ns, M.Si. Pengantar Kimia Farmasi.
LEMAK DAN MINYAK.
Materi Empat : KESETIMBANGAN KIMIA.
FENOMENA ANTAR PERMUKAAN
KOLOID.
4/26/2019Lemak dan Minyak, By Mursalin1 PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP KOMPOSISI MINYAK DAN LEMAK A. EKSTRAKSI Ekstraksi tidak berpengaruh thd komposisi.
OLEH: MIFTAHUL JANNAH NURDIYATI. Pendahuluan Kristalisasi merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, dimana terjadi perpindahan massa (mass.
AIR*) DAN TUMBUHAN *) 90 – 95 % tumbuhan adalah air.
PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK.
LIPIDA Kelompok 1 Lindiya Ulva Bayu Veldianza Cindy Hayu L Elma Nabela.
Transcript presentasi:

SIFAT PERMUKAAN TEGANGAN ANTAR MUKA EMULSI

TEGANGAN ANTAR MUKA Interfacial Tension Terjadi pada 2 macam cairan yang tidak dapat bercampur (tidak saling melarutkan) Rumus = Tegangan antar muka v = volume 1 tetes 1 = Densitas cairan yang lebih berat 2 = Densitas cairan yang lebih ringan r = Radius pipa kapiler Fc = Faktor koreksi g = Gaya gravitasi

Nilai tegangan antar muka antara air dengan cairan lain Komponen Temp (°C)  (mNm-1) N-heksan 20 51,1 Merkuri 375,0 Minyak kelapa 25 12,8

Sistem zat pengemulsi-penstabil Adanya zat pengemulsi dapat menurunkan tegangan antar muka air dan minyak sampai < 10 mNm-1  emulsi stabil Tegangan antar muka antara minyak biji palma dan air yang mengandung sistem zat pengemulsi-penstabil pada es krim. Sistem zat pengemulsi-penstabil  (mNm-1) Air – MBP 30 Air + 6% gliserol monostearat - MBP 4,2 Air + 6% GMS + 0,1% kasein – MBP 1,8 Air + 1% lesitin – MBP 4,8

KERJA ADHESI dan KOHESI (a) : Kerja adhesi (b) : Kerja Kohesi Kerja Kohesi : Kerja untuk memisahkan cairan murni Kerja Adhesi : Kerja untuk memisahkan 2 cairan yang tidak dapat bercampur

AB WAB = A + B - AB WAB = Kerja adhesi A = Tegangan antar muka A B = Tegangan antar muka B AB = Tegangan antar muka A & B (awal) akhir AB Mempunyai harga antara A = B Mempunyai harga < A / B Dapat diturunkan dengan bahan aktif permukaan Bila = 0 : cairan dapat bercampur dengan sempurna

Kerja adhesi senyawa organik dan air WAB (mNm-1) Parafin Ester Asam lemak 36 – 48 73 – 78 90 – 100 Kerja Kohesi (WAA) WAA = 2  A

Spreading = S = Sebaran Gaya yang beraksi selama spreading cairan Jika minyak diteteskan pada air akan membentuk lensa (spreading) pada permukaan air

W > 0 + 0-W S = W0-W – W0-0 = W – (0 + 0-W) Jika lensa tipis : W > 0 + 0-W W = Tegangan antar muka air 0 = Tegangan antar muka minyak 0-W = Tegangan antar muka minyak dalam air Koefisien spreading (s) untuk minyak dalam air adalah perbedaan antara kerja adhesi dan kohesi minyak S = W0-W – W0-0 = W – (0 + 0-W) W0-W = Kerja adhesi minyak dalam air W0-0 = Kerja kohesi minyak

S Neg – tetap sebagai 1 titik pada permukaan air S Pos – penyebaran spontan (cairan meluas) sehingga ada peningkatan area antar muka minyak – air dan minyak – udara tapi ada penurunan area antar muka air udara.

Penggunaan sifat permukaan di laboratorium dan industri Penyerapan gas oleh zat padat : katalisator pada reaksi gas Penyebaran zat terlarut dari larutan : Menghilangkan zat warna dalam larutan gula (resin) Analisa khromatografi Bahan aktif permukaan deterjen.

EMULSI Fungsi zat pengemulsi Mencegah koalesensi (berkumpulnya globula lemak) Globula tetap kecil & seragam ukurannya Viskositas fase kontinu tinggi Film kuat Hydrophile – Lipophile balance (HLB) % berat gugus hidrofil terhadap gugus lipofil (hidrofob) dalam molekul zat pengemulsi.

Bahan pengemulsi dan nilai HLB – Tabel 6.10 Ionik : - K-oleat 20 - Na-oleat 18 Non ionik - Ester gliserol 2,8 - As. lemak sorbitol 14,9 – 15,9 polioksietilen Hidrokoloid (ionik) - Gum tragakan 11,9 - Untuk meningkatkan viskositas fase kontinu

Pemilihan zat pengemulsi berdasarkan HLB HLB 3 – 6 : Emulsi A/M < 9 : Lipofil 8 – 11 : Sedang 8 – 18  11 – 20 : Hidrofil Emulsi M/A Pengetrapan zat pengemulsi Nilai HLB Pengetrapan 7 – 9 Bahan wetting (pembasah) 13 – 15 Deterjen 15 – 18 Solubilizers (pelarutan)

Dispersibilitas Emulsifiers Nilai HLB Dispersibilitas dalam air 1 – 4 Nol (tidak ada) 3 – 6 Sedikit 6 – 8 spt. Air susu (tidak stabil) 8 – 10 spt. Air susu (stabil) 10 – 13 Translucent (jernih)/larutan > 13 Larutan jernih Emulsifiers campuran  Emulsi lebih stabil (HLB)M = mA (HLB)A + mB (HLB)B mA = mB : massa A & B

Cara Penentuan emulsi M/A atau A/M Emulsi A/M Dapat dilarutkan dalam air Konduktivitas listrik tinggi Larut dalam air berwarna Dapat dilarutkan dalam minyak Konduktivitas listrik rendah Larut dalam minyak berwarna Konsistensi berminyak

Cara Merusak Kestabilan Emulsi :  atau  temperatur termasuk pembekuan Pemisahan mekanis (dengan sentrifugal) + bahan kimia/enzim ( teg antar muka) Operasi antagonis (ditambah emulsifiers yang berlawanan)  HLB  sesuai

TUGAS : dikumpulkan 8 Januari 2016 saat kuliah Tuliskan fungsi zat pengemulsi (Tugas) Dalam pembuatan VCO pada prinsipnya adalah merusak emulsi santan kelapa. Bagaimana saja caranya dan mengapa demikian (Diskusi kolaboratif)