PESTISIDA ALAMI
PESTISIDA Insektisida Fungisida Herbisida Nematisida Akarisida Rodentisida Dll
INSEKTISIDA Insektisida (dalam arti yang luas): semua bahan kimia yang menunjukkan bioaktivitas pada serangga,termasuk: bahan penolak (repellent) penghambat makan (antifeedant/feeding deterrent) penghambat perkembangan (insect growth regulator/IGR) penolak/penghambat peneluran (oviposition repellent/deterrent)
APA KAITAN PERTANIAN DENGAN DENGAN PERANG???? Semua bahan kimia yang digunakan dalam pertanian berakar pada perang Pabrik pupuk dikembangkan dari pabrik bahan peledak yang kehilangan pasar setelah perang dunia berakhir Pestisida pada awalnya digunakan sebagai gas syaraf di kamp konsentrasi (dikenal sebagai Ziklon B, pestisida berbasis sianida) Agent orange (dioksin) yang dipakai dalam perang Vietnam menjadi herbisida
Masa keemasan insektisida sintetik sejak tahun 1950-an hingga 1970-an ternyata telah meninggalkan kenangan kelabu bagi linkungan dan makhluk hidup yang menghuninya. Banyak dampak negatif dari penggunaan insektisida sintetik yang kurang bijaksana Insektisida alami mencakup semua bahan insektisida yang berasal dari alam baik senyawa organik maupun anorganik Pembahasan dalam kuliah ini dibatasi pada bahan insektisida organik alami yang senyawa aktifnya meracuni dan/ atau mempengaruhi perilaku dan fisiologi serangga melalui interaksi kimia Senyawa aktif tersebut umumnya merupakan metabolit sekunder yang berperan melindungi organisme yang menghasilkannya terhadap serangan musuhnya
Sekarang terdapat 3 sumber insektisida alami yang penting dan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut, yaitu: - tumbuhan - mikro-organisme tanah (Streptomyces avermitilis dan Saccharopolyspora spinosa) - organisme laut (cacing laut Lumbriconereis heteropoda dan bunga karang Theonella swinhoei)
Sebelum insektisida sintetik banyak digunakan, ada 3 jenis insektisida dari tumbuhan (insektisida botani) yang telah diproduksi secara komersial dan digunakan secara luas untuk pengendalian hama di berbagai bagian dunia, yaitu sediaan berbahan aktif: - piretrin dari bunga Chrysanthemum cinerariafolium (piretrum) - nikotin dari daun Nicotiana spp (tembakau dan kerabatnya) - rotenon dari akar Derris spp. (tuba dan kerabatnya)
Selain ketiga sumber insektisida botani tersebut, lebih dari 500 jenis tumbuhan lain telah digunakan untuk pengendalian hama secara tradisional di tempat-tempat tertentu di wilayah dunia yang sedang berkembang Sejak awal tahun 1970-an, dunia pengendalian hama menyaksikan kembali minat dalam penelitian insektisida botani, dan sebagai contoh keberhasilan nyata dari upaya ini adalah pengembangan berbagai produk insektisida komersial dari biji mimba (Azadirachta indica, famili Meliaceae) Sebagian besar bahan baku sediaan mimba berasal dari India, karena di India tanaman mimba tumbuh secara alamiah dalam jumlah melimpah
Insektisida alami: pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam,berupa tumbuhan (insektisida nabati/botani), tanah, dan mikroorganisme laut Telah digunakan 3 abad yang lalu Tahun 1690: Petani di Perancis menggunakan perasan daun tembakau untuk mengendalikan hama kepik. Tahun 1800: Bubuk piretrum digunakan orang Parsi untuk mengendalikan kutu Tahun 1848: Derris digunakan untuk di Kawasan Asia Sejak ditemukan DDT tahun 1939, pestisida nabati sedikit demi sedikit ditinggalkan dan petani beralih ke pestisida kimia.
Insektisida nabati: insektisida yg bahan dasarnya berasal dari tumbuhan/ tanaman Bioinsektisida /Insektisida mikrobial, insektisida yang berasal dari mikroorganisme, contoh: Bacillus thuringiensis (BT), telah diformulasikan dengan merek dagang Thuricide, Dipel, Florbac dll
Contoh-contoh Nimba, mindi, krisan,tembakau dll. Streptomyces avermitilis,Saccharopolyspora spinosa Lumbriconereis heteropoda (cacing laut) Bunga karang (Theonella swinhoei)
Biopestisida
Pestisida nabati/botani
Pestisida botani: Setiap bahan kimia dari tumbuhan yang dapat mengakibatkan satu atau lebih pengaruh biologi terhadap OPT dan memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengendalian OPT
KEUNTUNGAN: Mudah terurai (biodegradable) di alam Tidak mencemarkan lingkungan Relatif aman terhadap manusia dan ternak Dapat membunuh hama dan penyakit Mudah diaplikasikan oleh petani Melestarikan plasma nutfah/usaha budidaya Dapat dipadukan dengan komponenlain dari PHT Beberapa jenis dapat disiapkan sendiri oleh petani
KELEMAHAN: Tidak dapat langsung mematikan target yaitu serangga hama Effektivitasnya tergantung dari bahan tumbuhan yang dipakai Efek residu yang pendek berarti efektivitasnya terbatas Persistensi yang singkat, artinya aplikasi harus dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi mahal, atau tidak praktis Membutuhkan bahan kasar (raw material) yang sangat banyak, terutama jika hendak diekstraksi, karena kandungan bahan insektisidalnya umumnya sedikit atau rendah (tanpa ekstraksi efektivitas bahan menjadi rendah)
Pemicu kebangkitan minat terhadap pestisida botani Dampak negatif dari pestisida sintetik Meluasnya penerapan konsep PHT Berkembangnya pertanian organik Upaya pelestarian lingkungan Perjanjian perdagangan internasional (Sanitary & Phytosanitary Measures) yang membatasi kadar residu pestisida pada produk ekspor/ impor
2.000 jenis tumbuhan mempunyai sifat-sifat insektisidal KRITERIA INSEKTISIDAL: Mudah dibudidayakan Tanaman tahunan (tidak perlu ada penanaman kembali sesudah diambil bahan mentahnya) Tidak menjadi gulma Mudah diproses Mempunyai nilai ekonomis tambahan misalnya sebagai tanaman pangan, tanaman obat, tanaman pakan atau tanaman industri
BAHAN AKTIFnya dapat berasal dari bagian tumbuhan: Akar, Umbi Daun Batang Bunga Buah DIOLAH menjadi bahan mentah berbentuk: Tepung Ekstrak (Resin) Abu (bagian tumbuhan dibakar dulu)
Kategori insektisida botani Insektisida botani dalam arti sempit (bahan kimia beracun): - Racun syaraf: piretrin dari bunga piretrum, nikotin dari tembakau, pipersida dari Piperaceae - Racun respirasi: rotenon dari akar tuba dan skuamosin dari biji srikaya - Penghambat fungsi hormon serangga (IGR) azadirahtin dari biji mimba Zat penghambat makan: salanin dari mimba, limonin dari kulit jeruk Zat pengusir: senyawa terpenoid dari Asteraceae Zat pemikat: metil eugenol dari selasih Zat pemandul: β-asaron dari jeringau
INSEKTISIDA BOTANI BERFUNGSI SEBAGAI: Repellent, penolak kehadiran serangga. Biasanya baunya menyengat sehingga mencegah serangga meletakkan telur serta menghentikan proses penetasan telur Antifeedant, mencegah serangga memakan tanaman Racun syaraf Attractant, memikat kehadiran serangga tetapi sebagai perangkap
Sejak tahun 1970-an disebut bahwa sumber insektisida botani yang potensial dari tanaman famili: yang terdapat di Indonesia antara lain: Meliaceae (contoh: mindi Melia azedarach, suren, culan Aglaia, odorata, A. aungustifolia, A. elliptica, A. harmsiana, A. odoratissima, Dysoxylum mollissimum dan Trichilia trijuga - Ekstrak tanaman Meliaceae lebih bersifat racun perut daripada kontak racun perut - memiliki aktivitas penghambat makan (antifeedant) dan/atau penghambat perkembangan yang akhirnya dapat menyebabkan kematian
Annonaceae contoh srikaya Annona squamosa, buah sabrang A. glabra, buah nona A. reticulata, sirsak A. muricata - Ekstrak biji sirsak kurang aktif dibandingkan ekstrak biji srikaya dan buah nona sabrang - Memilik efek kontak yang cukup baik terhadap serangga dari ordo Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera dan Diptera
Piperaceae Asteraceae biji lada Piper nigrum bahan aktif memiliki efek racun perut dan racun kontak Asteraceae - yang paling terkenal adalah piretrum , ekstrak bunganya memiliki efek racun kontak yang cukup cepat dan juga bersifat sebagai racun perut - umumnya famili Asteraceae bersifat sebagai repellent, antifeedant dan/atau penghambat perkembangan serangga - Betina Crocidolomia binotalis tidak mau bertelur pada tanaman yang disemprot ekstrak daun kenikir Cosmos caudatus
Bagian mana dari tanaman sebaiknya digunakan??? Umumnya bahan tanaman yang paling aktif adalah bijinya (bila tanaman tersebut dapat berbuah di Indonesia), kemudian diikuti kulit batang dan ranting, sedangkan daun biasanya paling tidak aktif.
Pencarian bahan insektisida alami Pengujian sejumlah besar tumbuhan/organisme lain yang dipilih secara acak Contoh sifat insektisida tanaman Ryania speciosa didptkan melalui pengujian 2500 jenis tumbuhan 2. Penapisan senyawa aktif dlm tumbuhan/organisme lain berdasarkan penggunaannya dlm pengendalian hama secara tradisional Contoh: Azadirachtin diisolasi dari tanaman nimba yang telah lama digunakan untuk pengendalian hama di gudang/di lapangan di Pakistan
Contoh: pinang yang digunakan untuk mengobati kutu kepala 3. Pengujian sifat insektisida tumbuhan/organisme lain berdasarkan penggunaan sebagai obat tradisional Contoh: pinang yang digunakan untuk mengobati kutu kepala 4. Pengujian insektisida jenis tumbuhan /organisme lain yang sekerabat Contoh: mindi sekerabat dengan nimba biji srikaya sekerabat dengan biji sirsak
5. Pengujian insektisida dari tumbuhan/organisme lain berdasarkan pengamatan ekologi Contoh: tanaman ki pait tidak terserang oleh hama sedangkan tanaman lain di sekitarnya digunduli oleh hama ulat grayak
Pendekatan manapun yg digunakan untuk mendapatkannya sebaiknya: Konsentrasi yang digunakan kurang dari 0,5 % jika menggunakan pelarut organik Kurang dari 5 ppm jika menggunakan senyawa murni Kurang dari 50 g (biji), 100 g (daun) bahan tanaman / liter air yang menggunakan ekstrak sederhana
Aktivitas biologi insektisida nabati 1. Penghambat/penolak makan (Antifedant) Contoh: famili tanaman Zingiberaceae, Meliaceae, Solanaceae, Annonaceae 2. Penolakan peneluran Contoh: Annonaceae 3. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan Contoh: Aglaia sp. 4. Efek kematian Contoh: krisan, tembakau, tuba, dll.
THANK YOU