UPAH, PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA Dr. Ir. Edy Priyono Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis UI Dan Peneliti Pusat Kajian Kebijakan Publik “AKADEMIKA” Email: edypri@akademika.or.id HP: 08161852430 Disalin oleh Djoko Sajono
Siapa pekerja di Indonesia? – Data 2014 No Status Jumlah (juta) Persen 1 Berusaha sendiri 20,5 17,9 2 Berusaha dibantu buruh tdk tetap/tdk dibayar 19,3 16,8 3 Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 4,2 3,6 4 Buruh/Karyawan/Pegawai 42,4 37,0 5 Pekerja bebas pertanian 5,1 4,4 6 Pekerja bebas non pertanian 6,4 5,6 7 Pekerja keluarga tidak dibayar 14,7 TOTAL 114,6 100,0 Pekerja di Indonesia tidak identik dengan buruh/karyawan formal. Sebagian besar (59,4%) merupakan pekerja (termasuk pengusaha) informal.
Konsep Kesejahteraan Penghasilan/upah (pendapatan dari bekerja) Non labor income (pendapatan BUKAN dari bekerja, mis:: transfer, bunga simpanan) Tabungan Akumulasi asset Kebutuhan pokok/dasar Kebutuhan lain KONSUMSI PENDAPATAN (INCOME) Implikasi: Ada perbedaan dalam pengukuran kesejahteraan (penghasilan, pendapatan, konsumsi, atau asset/tabungan)
Konsep upah Upah adalah penghasilan pekerja yang bekerja pada orang lain (majikan/pengusaha) Penghasilan pekerja lain (bukan buruh): sewa, bunga, keuntungan/profit profit kesejahteraan produktivitas upah
Upah layak atau upah yg adil? Upah yang adil: Upah yang sesuai dengan kontribusi buruh Upah yang layak: Upah yang memenuhi kebutuhan buruh untuk hidup layak terkait dengan non labor income & konsumsi (gaya hidup) Upah yang adil belum tentu layak, upah yang layak belum tentu adil Tercapai atau tidaknya kondisi upah yang adil tergantung pada struktur pasar tenaga kerja.
Struktur pasar TK & upah yang adil Pasar TK Kompetitif: Posisi pengusaha & buruh seimbang Upah = produktivitas upah yang adil Pasar TK Monopsonistik: Posisi pengusaha lebih kuat daripada buruh Upah < produktivitas ada eskploitasi (oleh pengusaha kepada buruh) Pasar TK Monopolistik: Posisi buruh lebih kuat daripada pengusaha Upah > produktivitas hanya bisa terjadi dalam jangka pendek, karena dalam jangka panjang usaha akan bangkrut
Bagaimana struktur pasar TK dalam kenyataan? Skala makro: Thomas Piketty, dalam buku “Capital in the Twenty-First Century” berdasarkan analisis data 20 negara, menyimpulkan bahwa sejak sangat lama para pengusaha (pemilik aset) menikmati hasil investasi yang lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi yang dinikmati orang secara keseluruhan. Skala mikro: Banyak pengusaha yg gaya hidupnya “tidak sesuai” dengan kesejahteraan pekerjanya Ada indikasi sangat kuat bahwa Pasar Monopsonistik merupakan sebuah gejala umum Dampaknya: Upah < Produktivitas
Bagaimana meningkatkan kesejahteraan pekerja? Tingkatkan penghasilan pekerja, terutama: Pengusaha informal (pengusaha mandiri & pengusaha dibantuk buruh tdk tetap atau tdk dibayar) berkaitan dengan pekerja keluarga tidak dibayar Buruh/karyawan/pegawai Peningkatan non-labor income (pendapatan bukan dari bekerja) Pengurangan beban konsumsi rumah tangga (biaya hidup)
Ad1a. Bagaimana meningkatkan penghasilan pengusaha informal (beserta pekerjanya)? Jangan dilenyapkan! Juga jangan dibiarkan semaunya! Secara bertahap, dorong menjadi formal Mulai dengan usaha yang menetap Temukan “win-win solution”, mis: Untuk sektor perdagangan & jasa: diberi tempat, tetapi tidak boleh menetap (selesai berdagang pulang); Ada kewajiban menjaga kebersihan lingkungan; Ada pengaturan waktu berdagang Untuk sektor industri, rumah makan, dsb: Beri lokasi khusus dengan status sewa yang jelas; Ada kewajiban menjaga kebersihan lingkungan Untuk semua: Lindungi dari pungutan liar oleh oknum & preman Dalam hal ini, Perpres 98/2014 tentang Izin Usaha Mikro dan Kecil merupakan sebuah langkah maju
Ad1b. Bagaimana meningkatkan penghasilan buruh/karyawan? Dorong peningkatan produktivitas Arahkan struktur pasar tenaga kerja ke kondisi Pasar Kompetitif (ada keseimbangan posisi tawar antara buruh dengan pengusaha). Mis: SP di tingkat perusahaan, keterbukaan informasi melalui hak pembelian saham oleh SP Tanpa perbaikan struktur pasar, peningkatan produktivitas memang bisa meningkatkan penghasilan/upah buruh, tapi pada saat yang sama eksploitasi oleh pengusaha akan meningkat
Apakah Upah Minimum Kunci Penghasilan Buruh? Secara konseptual, upah minimum merupakan jaring pengaman (safety net), bukan untuk kesejahteraan pekerja secara umum ada perbedaan antara upah minimum dengan upah Upah minimum merupakan domain pemerintah, sedangkan upah merupakan domain pengusaha dan buruh Jadi, yang terpenting sebenarnya adalah struktur dan skala upah di tingkat perusahaan mengakomodir pendidikan, kinerja, kondite, beban kerja, dsb Kalau struktur dan skala upah tidak ada, maka ada kecenderungan upah minimum menjadi upah efektif
Di tingkat perusahaan: Upah rendah belum tentu menguntungkan, upah tinggi belum tentu merugikan Teori Upah Efisiensi: Dipraktikkan oleh Ford pada tahun 1914 upah dinaikkan menjadi 2x lipat perusahaan sejenis Pada saat yang sama, aturan kerja diperketat. Yang tidak bekerja dengan baik langsung dipecat Dampaknya: Banyak yg ingin bekerja di Ford Ford mendapatkan orang-orang terbaik sbg pekerja Pekerja bekerja dg baik, karena takut dipecat Kalau dipecat tidak ada perusahaan dg gaji sebesar Ford
Bagaimana dengan PP 78/2015? Dua hal penting dalam PP 78/2015: Penetapan upah minimum (provinsi & kab/kota) Struktur dan skala upah Dalam penetapan upah minimum: UM tetap berbasis KHL KHL dihitung setiap 5 tahun oleh BPS Kenaikan per tahun didasarkan pada inflasi & pertumbuhan ekonomi (PDRB) Terkait struktur dan skala upah: Wajib dimiliki oleh perusahaan Mengakomodir golongan, masa kerja, pendidikan dan kompetensi Secara umum sudah “on the right track”. Pertanyaan BESAR-nya adalah bagaimana menegakkan aturan ttg struktur dan skala upah di tingkat perusahaan
Ad2. Peningkatan non labor income Bentuk paling umum: Subsidi/bantunai tunai Perlu dikaitkan dengan pekerjaan Prioritas pemberian bantuan tunai: Pekerja miskin (sudah bekerja, tetapi penghasilannya tidak mencapai garis kemiskinan) Bantuan tunai diberikan untuk menutup kekurangan tsb Rumah tangga/individu miskin yang benar-benar tidak mampu bekerja
Ad3. Pengurangan biaya hidup Jaminan sosial dan kesehatan bagi pekerja Tantangan terbesar: Bagaimana untuk pekerja informal? Keselamatan dan kesehatan kerja di tingkat perusahaan Berbagai fasilitas dalam bentuk barang/layanan bagi pekerja Layanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkai bagi semua penduduk