SIFAT FISIK DAN KIMIA KULIT
SIFAT FISIK KULIT Sifat fisik dapat diartikan dalam dua versi, yakni : (1) Kekuatan fisik dan Struktur jaringan, …………..dimana kedua sifat ini mempunyai hubungan (korelasi) yang sangat erat. Secara umum sifat fisik didefinisikan : sebagai ketahanan kulit terhadap pengaruh-pengaruh luar, antara lain pengaruh mekanik, kelembaban dan suhu luar. Kekuatan fisik pada kulit ditentukan oleh struktur jaringan dan komposisi kimia yang menyusun kulit tersebut
Penentu kekuatan fisik dan struktur jaringan pada kulit : Diameter fibril, diameter serabut, tebal dan tipisnya berkas serabut, sudut jalinan, tebal atau tipisnya kulit (mentah, awetan maupun tersamak).
Komposisi kimia pada kulit yang berpengaruh terhadap kekuatan fisik : kandungan hidroksiprotein (kadar protein kolagen) banyak sedikitnya kadar protein globular. Kadar protein globular berpengaruh terhadap sifat kekakuan, baik pada kulit kering maupun kulit tersamak. kadar air dan Kadar lemak. (Kadar air dan lemak mempengaruhi tingkat kelemasan kulit yang telah disamak).
Pengujian sifat fisik kulit untuk mengevaluasi produk hasil kulit tersamak a. Kuat tarik (tensile strength). Hasil uji ini diukur dalam satuan kg/cm2 luas penampang melintang kulit, dimana pengujiannya dilakukan dengan menarik sampel kulit dari dua arah. Hasil pengujian ini biasanya dimanfaatkan salahsatunya untuk mengevaluasi produk kulit yang biasanya sering mendapatkan tarikan secara fisik, misalnya : ikat pinggang ataupun tali mesin jahit.
b. Kemuluran (elongated at break) b. Kemuluran (elongated at break). Hasil uji ini ditentukan dalam satuan persentase (%) yang proses pembacaanya dilakukan bersamaan dengan uji kuat tarik. Nilai kemuluran produk tersamak adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar terjadinya pertambahan panjang suatu produk kulit dari panjang awal saat mulai ditarik hingga akhirnya kulit yang ditarik tersebut terputus. Hasil pengujian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertambahan panjangnya maksimum dari kulit tersamak hingga terputus apabila kulit mendapat tarikan. Hasil pengujian ini biasanya dimanfaatkan untuk mengevaluasi produk-produk kulit yang memerlukan sifat mulur diantaranya : sarung tangan, sepatu, tas dan tali.
c. Kuat Letup. Hasil uji ditentukan dalam satuan kg/cm2 luas permukaan kulit. Pengujian ini biasanya diperuntukkan untuk menguji kulit yang akan digunakan sebagai bahan katup (seal), misalnya penggunaanya pada pompa air atau pompa tekan serta tempat duduk. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekuatan kulit samak dalam menahan beban atau tekanan yang berasal dari segala arah
d. Daya tekuk. Hasil uji ditentukan dalam satuan jumlah, yaitu suatu ukuran untuk menentukan berapakali sampel kulit yang diuji mampu tahan terhadap tekukan sebesar 180o, sampai tempat tekukan tersebut mengalami retak atau cacat. Pengujian daya tekuk biasanya digunakan untuk menguji kulit yang akan digunakan untuk bahan sepatu, tas lipat maupun dompet
e. Kuat aus. Hasil uji ditentukan dalam satuan jumlah gosokan perwaktu, yaitu ditentukan dengan menggosok sampel uji menggunakan alat yang sudah distandardisasi, dengan perhitungan berapa banyak jumlah atau tebal kulit yang aus/kali gosokan/waktu. Evaluasi ini digunakan untuk menguji kulit kualitas tersamak yang penggunaannya sering bersentuhan dengan benda lain seperti lantai atau tanah. Jenis sampel kulit yang diuji misalnya : kulit sol sepatu.