HIDROLOGI
RUN OFF (LIMPASAN) OLEH : NORHAYATI A1A513054 LIA YULIYANTI A1A513089 EKA HENDIANA SAFITRI A1A513245 DOSEN PEMBIMBING: Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si Dr. DEASY ARISANTY, M.SC
PENGERTIAN RUN OFF Limpasan (run off) merupakan salah satu bagian dari air hujan yang mengalir tipis diatas permukaan tanah. Air tersebut mmengalir ketempat yang lebih rendah dan kemudian bermuara ke Sungai atau danau atau waduk bahkan laut. Pada akhirnya air tersebut akan ter-evaporasi lagi.
Klasifikasi Run Off Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber : Aliran Permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di atas permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran langsung (direct runoff).Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju sungai dalam waktu singkat,sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi di bawah permukaan tanah.Aliran antara terdiri dari gerakan air dan lengas tanah secara lateral menuju elevasi yang lebih rendah. Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah permukaan air tanah ke elevasi yang lebih rendah yang akhirnya menuju sungai atau langsung ke laut.
Bila melihat berbagai jenis fluktuasi debit di sungai, sungai dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
Sungai Parennial Yaitu sungai – sungai yan kondisi akifernya sedemikian baik. sehingga baik selama musim hujan ataupun musim kemarau, masih dapat memberikan sumbangan aliran dasar kesungai ( sungai yang mempunyai aliran sepanjang tahun). Sungai tipe ini terjadi pada DAS yang sangat baik, misalnya masih berhutan lebat.
Sungai Ephemeral Adalah sungai yang mempunyai debit hanya apabila terjadi hujan yang melebihi laju infiltrasi. Permukaan air tanah selalu berada dibawah dasar sungai, sehingga sungai tidak menerima aliran air tanah, yang berarti tidak mempunyai aliran dasar. Dengan demikian di sungai hanya terdapat aliran pada saat terjadi hujan saja dan aliran hanya terdiri dari komponen saja yaitu limpasan permukaan dan mungkin aliran antara.
Sungai Intermitten Yaitu sungai yang keadaan akifer lebih buruk, sehingga pada saat musim kemarau tidak dapat memberikan sumbangan aliran dasar kedalam aliran sungai. elevasi muka air tanah berubah dengan musim. Pada saat musim penghujan muka air tanah naik sampai diatas dasar sungai sehingga pada saat tidak ada hujan masih terdapat aliran yang berasal dari dari aliran dasar. Pada musim kemarau muka air tanah turun sampai dibawah dasar sungai sehingga disungai tidak ada aliran.
Faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi 1. Tipe Tanah Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah, yang menentukan kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air untuk mengalir ke lapisan tanah yang lebih dalam. Porositas suatu tanah berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasi tertinggi dijumpai pada tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan tanah-tanah liat dan berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah.
2. Vegetasi vegetasi terhadap kapasitas infiltrasi tanah. Vegetasi yang rapat menutupi tanah dari tetesan air hujan dan mereduksi efek kerak-permukaan. Selain itu, perakaran tanaman dan bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan porositas tanah sehingga memungkinkan lebih banyak air meresap ke dalam tanah. Vegetasi juga menghambat aliran air permukaan terutama pada lereng yang landai, sehingga air mempunyai kesempatan lebih banyak untuk meresap dalam tanah atau menguap.
3. Kemiringan dan ukuran daerah tangkapan Aliran run off yang terjadi didaerah yang lereng lebih cepat bila dibandingkan dengan daerah yang landai. Hal seperti ini terjadi karena aliran air permukaan lebih lambat dan waktu konsentrasinya lebih panjang (yaitu waktu yang diperlukan oleh tetes air hujan untuk mencapai outlet daerah tangkapan air).
Elemen-elemen meteorologi Jenis presipitasi Intensitas curah hujan Lamanya curah hujan Distribusi curah hujan dalam daerah pengaliran Arah pergerakan curah hujan Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah Kondisi – kondisi meteorology. Elemen daerah pengaliran Kondisi penggunaan tanah Daerah pengaliran Kondisi topografi dalam daerah pengaliran Jenis tanah Faktor – faktor yang memberikan pengaruh.
Metode Pengukuran Debit Limpasan Menurut Soewarno (1991), pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung (direct) atau tidak langsung (indirect). Pengukuran debit dikatakan langsung apabila kecepatan alirannya diukur secara langsung dengan alat ukur kecepatan aliran. Berbagai alat ukur kecepatan aliran adalah sebagai berikut: Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung (floating method); Pengukuran menggunakan alat ukur arus (current meter); Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan zat warna (dillution method).
Menurut Sosrodarsono dan Tekeda (1993), dari cara-cara pengukuran debit di atas cara menghitung debit dengan pengukuran kecepatan dan luas penampang melintang yang paling sering digunakan adalah metode pelampung. Cara tersebut dapat dengan mudah digunakan meskipun aliran permukaan tinggi. Cara ini sering digunakan karena tidak dipengaruhi oleh kotoran atau kayu-kayuan yang hanyut dan mudah dilaksanakan.