“Understanding the Role of Global Governance”

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Contoh Kasus Kode Etik IEEE
Advertisements

The Group of Twenty Afrika Selatan Amerika Serikat Arab Saudi
DISCLOSURE AND TRANSPARENCY
PENGUNGKAPAN DAN TRANSPARANSI
Information Systems, Organizations, and Strategy
LABOR MARKET Kuliah 12. THE LABOR MARKET..1  When firms respond to an increase in demand by stepping up production : Higher production requires an increase.
Agile Software Development
Kedaulatan Negara di Ruang Udara dan di Ruang Angkasa
Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional FHUI 1 Copyright by Hikmahanto Juwana 2011(c)
Violation of children’s By: Brenda Bimantoro. My article Tanpa akta kelahiran hak asasi anak rentan dilanggar. Foto: Sgp Anak-anak jalanan yang tidak.
Positive Accounting Theory
PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM BIDANG EKONOMI DAN SOSIAL
Lingkungan Ekonomi Global Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA.
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
Standar Pelaporan Lap. Keu. Sesuai PABU
EKONOMI INTERNASIONAL I
PENYUSUNAN STRATEGI.
Pertemuan 07 Peluang Beberapa Sebaran Khusus Peubah Acak Kontinu
1 Minggu 10, Pertemuan 20 Normalization (cont.) Matakuliah: T0206-Sistem Basisdata Tahun: 2005 Versi: 1.0/0.0.
13 Akuntansi Biaya Activity Based Costing
Arafa Rizka Syaputra( ) Hidsal Jamil( ) Padel Aji Pamungkas( )
Introduction Chapter 3 – Three Pictures of the Church: 1.The Family 2.The Field 3.The Temple Chapter 4 – Three Pictures of the Minister: 1.A Steward (vs.
Introduction.  Proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan kebutuhan pelanggan secara menguntungkan  Pemasaran adalah proses.
Urban Tourism Travel and Tourism Lester B Pearson High School.
Kebijakan Pelaksanaan REDD
KONSEP ELECTRONIC GOVERNMENT
Pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial
Lingkungan Ekonomi Global
U.S NATIONAL DEFENSE STRATEGY
Kedaulatan Negara di Ruang Udara dan di Ruang Angkasa
SOCIAL WELFARE POLICY kebijakan kesejahteraan sosial
Software Engineering Rekayasa Perangkat Lunak
SKOPE EKONOMI POLITIK DAN PEMBANGUNAN
Pertemuan <<18>> << Penemuan Fakta(01) >>
Kerangka Konsep Karakteristik NGO
Positive Accounting Theory
Organizational Environment Analysis
W1. About Social Informatics
ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI Pertemuan 12
TUJUAN PERKULIAHAN Mengembangkan kemampuan dasar pengetahuan dan pengalaman dalam ekonomi warga negara Indonesia yang kreatif produktif berwawasan lokal,
Keanggotaan dan Basis Dukungan Partai
TUJUAN PERKULIAHAN Mengembangkan kemampuan dasar pengetahuan dan pengalaman dalam ekonomi warga negara Indonesia yang kreatif produktif berwawasan lokal,
 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (CERD) Dafri Agussalim.
EKONOMI INTERNASIONAL
Upaya Mengatasi Kecemasan dalam Menghadapi Masa Depan
SELLING SKILL FITB DIVISION.
Hubungan Penyelenggaraan Pemerintah Pusat dengan Daerah
Enhancing Decision Making
Emerging Business Start up ecosystem #CEOLecturerSeries2015
Tax Havens Christine, M.Int.Tax.
PERTEMUAN 3 PENGERTIAN & TINJAUAN SISTEM KEUANGAN
ROOT CAUSE ANALYSIS.
EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) KECAP ABC DI BANDAR LAMPUNG
SAHAM GRUP ASTRA PERIODE JULI 2009 S.D. MARET 2010
Automobile Manufacturing In G8 Countries, Trends To The Future: Ken Research.
How Can I Be A Driver of The Month as I Am Working for Uber?
Grow Your Social Media Communities
Rising Trends In The Asia Diisobutylene Industry Market Outlook: Ken Research.
Increase In The Demand For Chrome Steel Grinding Media Balls In Europe Market Outlook: Ken Research.
Extension in the context of rural development
pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan struktur
THE INFORMATION ABOUT HEALTH INSURANCE IN AUSTRALIA.
By Yulius Suprianto Macroeconomics | 02 Maret 2019 Chapter-5: The Standard of Living Over Time and A Cross Countries Source: http//
Website: Website Technologies.
ICT untuk kolaborasi internasional
A SHORT ESSAY OF CIVIL ENGINEERING BY : ALFATIHATU RAHMI CIVIL ENGINEERING ENGINEERING FACULTY ANDALAS UNIVERSITY PADANG.
1-1 Chapter 1 Charles P. Jones, Investments: Analysis and Management, Tenth Edition, John Wiley & Sons Prepared by G.D. Koppenhaver, Iowa State University.
ICT untuk kolaborasi internasional
Wednesday/ September,  There are lots of problems with trade ◦ There may be some ways that some governments can make things better by intervening.
Transcript presentasi:

“Understanding the Role of Global Governance” THE GROUP OF TWENTY : G-20 “Understanding the Role of Global Governance” By Dewi Triwahyuni

Mandat Pendirian: G-20 merupakan forum infomal yang berupaya mensukseskan diskusi yang terbuka dan konstruktif antara negara industri dengan negara pasar berkembang (emerging market) mengenai isu-isu penting yang berkaitan dengan stabilitas ekonomi global. G-20 bertujuan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan di dunia dengan memberikan kontribusi bagi penguatan arsitektur keuangan internasional dan menyediakan kesempatan bago dialog mengenai kebijakan nasional, kerjasama internasional, dan institusi keuangan internasional. un

Backgroud of G-20 The Group of Twenty (G-20) didirikan pada tahun 1999 sebagai respon terhadap krisis keuangan dunia di akhir 1990-an sekaligus mengadaptasi pertumbuhan negara-negara “emerging-market” yang selama ini tidak cukup terlibat dalam diskusi-diskusi ekonomi global. Pertemuan Inagurasi G-20 dilakukan di Berlin, pada 15-16 Desember 1999 yang diketuai oleh Jerman dan Mentri keuangan Kanada.

G-7/8 G-20 1998 1999 G-22 G-33

How does the G-20 differ from the G-7? G-7 berdiri pada tahun 1976 sebagai forum informal dari tujuh negara idustri ekonomi: canada, france, germany, Italy, Japan, UK dan USA. G-7 melakukan dialog dan menciptakan kesepakatan dalam isu-isu ekonomi yang berkaitan dengan kepentingan dasar negara-negara anggota tersebut. G-20 berdiri pada 1999, merupakan jembatan bagi engara industri dan berkembang. G-20 memliki derajat keterwakilan dan legitimasi yang sangat tinggi karena dilihat beberapa hal: geographical composition (members are drawn from all continents) large share of global population (two-thirds) world GNP (around 90 per cent) Adanya perbedaan tingkat pembangunan diantara negara anggota membuat konsensus diantara mereka menghasilkan impak yang sangat besar dibandingkan G-7.

KRITERIA KEANGGOTAAN : Tidak ada kriteria formal yang dibutuhkan dalam keanggotaan G-20 dan komposisi keanggotaan itu sendiri belum pernah berubah sejak G-20 didirikan. Berkaitan dengan tujuan dari G-20, maka salah satu hal yang sangat diperhatikan adalah bahwa negara atau sistem regional negara tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap sistem keuangan internasional. Aspek-aspek seperti keseimbangan geografis dan populasi juga menjadi bagian penting kriteria. Komitmen tinggi dan kontiunitas kinerja / aktivitas negara dalam kegiatan G-2- ini sangat diperhitungkan.

G-20 didirikan oleh para mentri keuangan dan gubernur bank sentral dari 19 Negara, yaitu: Argentina Mexico Australia Russia Brazil Saudi Arabia Canada South Africa China South Korea France Turkey Germany United Kingdom India United States of America Indonesia Italy Japan

Can all member countries exert equal influence? Konsensus merupakan prinsip yang utama dalam kegiatan G-20 dengan keleluasaan memberikan komentar, rekomendasi dan langkah-langkah untuk diterapkan. Tidak ada mekanisme vote (pengambilan suara) dan resolusi yang resmi atau bahkan kriteria ekonomi dalam pengambilan keputusan. Setiap member G-20 memiliki satu suara yang dapat aktif mereka gunakan dalam setiap kegiatan G-20. Dari beberapa poin ini kita bisa menilai bahwa setiap negara dapat memiliki pengaruh yang sama sesuai dengan komitmennya.

Struktur Organisasi: Tidak seperti isntitusi internasional yang lainnya seperti: Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), IMF or World Bank, G-20 (seperti juga G-7) tidak memiliki staf permanen. Ketua G-20 digilir diantara negara anggota, dan dipilih dari region yang berbeda setiap tahunnya. Ketua bertugas untuk mengatur putaran ketua selanjutnya. Ketua terpilih membangun sekretariat sementara untuk dipergunakan selama masa kepemimpinannya , yang dipakai untuk mengkoordinir kerja Group dan mengatur pertemuan-pertemuan serta memastikan keberlangsungan manajemen institusi selama setahun.

Ketua G-20 1999-2001 Canada 2002 India 2003 Mexico 2004 Germany 2005 China 2006 Australia 2007 South Africa 2008 Brazil 2009 United Kingdom 2010 Republic of Korea

G-20 Objectives The G-20 Finance Ministers were tasked from the Washington summit to take forward work in the following five areas; Strengthening transparency and accountability Enhancing sound regulation Promoting integrity in financial markets Reinforcing international cooperation Reforming the international financial institutions There is some overlap between the five areas and therefore to avoid duplication the G-20 has set up four working groups to take the work forward.  For more information visit G-20 Working groups .

Strengthening Transparency and Accountability: We will strengthen financial market transparency, including by enhancing required disclosure on complex financial products and ensuring complete and accurate disclosure by firms of their financial conditions. Incentives should be aligned to avoid excessive risk-taking.

Enhancing Sound Regulation: We pledge to strengthen our regulatory regimes, prudential oversight, and risk management, and ensure that all financial markets, products and participants are regulated or subject to oversight, as appropriate to their circumstances. We will exercise strong oversight over credit rating agencies, consistent with the agreed and strengthened international code of conduct. We will also make regulatory regimes more effective over the economic cycle, while ensuring that regulation is efficient, does not stifle innovation, and encourages expanded trade in financial products and services. We commit to transparent assessments of our national regulatory systems.

Promoting Integrity in Financial Markets: We commit to protect the integrity of the world’s financial markets by bolstering investor and consumer protection, avoiding conflicts of interest, preventing illegal market manipulation, fraudulent activities and abuse, and protecting against illicit finance risks arising from non-cooperative jurisdictions. We will also promote information sharing, including with respect to jurisdictions that have yet to commit to international standards with respect to bank secrecy and transparency.

Reinforcing International Cooperation: We call upon our national and regional regulators to formulate their regulations and other measures in a consistent manner. Regulators should enhance their coordination and cooperation across all segments of financial markets, including with respect to cross-border capital flows. Regulators and other relevant authorities as a matter of priority should strengthen cooperation on crisis prevention, management, and resolution.

Reforming International Financial Institutions: We are committed to advancing the reform of the Bretton Woods Institutions so that they can more adequately reflect changing economic weights in the world economy in order to increase their legitimacy and effectiveness. In this respect, emerging and developing economies, including the poorest countries, should have greater voice and representation. The Financial Stability Forum (FSF) must expand urgently to a broader membership of emerging economies, and other major standard setting bodies should promptly review their membership. The IMF, in collaboration with the expanded FSF and other bodies, should work to better identify vulnerabilities, anticipate potential stresses, and act swiftly to play a key role in crisis response.