Pengantar Antropologi Dental Fidya
Pengertian Sebuah cabang ilmu yang memanfaatkan informasi yang diperoleh dari gigi baik pada skeletal maupun populasi manusia modern untuk menyelesaikan masalah antropologi. Mengingat sifat dan fungsi, gigi digunakan untuk mengatasi beberapa macam pertanyaan. Gigi sebagai variabel yang menunjukkan sifat herediter yang kuat yang berguna dalam menilai hubungan populasi dan dinamika evolusi.
Gigi Memberikan kontribusi melalui proses pengunyahan makanan, patologi gigi, dan pola keausan gigi yang dapat menunjukkan jenis makanan yang dimakan dan aspek lain dari perilaku diet, termasuk teknik penyiapan makanan. Gigi menunjukkan modifikasi yang disengaja, yang mencerminkan pola perilaku budaya.
Para peneliti di beberapa disiplin ilmu, termasuk antropologi fisik, arkeologi, paleontologi, kedokteran gigi, genetika, embriologi, dan ilmu forensik, melakukan penelitian yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan antropologi gigi.
Gigi Manusia Gigi memiliki dua komponen eksternal yang terlihat, mahkota dan akar, dan terdiri dari tiga jaringan yang berbeda kekerasannya, yaitu enamel, dentin, dan sementum. Serta satu jaringan lunak, yaitu pulpa, yang menyuplai darah dan saraf untuk mahkota dan akar. Gigi yang tertanam di alveoli tulang rahang atas dan bawah dengan satu atau lebih akar dan melekat pada jaringan periodontal.
Komparasi Anatomi Sifat gigi reptil adalah homodont (umumnya seragam, cusp tunggal, gigi conus untuk menangkap obyek makanan) dan polyphyodont (beberapa generasi gigi). Sifat gigi mamalia adalah heterodont (terdiri dari empat jenis gigi, masing-masing melakukan fungsi yang berbeda) dan biphyodont (hanya dua generasi gigi, primer dan permanen). Pada gigi permanen manusia terdapat 4 gigi seri, 2 kaninus, 2 premolar, dan 3 molar untuk permanen. Pada gigi primer/sulung manusia terdapat 4 gigi seri, 2 kaninus, dan 2 gigi molar.
Pada gigi manusia, empat jenis gigi ditemukan pada kedua sisi kiri dan kanan rahang atas (maxilla) dan rahang bawah (mandibula). Gigi seri dan gigi taring, disebut sebagai gigi anterior, memiliki satu cusp dan akar tunggal. Premolar memiliki satu cusp bukal dan lingual, dan akar tunggal. Geraham atas yang ditandai dengan empat cusp dan tiga akar, sedangkan gigi geraham bawah menunjukkan lima cusp dan dua akar. Premolar dan molar dengan multi cusp disebut sebagai gigi posterior.
Mengapa mempelajari gigi? I. Tersedia/ Tahan lama Gigi berperan penting dalam arkeologi (karena sebagian sifat kimia dari enamel) dan sering menjadi sampel tulang terbaik. Hal ini terbukti pada fosil Holosen dan Pleistocene Hominid.
2. Mudah diamati. Gigi dapat langsung diamati dan dipelajari di kedua populasi rangka dan hidup (misalnya, melalui pemeriksaan intraoral, model studi, gigi yang diekstraksi). Karena gigi dapat diamati pada kedua kelompok manusia punah maupun yang masih ada, gigi mereupakan alat penelitian yang berharga untuk analisis jangka pendek dan jangka panjang.
3. Bevariasi Dipengaruhi oleh genetik, food processing, faktor lingkungan Bersifat khas, tidak ada yang identik antara satu dengan individu lain. Dengan demikian, berbagai variabel gigi yang tersedia untuk analisis; beberapa memberikan informasi tentang latar belakang genetik dari populasi, sedangkan yang lain mencerminkan faktor lingkungan dan perilaku yang menimpa pada individu dalam suatu populasi tertentu.
Gigi Sebagai Indikator Usia Penentuan akurat dari usia dan jenis kelamin merupakan hal mendasar untuk setiap pertanyaan yang berkaitan dengan sisa-sisa kerangka manusia baik dalam konteks arkeologi dan forensik. Salah satu ciri dari gigi, yang membuat gigi berguna dalam penetuan jenis kelamin pada kerangka individu, yaitu berupa urutan tumbuh kembang gigi, termasuk mahkota dan pembentukan akar, kalsifikasi, dan erupsi.
Sebelum usia 12 tahun, penggunaan gigi adalah metode terbaik dan paling memungkinkan digunakan sebagai penentuan usia. Selama masa, setelah gigi permanen lengkap dengan ditandai erupsi molar ketiga, tingkat keausan mahkota antara molar pertama, kedua, dan ketiga memungkinkan peneliti untuk memperkirakan usia dewasa lebih luas dalam kategori usia (misalnya, muda, menengah, dan dewasa tua).
Karena memakai gigi di masa dewasa memiliki komponen budaya yang kuat, maka perlu diketahui untuk kondisi yang bersifat temporal atau menetap. Sebagai contoh, orang Eropa abad pertengahan menunjukkann derajat dan tingkat keausan mahkota dari jauh lebih besar daripada orang Eropa modern, sehingga standar memakai gigi untuk Eropa modern tidak akan berlaku untuk leluhur abad pertengahan .
TERIMA KASIH