STANDAR KINERJA
Sepanjang sejarah kehidupanya, manusia selalu dikontrol dan diatur oleh sejumlah standar : Standar agama Standar moral Standar perilaku Standar industri Standar obat Standar ukuran pakaian dan sepatu
Standar memiliki batas ukuran minimal dan maksimal. Batasan minimal merupakan batasan yang harus terjadi. Batasan maksimal adalah batasan akhir/puncak dari suatu kejadian Dalam evaluasi kinerja ada standar yg disebut sbg standar kinerja (performance standard).
Para pakar telah mengemukakan definisi mengenai standar kinerja. Richad I. Henderson (1948) mendefinisikan standar kinerja sgb berikut. “a set of performance standars describes the result that should exist upon the satisfactory completion of a job.” [“satu set standar kinerja melukiskan hasil-hasil yg harus ada setelah penyelesaian suatu pekerjaan dgn memuaskan.”] William B. werther , Jr. dan Keith Davis (1993) mendefinisikan standar kinerja sgb. “performance evaluation requires performance standards, which are the benchmarks, againt which performance is measured.” [“standar kinerja merupakan benchmarks atau tolok ukur untuk mengukur. Kinerja karyawan.”]
Sementara itu, Performance Appraisal Handbook US Departement of the Interior (1995) mendefinisikan standar kinerja sbg. “performance standars are expression of the performance threshold (s), requirement (s), or expectation (s) that must be met for each element at particular level performance.” [“standar kinerja merupakan ekpresi mengenai ambang kinerja, persyaratan, atau harapan yg harus dicapai untuk setiap elemen pada level kinerja tertentu.”] Wirawan (2009) “standar kinerja adalah tolak ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual atau kelompok pada semua indicator kinerja”
PROSEDUR KERJA KARYAWAN Karyawan melaksanakan pekerjaanya Kinerja Karyawan Evaluasi Kinerja Hasil Evaluasi kinerja PROSEDUR KERJA KARYAWAN Intrumen kinerja Standar kinerja Rekaman tentang kinerja karyawan Keputusan sumber daya manusia
Persyaratan Standar Kinerja Ada hub relevansinya dng strategi prshn Mencerminkan keseluruhan tanggung jawab karyawan dlm melaksanakan pekerjaan Memperhatikan pengaruh faktor-2 di luar kontrol karyawan Memperhatikan teknologi dan proses produksi Sensitif, mampu membedakan antara kinerja yg dpt diterima dan tdk dpt diterima. Memberikan tantangan kepada para karyawan. Realistis Hubungan dengan kerangka waktu pencapaian standar. Dapat diukur dan ada alat ukur untuk mengukur standar Standar harus konsisten Standar harus adil Memenuhi ketentuan undang-2 dan peraturan ketenaga kerjaan.
Kriteria Pengukuran Kuantitatif Kualitatif Ketepatan waktu Efektifitas penggunaan sumber organisasi Cara melakukan pekerjaan. Efek atas suatu upaya Metode melaksanakan tugas Standar sejarah Standar nol atau disebut absolut
Proses penyusunan standar kinerja Hasil analisis pekerjaan Analisis Pekerjaan Untuk menyususun indikator pekerjaan Survei pada pekerjaan yg sama Alat, biaya, dan Resiko utk Melaksanaka pekerjaan Hasilnya digunakan Utk menyusun standar Kinerja