Proses Pengkodean, Konvensi Tanda Baca dan“Dual Classification”
Runtunan proses pengkodean diagnosis Review of Medical Record Selection of Diagnoses and Procedures to Code Assignment of Code Numbers Sequencing Codes (inpatients) Entry of Coded Data Into Database (abstracting) Generation of INDEXES Entry of Codes on Patient’s Bill
Runtunan proses coding Bila ada catatan DX dari dokter, lihat pada index di buku volume 3 , setelah dipastikan istilah dx yg tepat beserta nomor sandi yg dipilih, kmd nomor dan istilah yg akan dicatat dikontrol dg yg ada di daftar tabulasi vol. 1 Bila pernyataan adl penyakit/cedera/ kondisi lain trdptBab I – XIX- Vol.1, lihat section I pd index-vol.3 Bila pernyataan adl penyebab luar dr cedera/ kejadian lainBab XX-vol.1, lihat section II pada index-vol.3
Baca seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul dibawah lead term Lanjutan runtunan proses coding.... Lihat Lead Term Untuk penyakit dan cedera: biasanya mrp kata benda untuk kondisi patologis, walaupun begitu, beberapa kondisi diekspresikan sbg kata sifat (adjectives) atau eponym (mggunakan nama penemu) yg terdapat dalam Index sbg lead term Baca seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul dibawah lead term
Lanjutan runtunan proses coding.... Baca istilah yg terdapat dalam tanda kurung “( )” sesudah lead term (kata dalam tanda kurung tdk mempengaruhi nomer kode). Istilah lainnya yg di bawah lead term (dg tanda minus = idem = indent) dpt mpgrhi nomer kode, shg semua kata-kata dx diperhitungkan. Ikuti scr hati-hati setiap tunjuk silang (cross-references) dan lihat “see” dan “see also” yg tdp dlm index.
Cantumkan kode yg anda pilih. Lanjutan runtunan proses coding.... Lihat tabulasi list (vol.1) utk melihat nomer kode yg paling tepat. Lihat kode 3 karakter di index dg tanda minus pd posisi ke-4 yg berarti bahwa isian utk kode ke-4 itu adl dlm vol.1 dan mrp posisi karakter tambahan yg tdk ada dalam index (vol.3) Ikuti pedoman “inclusion” atau exclusion” pd kode yg dipilih/ bagian bawah suatu bab (chapter), blok atau judul kategori. Cantumkan kode yg anda pilih.
Konvensi Tanda Baca yang Berlaku di Indeks ICD-10 Volume 3 1. PARANTHESES ( ) = tanda kurung Untuk mengurung “Suplementary words” yang mengikuti salah satu istilah diagnostik, tanpa mempengaruhi nomor sandi contoh : I10 Essensial (primary) hypertension High blood pressure Hypertension (arterial) (benign) (essensial) (malignant) (primary) (systemic)
Untuk suatu istilah yang dikelompokan ke EXSCLUSION (tidak termasuk atau diluar kelompok ini) contoh: H01.1 Blepharitis Excludes : Blepharoconjunctivitis Untuk mengurung sandi 3 karakter Certain infections and parasitic diseases (A00-B99)
2. SQUARE BRACKETS [ ] Mengurung sinonim ex: A30 Leprosy [Hansen’s diseases] Mengurung kalimat keterangan bahwa ada “NOTES” yang wajib dibaca dan rujukan. ex: [see note 5]
3. COLON : Bila mengikuti kata (sebutan) dari suatu rubrik, mempunyai makna bahwa penulisan sebutan istilah terkait belum lengkap : Ex : K36 Other Appendicitis Appendicitis : - Chornic - Recurrent
4. BRACE { } Digunakan untuk mengelompokan secara urut (listing) istilah-istilah : 5. NOS (Not Otherwise Specified) Menunjukkan kategori tersebut mungkin tidak diklasifikasi lagi dibagian lain. 6. NEC ( NOT ELSEWHERE CLASSIFIED) Menunjukan ada variasi kondisi yang ada mungkin terdapat pada klasifikasi di tempat lain
7. POINT Dash .- Menunjukan bahwa ada karater ke-4 yang harus dicari 8. Dagger & Asterisk “” dagger(sangkur), digunakan untuk kode utama sebab sakit “*” Asterisk, digunakan untuk manifestasinya
9. Perhatikan pemanfaatan kata “and” , “or” dalam judul. Contoh: A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological and histological examination not done. A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or histological confirmation A18.0 ! Tuberculosis of bones and joints
Dual Classification Ini berlaku bagi beberapa diagnose tertentu. Ada code diagnose yang berjumlah 2 code yang pertama dengan code disertai tanda ! (dagger) yang kedua dengan tanda * asterisk. Kode ber-dagger ! adalah penyakit penyebabnya. Kode ber-asterisk * adalah kode yang menjelaskan manifestasi pada organ tubuh dari penyakit penyebabnya. Kode model ini banyak digunakan pada penyakit infeksi menular dan juga pada penyakit-2 sistem organ tubuh tertentu.
Kode berasterisk tidak boleh digunakan sebagai kode kondisi utama pasien, maka tidak digunakan untuk mengisi format pelaporan morbiditas, untuk laporan morbiditas yang digunakan adalah kode berdagger. Jumlah kode berasterisk adalah tetap (Baca Volume 2, halaman 26: Asterisk categories). Jumlah kode berasterisk di setiap Bab dapat ditemukan pada bagian bawah lembar pembuka Bab. Apabila pengkode menemukan sebuah kode berasterisk maka harus mencari pasangannya yang bertanda dagger di Volume 1 atau melalui volume 3.
ASTERISK (*) DIGUNAKAN UNTUK 3 (tiga) KEPENTINGAN apabila manifestasi atau komplikasi sudah menjadi satu kesatuan masalah asuhan kesehatan kesehatan spe- sialis lain dari yang mengobati penyakit penyebabnya. Contoh: Tuberculosis meningitis A17.0 ! G01.x* apabila informasi terkait manifestasi dan penyakit penyebabnya menyatu dalam satu frasa. Contoh: Diabetic cataract E14.3 ! H28.0* apabila kategori terkait manifestasinya terbagi menjadi subdivisi sesuai penyebabnya. Contoh: Arthropathies in other diseases classified elsewhere. M14*.-
Contoh Diagnosis pasien berdagger dan asterisk digolongkan ke kode yang berdagger, bukan ke kelompok kode yang berasterisk (dalam infromasi diagnosis). Contoh: 1. TB meningitis No: A17.0! G01* 2. NIDDM cataract No: E10.3! H28.0* 3. Anemia pada kanker hati No: C22.0! D63.0*
Latihan Diagnose (Halaman Vol. 3) Jawaban: 1. Acne vulgaris (27) No: … Gangguan pembekuan darah (133) No: … Defect, defective … 3. Afibrinogenemia (35) No: … 4. Nervous breakdown (76) No: … 5. TB paru (Lung TB) (545) No: … (Pulomary tuberculosis) (547) 6. Essential hypertension (276) No: … 7. Hipertensi esensial bumil (277) No: … Tekanan darah tinggi (266) No: … 9. Tachycardia (529) No: … 10.Obervasi panas (222) No: … Fever atau (225) No: …
Daftar Pustaka ICD-10 general & morbidity coding online training package, http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html World Health Organization. 2004.ICD-10 2nd ed. Vol 1, 2, 3. Geneva