REKAYASA TRANSPORTASI Universitas Mercu Buana Jakarta Kuliah 11: Jenis-jenis Persimpangan Jalan Dosen DR.Ir.Indrayati M Subagio DEA
Revisi jadwal kuliah 1-14 Pendahuluan Ruang Lingkup Faktor2 yang mempengaruhi Karakteristik Pengguna transportasi Jalan Metoda yang digunakan Kapasitas Jalan Raya Kapasitas Jalan toll X. UTS 8. Survey Transportasi 9. Jenis Survey Lalu-lintas Sarana Pengendalian Arus Lalu-lintas 11. Jenis2 Persimpangan jalan 12. Keselamatan Perjalanan. 13. Metode Mathematik dan Probabilitas Lalu-lintas 14. Review Kuliah dan Contoh soal XX. UAS
Jenis-jenis Persimpangan Jalan Pada jaman modern ini dimana perangkat elektronik telah memainkan peranan yang sangat penting pada rekayasa jalan raya, termasuk pada pengendalian arus lalu-lintas, terutama yang biasa terjadi konflik adalah pada pertemuan jalan (disebut persimpangan jalan). Yang biasanya pengendalian dilakukan setempat, sekarang dapat dilakukan terpusat dan dapat dipantau dengan menggunakan kamera, sehingga bila terjadi penumpukan atau antrian panjang, maka siklus lampu pengendalian dapat disesuaikan sehingga pengaturan arus dapat dilakukan dengan cepat, meskipun masih harus menurunkan petugas lapangan.
Keberadaan lampu lalu-lints dipersimpangan jalan makin penting dengan semakin banyaknya persimpangan jalan terutama didaerah urban, yang dapat secara otomatis menggantikan tenaga manusia ( polisi LL) Selain menghemat tenaga manusia, penggunaan lampu lalu-lintas terbukti dapat mengurangi konflik dalam arus lalu-lintas yang berarti ikut mengurangi terjadinya jumlah kecelakaan dijalan. Tanpa adanya lampu lalu-lintas ini akan berpotensi terjadi : 16 crossing conflicts, 8 diverging dan 8 merging conflicts Sedangkan dengan lampu lalu-lintas hanya berpotensial terjadi 2 crossing , 2 merging dan 4 diverging conflicts
Aspek signal (isyarat) Signal aspect ( aspek isyarat) adalah isyarat yang diperlihatkan lampu lalu-lintas yang ditujukan pada pengendara kendaraan , Isyarat ini terdiri dari lampu yang berwarna merah, hijau dan kuning artinya: Merah yang menyala berarti kendaraan dilarang melewati garis berhenti ( stop line). Waktu menyala disesuaikan dengan design volume lalu-lintas yang diharapkan lewat Kuning menyala berarti kendaraan dilarang melewati garis berhenti, waktunya 2 detik, untuk memberikan waktu bagi kendaraan yang pada saat itu sudah melewati garis berhenti untuk meninggalkan daerah persimpangan segera. Hijau yang menyala berarti kendaraan diperbolehkan melewati garis berhenti. Waktu menyala disesuaikan dengan design volume
- Selanjutnya ada warna kuning lagi, berarti kendaraan dilarang melewati garis berhenti, kecuali kendaraan yang sudah pada garis berhenti sehingga akan mengganggu atau berbahaya bila dia tiba-tiba berhenti, ada waktu nyala kuning selama 3 detik. Ada pula pada lampu lalu-lintas tanda panah, yang menyala, yang berarti kendaraan diperbolehkan berjalan sesuai jurusan yang ditunjuk tanda panah tersebut. Pada persimpangan jalan yang banyak terdapat pejalan kaki, ada isyarat khusus bagi pejalan kaki , kapan saat pejalan kaki boleh menyeberang atau harus menunggu untuk menyeberang. Tanda orang menyeberang biasanya bergambar orang. Disamping nyala lampu sering ada rambu untuk kendaraan yang belok kiri diperbolehkan jalan belok kiri tanpa harus berhenti meskipun warna lampu merah menyala.
Area Traffic Control Jaringan jalan yang terhubung dalam suatu koordinasi antara satu persimpangan dengan persimpangan yang berikutnya dalam sistem signal lalu-lintas kita sebut berada dalam suatu area traffic control, yaitu jaringan jalan yang siklusnya diatur dari suatu pusat kendali agar menghasilkan arus lalu-lintas yang tertib. Biasanya cara ini lebih optimal dibanding dengan cara pengaturan langsung dilapangan oleh petugas yang berwenang. Di beberapa tempat diberikan dukungan bagi ATC ini seperti rambu-rambu untuk memberikan peluang bagi kendaraan tertentu untuk dapat lewat langsung, seperti pada jalur khusus bus, atau ambulans atau pemadam kebakaran , dan pada kondisi darurat.
ATC ini dimaksudkan untuk : 1. Mengevaluasi pengaruh dari ATC 2. Memungkinkan pergerakan kendaraan secara kontinu dan meminimumkan tundaan sepanjang arteri dan jaringan jalan utama. 3. Mengembangkan strategi yang optimal dalam pengaturan lalu-lintas Karena itu dalam suatu perjalanan melintasi beberapa persimpangan dengan lalu-lintas, kita dapat mengalami yang disebut perjalanan gelombang hijau (green wave) dimana kita terus berada dipersimpangan dengan lampu hijau yang menyala dari satu lampu hijau yang satu dan selanjutnya.
Perencanaan sistem kontrol Persiapan yang diperlukan dalam perencanaan sistem ATC adalah : - Data-data kondisi yang ada dan data-data dasar - Perhitungan kapasitas, pengaturan signal dari persimpangan secara individu - Perhitungan pengaturan waktu untuk signal terkoordinasi - Desain lengkap dari persimpangan dan peralatan signal - Desain dari sistem untuk rencana signal yang dipilih
Jenis-jenis sistem pengaturan Terdiri dari : Sistem simultan, yang memberikan indikasi signal yang sama pada waktu yang bersamaan sepanjang jalan Sistem ini kurang dipakai kerena dapat mengurangi kecepatan, sering membuat lalu-lintas berhenti, pengaturan waktu kurang efisien. Sistem alternatif, yang memberikan indikasi yang berlawanan pada waktu yang bersamaan oleh kelompok signal , yang dioperasikan dari satu kontroler Terdapat keterbatasan karena sistem membutuhkan pembagian waktu putar 50-50 yang mungkin kurang efisien untuk beberapa persimpangan, sistem ini tidak dapat diterapkan bila jarak blok jalan tidak sama.
Data dasar yang dibutuhkan Peraturan lalu-lintas, tanda-tanda dan marka, seperti data batas kecepatan, peraturan parkir, pemetaan marka jalan dan tanda-tanda lalu-lintas, pemberhentian bus dan angkutan umum lain. Perencanaan geometrik seperti data rencana geometrik, jaringan jalan yang ada dan akan direncanakan (jumlah jalur, lebar lajur, kemiringan jalan, dll) Kondisi lalu-lintas, seperti data arus lalu-lintas sekarang dan yang diperkirakan nantinya, arah, tipe kendaraan, pejalan kaki, kecepatan, tempat parkir dll. Tingkat kecelakaan lalu-lintas, seperti data kecelakaan lalu-lintas untuk semua kondisi. Keadaan sekitarnya yang memerlukan perlakuan khusus waktu merencanakan sistem signal karena ada sekolah, rumah sakit terminal, lokasi parkir dll
3. Sistem Progresif, yang terdiri dari Progresif sederhana dan sistem progresif yang fleksibel. Dalam sistem progresif sederhana, waktu hijau sesuai jadwal waktu yang memberikan operasi kontinu pada kelompok kendaraan sepanjang jalan pada kecepatan rencana yang memungkinkan untuk bervariasi lainnya. Sedangkan dalam sistem progresif fleksibel, interval setiap signal dapat disesuaikan dengan kebutuhan lalu- lintas, warna hijau pada signal terpisah yang dapat memberikan efisiensi optimum. Sistem ini biasanya digunakan untuk memenuhi kondisi jam sibuk. 4. Sistem program komputer, digunakan untuk pengaturan waktu sepanjang jalan arteri
Signal control Tujuannya adalah : - Mengatur rute arus lalu-lintas - Mengurangi kemacetan dan kecelakaan - Memberi prioritas utama kepada angkutan umum - Memberi pelayanan maksimum pada penggun ajalan - Memberi fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda - Membantu petugas lapangan (polisi) Yang penting dalam penggunaan signal control ini adalah untuk menghindarkan konflik antara mobil dengan mobil, mobil dengan pengguna jalan lainnya, juga konflik dalam penggunaan ruang dan waktu
Fase lampu lalu-lintas Pengaturan arus lalu-litas pada persimpangan jalan adalah untuk mencegah terjadinya konflik diantara anggota arus lalu-lintas antara lain dengan cara mengatur waktu pergerakan arus tersebut yang kita sebut fase. Pemilihan jumlah fase tergantung pada jumlah konflik utama diantara arus lalu-lintas berdasarkan azas keselamatan Diantaranya kita mengenal sistem dua fase, dan sistem tiga fase pada simpang 4.
Pengaturan lampu lalu-lintas dipengaruhi oleh : 1. PCU / smp 2. Aliran lalu-lintas jenuh ( saturation flow) Selain itu ada faktor yang ikut mempengaruhi pengaturan lampu lalu-lintas , yaitu : 3. Jumlah aliran lalu-lintas (flow) dan komposisi lalu-lintas 4. Karakteristik dari perpotongan jalan 5. Pembagian jumlah fase, standard signal yang digunakan Output dari pengaturan lalu-lintas adalah : 1. Waktu signal 2. Degree of saturation ( jumlah aliran lalu-lintas jenuh) 3. Delay (kelambatan)