FUNGSI PELAKSANAAN
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN ARIF KURNIAWAN
KOORDINASI Adalah proses pengintegrasian tujuan – tujuan dan kegiatan – kegiatan pada satuan – satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien
KOORDINASI Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen – departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi Mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri sehingga merugikan pencapaian tujuan organisasi.
Pentingnya Koordinasi : Mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan. Agar pekerja dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dapat memanfaatkan sarana dan prasarana dalam pencapaian tujuan. Agar semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi. Agar semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.
A. Pengertian dan pentingnya koordinasi menurut para ahli: Koordinasi manajemen A. Pengertian dan pentingnya koordinasi menurut para ahli: G.R Terry :Koordinasi adalah suatu usaha yang sikron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yng telah ditentukan E.F.L Brech :Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan tersebut dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri. M.c Farland :Koordinasi adalah suatu proses dimana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindkan did lam mencapai tujuan bersama.
Dr. Awaluddin Djamin M. P. A Dr. Awaluddin Djamin M.P.A :Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling mengisi, membantu dan melengkapi. Drs. H Malayu S.P Hasibuan :Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan oganisasi. Handoko :Koordinasi adalah proses pengitegrasian tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Tipe-tipe koordinasi : Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawab. Koordinasi vertical secara relative mudah diilakukan atasan dapat memberi sanksi aparat yang sulit diatur. Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
Sifat-sifat koordinasi : Koordinasi bersifat dinamis, bukan statis Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinasi (manager) dalam rangka mencapai sasaran Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan
Tujuan Koordinasi : Menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran Mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke arah tercapainya sasaran perusahaan Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan Menghindari keterampilan overlanding Dari sasaran perusahaan Menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan Mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan unsur manajemen ke arah sasaran organisasi atau perusahaan
Syarat-syarat koordinasi : Sense of cooperation (Perasaan untuk bekerja sama), harus dilihat dari sudut bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang sempurnanya koordinasi
4. Konsep kesatuan tindakan, hal ini merupakan inti dari koordinasi 4. Konsep kesatuan tindakan, hal ini merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha berarti harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian dalam mencapai hasil 5. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai kelompok dimana mereka bekerja
Ciri-ciri koordinasi Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu, koordinasi merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering dicampur adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya memiliki arti berbeda. Sekalipun demikian, pimpinan tidak mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melaukukan kerja sama. Oleh karena itu, kerja sama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi. Adanya proses, karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sebagai tujuan dapat tercapai dengan baik.
Ciri-ciri koordinasi Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerja sama , dimana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas-tugas pekerjaan merupakan pertanda kuarang sempurnanya koordinasi
Ciri-ciri koordinasi Konsep kesatuan tindakan. Hal ini merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha berarti harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian dalam mencapai hasil Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai dimana mereka bekerja.
Hubungan koordinasi dengan fungsi-fungsi manajemen 1. Perencanaan dan koordinasi Perencanaan. Akan mempengaruhi koordinasi, maksudnya semakin baik dan terincinya rencana maka akan semakin mudah melakukan koordinasi. Jika perencanaan disusun dengan baik dan hubungan rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek terintegrasi dengan baik serta harmonis maka penerapan koordinasi akan lebih mudah 2. Pengorganisasian dan koordinasi Pengorganisasian berhalangan dengan koordinasi. Jika organisasi baik maka pelaksanaan koordinasi akan lebih mudah Pengarahan dan koordinasi Pengarahan mempengaruhi koordinasi, artinya dengan menggunakan bermacam-macam variasi dalam intensitas directing force akan membantu menciptakan koordinasi
4. Pengisian jabatan dan koordinasi Penempatan karyawan membantu koordinasi. Jika setiap pejabat sudah ditempatkan sesuai dengan keahliannya maka koordinasi akan lebih mudah 5. Pengendalian dan koordinasi Pengendalian berhubungan langsung dengan koordinasi. Penilaian yang terus menerus atas kemajuan perusahaan akan membantu menyelaraskan usaha-usaha sehingga tujuan yang ditentukannsemula dihasilkan, diperoleh dan tercapai dengan baik. Dengan demikian, tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi, karena control membantu dalam mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.
KOORDINASI Saling ketergantungan menyatu Saling ketergantungan berurutan Saling ketergantungan timbal balik
Masalah pencapaian koordinasi yang efektif Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu Perbedaan dalam orientasi waktu Perbedaan dalam orientasi antar pribadi Perbedaan dalam formalitas struktur
Efektifitas koordinasi komunikasi koordinasi
Pendekatan teknik manajemen dasar Aturan dan prosedur Hirarki manajemen Penerapan tujuan dan rencana
Pendekatan peningkatan koordinasi potensial Investasi dalam sistem informasi vertikal Penciptaan hubungan-hubungan ke samping
Pendekatan pengurangan kebutuhan akan koordinasi Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
RENTANG MANAJEMEN Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer Rentang manajemen juga dapat berarti jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan kepada seseorang manajer tertentu Rentang manajemen disebut juga span of control, span of authority, span of attention
Rentang manajemen Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat Semakin besar jumlah rentangan semakin sulit melakukan koordinasi secara efektif
Rentang manajemen ideal Kenapa diperlukan penentuan rentang manajemen yang ideal
Rentang manajemen Rentang manajemen mempengaruhi efesiensi atasan dan efektifitas bawahan Ada hubungan antara rentang manajemen diseluruh organisasi dan struktur organisasi
Rentang manajemen Henry fayol mengatakan : jumlah maksimum bawahan adalah 20 – 30 karyawan, dan jumlah pengawas adalah 3-4 pengawas Variasi rentang manajemen : Rentangan datar Rentangan lebih tinggi Rentangan tinggi
Faktor yang mempengaruhi rentang manajemen Kesamaan fungsi-fungsi Kedekatan geografis Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan Perencanaan yang dibutuhkan manajer Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas
Faktor-faktor yang mempengaruhi rentang manajemen Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi Rentang manajemen relatif melebar : Pekerjaan bersifat rutin Operasional pekerjaan stabil Pekerjaan bawahan sejenis Bawahan tidak saling tergantung Pekerjaan tidak memerlukan tingkat pengawasan tinggi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat
Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan Manajer adalah terlatih baik dan kemampuan tinggi Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengawasannya Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama pengawasan Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas daripada ketat
Pendelegasian Wewenang
Pengertian Kekuasaan (Power) Kekuasaan atau power berarti suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang atau merubah orang atau situasi Kekuasaan dapat berkonotasi positif maupun negatif
Faktor yang mendasari adanya Kekuasaan Reward Power kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari seseorang yang posisinya memungkinkan dirinya untuk memberikan penghargaan terhadap orang-orang yang berada di bawahnya Coercive Power Kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan atau sisi negatif dari reward power Legitimate Power Legitimate Power atau Kekuasaan yang Sah adalah kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari suatu legitimasi tertentu Expert Power Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau kepakaran adalah kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari kepakaran atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang Referent Power kekuasaan yang muncul akibat adanya karakteristik yang diharapkan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh terhadap seseorang atau sekelompok orang tersebut
Kewenangan (Authority) 2 Pandangan mengenai Kewenangan Pandangan Klasik (Hierarchical View) Pandangan berdasarkan Penerimaan (Acceptance View)
Authority dan Responsibility Otoritas dalam konteks manajemen merupakan suatu kewenangan berupa hak untuk bertindak,memerintah, mengendalikan, mengadakan pengawasan, dan membuat keputusan. Menurut Max Weber, dalam susunan masyarakat otoritas/kewibawaan ada 3 macam : 1. Kewibawaan yang legal. Sifatnya percaya pada sahnya peraturan secara hukum. 2. Kewibawaan yang bersifat tradisi. Percaya sucinya tradisi dan adat istiadat. 3. Kewibawaan yang karismatis. Percaya pada sucinya orang yang berwibawa, misalnya orang yang diakui rahmat dan hidayat dari Tuhan.
Authority dan Responsibility Tanggung jawab (Responsibility) mempunyai 3 aspek : 1. Tanggung jawab sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan. 2. Tanggung jawab sebagai penentuan kewajiban. 3. Tanggung jawab sebagai kewibawaan. Tanggung jawab dapat dilihat dari 2 fase : 1. Merupakan kewajiban bagi seseorang untuk mencapai hasil-hasil tertentu. 2. Merupakan tanggung jawab seseorang kepada atasan (orang yang didelegasikan kekuasaan) mengenai sampai mana hasil yang dicapai.
Authority dan Responsibility Delegasi meliputi 3 hal sebagai berikut : 1. Penyerahan tugas oleh suatu eksekutif kepada bawahannya. 2. Pemberian ijin atau wewenang untuk membuat pesan agar mempergunakan sumber daya dan menetapkan tindakan lain yang perlu dalam melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan. 3. Perwujudan dari suatu kewajiban pada yang lebih rendah (sub ordinat) untuk memenuhi tugas pekerjaan dari eksekutif.
Authority dan Responsibility Desentralisasi adalah suatu variasi delegasi. Delegasi merupakan proses dalam mempercayakan tanggung jawab dan wewenang kepada orang lain. Desentralisasi adalah delegasi wewenang yang sistematis dan selaras dengan tahap-tahap operatif perusahaan. Misalnya penyebaran fisik atau pabrik dan fasilitas. Kebalikan dari penyebaran ini disebut konsolidasi. Sentralisasi atau wewenang adalah pemusatan wewenang pada taraf tertinggi pada perusahaan atau organisasi.
Authority dan Responsibility Prinsip-prinsip Delegasi dan Desentralisasi 1. Prinsip batas pengawasan dan penelitian (principle limits of control) Delegasi ini hanya berlangsung sampai batas pengawasan dan penelitian yang efektif. 2. Prinsip kewenangan yang seimbang (principles of complete authority) Wewenang harus didelegasikan seimbang dengan tanggung jawab. 3. Prinsip pertanggunganjawab sepenuhnya (principles of accountability) Atasan harus bertanggung jawab atas tindakan bawahannya. 4. Prinsip hubungan melapor secara tunggal (principles of single reporting) Setiap orang harus memberikan tanggung jawabnya kepada seorang atasan saja, terutama untuk tanggung jawab dan wewenang yang terinci.
Authority dan Responsibility Cara mendelegasikan agar delegasi lebih efektif : 1. Definisikan tanggung jawab, wewenang, dan tanggung jawab yang dinyatakan dengan tegas dan secara tertulis. Salah satu kesulitan penting, yaitu bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan, apa yang dilakukan, kemudian dirinci dalam arti batas-batasnya. 2. Memberi iklim yang wajar untuk delegasi. Delegasi harus dimulai dari atasan. 3. Mengetahui kapan delegasi harus dibatalkan. Manajer harus berani mengambil kekuasaan dan wewenang yang didelegasikan, jika keadaannya terpaksa. 4. Menjelaskan ukuran-ukuran pekerjaan. Bertanggung jawab harus didasarkan atas ukuran-ukuran pekerjaan yang jelas, dapat dipahami, dan diukur. Manajer harus mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab, tetapi tidak dapat mendelegasikan pertanggungjawaban (accountibility).
Authority dan Responsibility Rintangan-rintangan terhadap delegasi : 1. Khawatir untuk mendelegasikan. Hal ini disebabkan karena ia menganggap bawahan kurang baik sehingga ia malu. 2. Enggan untuk mendelegasikan. Pimpinan mengharapkan agar bawahannya mampu melakukan pekerjaan dan mengambil keputusan persis seperti yang dilakukannya. 3. Berkeberatan Pimpinan mendelegasikan betul-betul keberatannya karena melihat bawahannya akan melebihinya.
Tanggung Jawab (Responsibility) Kewenangan dan Tanggung Jawab Manajer yang diberi wewenang menyadari terdapat tanggung jawab dalam setiap kewenangan, dan menjalankan tanggung jawab tersebut Kewenangan vs Tanggung Jawab Manajer yang diberi wewenang menyadari terdapat tanggung jawab dalam setiap kewenangan, dan cenderung menghindar dari tanggung jawab tersebut
Wewenang (Authority) Contoh : Sumber – sumber wewenang “Hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan / tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu” Contoh : “Seorang manajer suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan dibawahnya” Sumber – sumber wewenang 1. Posisi / Urutan orang tersebut 2. Atribut Pribadi 3. Keahlian / Pengetahuan
“Kemampuan untuk melakukan hak tersebut “ Wewenang Vs Kekuasaan Kekuasaan adalah….. “Kemampuan untuk melakukan hak tersebut “ “ Kemampuan untuk mempengaruhi individu kelompok, keputusan atau kejadian “
Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi Delegasi bisa diartikan pelimpahan wewenang & tanggung jawab maksudnya jika keterbatasan tsb tidak akan ditanggulangi /diselesaiakan maka akan memperburuk kinerja organisasi
“Pendelegasian Wewenang”
Persyaratan agar Kewenangan Efektif (Chester Barnard) bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh pimpinan atau atasan pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan organisasi pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya, dia meyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten mendukung nilai, misi, maupun motif pribadi atau kelompoknya sang bawahan mampu secara mental maupun fisik menjalankan apa yang diperintahkannya
Wewenang Formal Tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan sturuktur organisasi dan manajemen. Kekuasaan itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh. Dasar Wewenang Formal Pandangan Klasik Wewenang berasal dari tingkat yang amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat. Pandangan Penerimaan Dasar wewenang terletak dalam diri orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi.
Dua Pandangan Wewenang Formal
Pandangan Barnard mengenai Pandangan Penerimaan Wewenang Formal
Kisaran Wewenang yang Dapat Diterima
Jenis Kewenangan Kewenangan Lini Kewenangan Staf Kewenangan Fungsional
Kewenangan Lini Kepala Restoran Bagian Keuangan Bagian Pelayanan Bagian Dapur Pelayan 1 Pelayan 2 Pelayan 3 Belanja Memasak Line Authority
Kewenangan Staff dan Fungsional Kepala Restoran Konsultan Manajemen, Pajak, dll Bagian Keuangan Bagian Pelayanan Bagian Dapur Pelayan 1 Pelayan 2 Staff Authority Functional Authority Pelayan 3 Belanja Memasak
Wewenang Lini dan Staf Wewenang Lini Contoh Wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung di seluruh rantai komando organisasi untuk mencapai sasaran organisasi. Contoh Manajer di perusahaan manufaktur mungkin membatasi fungsi lini pada produksi dan penjualan sedangkan manajer di department store dengan elemen kunci adalah pembelian akan mempertimbangkan departemen pembelian dan departemen penjualan sebagai aktivitas lini.
Wewenang Lini dan Staf Wewenang Staf Contoh Wewenang kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini. Contoh Seorang staf menawarkan manajer lini saran perencanaan dengan lewat penelitian, analisis, dan pengembangan pilihan ataupun telah digunakannya staf penasihat untuk pembuatan keputusan dari kaisar, raja, diktator dan parlemen selama masa sejarah yang tercatat.
Wewenang Lini dan Staf serta posisinya
Wewenang Fungsional Wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik. Contoh : Seorang manajer keuangan Divisi A melapor lewat rantai komando kepada manajer umum Divisi A, tetapi juga bertanggung jawab kepada wakil presiden untuk keuangan di tingkat korporasi.
Wewenang Fungsional dan Hubungan “Garis Terputus-putus”
Pelimpahan Wewenang Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam organisasi) dalam melakukan berbagai aktifitas yang ditujukan untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut Manfaat Pelimpahan Wewenang pelimpahan wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab
Kendala dalam Pelimpahan Wewenang Kapasitas Staf yang terbatas Kurang bertanggung jawabnya atasan akibat pelimpahan wewenang Kunci Pelimpahan Wewenang agar Efektif Kepercayaan atasan pada bawahan Komunikasi terbuka antara atasan dengan bawahan Kemampuan manajer dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan pekerjaan, dan kemampuan bawahan
Tindakan agar Wewenang agar Efektif Penentuan hal-hal yang dapat didelegasikan Penentuan orang yang layak untuk menerima delegasi Penyediaan sumber daya yang dibutuhkan Pelimpahan tugas yang akan diberikan Intervensi pada saat yang diperlukan
Delegasi (Delegation) “Tindakan memberikan wewenang dan tanggung jawab formal untuk menyelesaikan aktivitas spesifik kepada bawahan” Contoh Di Intuit, sebuah perusahaan perangkat lunak di Palo Alto, Kalifornia, seorang supervisor dukungan teknis mengoragnisasikan sekelompok pakar untuk membantu menjawab pertanyaan pelanggan dalam bidang yang amat khusus.
Alasan,.. Pendelegasian Pencapaian lebih bagi manajer dlm menangani setiap tugas sendiri. Memusatkan tenaganya pada tugas yang tugas-tugas yang lebih penting. Memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang alat untuk belajar dari kesalahan. Diibutuhkan dalam membuat keputusan.
Manager Gagal….. Manager merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuat keputusan. Manager tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan salah dan gagal. Manager kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahanya. Manager merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas. Manager takut tersaingi bawahannya atau manager sama sekali tidak mempunyai kemampuan managerial untuk mendelegasikan tugasnya.
Desentralisasi & Sentralisasi Delegasi kekuasaan dan wewenang dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah dari organisasi, seringkali tercapai dengan membuat unit organisasi yang kecil berdiri sendiri. Contoh Eksekutif AT & T melakukan desentralisasi pembuatan keputusan di divisi AT & T Universal Card Services guna menghadapi persaingan ketat dalam pasar kartu kredit.
Keuntungan Delegasi Hambatan Delegasi Manajer akan terbebas untuk berfungsi dengan efektivitas maksimal untuk organisasi. Menyebabkan karyawan menerima tanggung jawab dan mempraktekkan cara menilai. Memperbaiki rasa percaya diri dan kemauan untuk mengambil inisiatif. Membuat lebih baik sekaligus mempercepat pembuatan keputusan. Hambatan Delegasi Rasa tidak tenteram dan bingung mengenai siapa yang akhirnya bertanggung jawab untuk tugas spesifik, manajer atau karyawan. Beberapa orang manajer terlalu kacau atau tidak fleksibel untuk mendelegasikan pekerjaan secara efektif.
Desentralisasi & Sentralisasi Delegasi wewenang dan tanggung jawab yang cukup besar dengan kedudukan tetap berada di puncak hierarki. Contoh Nobuhiko Kawanoto, Presiden Honda Motor Company, bertindak atas pemikiran mengenai prospek penjualan untuk Honda Accord yang paling laris dengan mengambil pesan langsung dalam mengelola divisi mobil honda.
Sentralisasi vs Desentralisasi Sentralisasi merujuk kepada cara pengorganisasian dimana keseluruhan tugas, tanggung jawab, dan perintah dipusatkan dari hirarki yang paling tinggi untuk kemudian hirarki yang dibawahnya menerjemahkan dalam bentuk tindak lanjut dari apa yang telah diputuskan dari hirarki yang tertinggi Desentralisasi merupakan pelimpahan kewenangan dari hirarki yang lebih tinggi kepada hirarki yang lebih rendah dalam hal pengambilan keputusan dan penentuan dengan cara bagaimana kegiatan akan dijalankan
Keuntungan dan Kerugian Desentralisasi Keuntungan Desentralisasi Kedekatan dengan Pasar Pengetahuan Lokal Penerimaan dan Pengetahuan Pelanggan Kenyamanan Penyalur Kerugian Desentralisasi Tujuan Organisasi ataupun Integrasi efisien dari subunit untuk mencapai sasaran organisasi lewat rencana strategis akan gagal bila Desentralisasi dilakukan secara total tanpa koordinasi dan kepemimpinan dari puncak.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Desentralisasi Dalam menentukan jumlah desentralisasi yang memadai untuk sebuah organisasi, faktor – faktor berikut yang dapat dijadikan sebagai acuan utama : Pengaruh lingkungan, seperti karakteristik pasar, tekanan kompetitif, dan ketersediaan material. Ukuran organisasi dan kecepatan pertumbuhan. Karakterisitk lain dari organisasi, seperti biaya suatu keputusan, preferensi manajemen puncak, budaya organisasi, dan kemampuan manajer tingkat bawah.