FALSAFAH PENDIDIKAN KRISTEN SEMESTER GANJIL 2013 Dosen Franklin Hutabarat, PhD
Dasar Alkitabiah "Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!" Mazmur 144:12
DEFINISI PENDIDIKAN ADVENT
Pendidikan yang benar artinya lebih dari pada mengejar suatu arah pelajaran tertentu. Itu artinya lebih dari pada persiapan untuk kehidupan yang sekarang. 1. True education means more than the pursual of a certain course of study. It means more than a preparation for the life that now is.
2. It has to do with the whole being, and with the whole period of existence possible to man. 2. Pendidikan ada kaitannya dengan segenap jiwa raga, dan mencakup sepanjang masa kemungkinan adanya manusia.
3. Pendidikan adalah perkembangan yang harmonis dari pada kekuatan-kekuatan jasmani, pikiran dan rohani. 3. It is the harmonious development of the physical, the mental, and the spiritual powers.
4. Pendidikan menyiapkan anak didik supaya senang bekerja di dunia ini dan lebih tinggi kesenangannya dalam pekerjaan yang lebih luas di dunia yang akan datang 4. It prepares the student for the joy of service in this world and for the higher joy of wider service in the world to come.
Kondisi Manusia Mula-Mula – The Original Condition of Man Ketika Adam lahir dari tangan Pencipta, ia membawa dalam tubuh, pikiran, dan rohaninya sifat yang serupa dengan Khaliknya. "Allah menciptakan manusia menurut gambarNya" (Kejadian 1:27). When Adam came from the Creator's hand, he bore, in his physical, mental, and spiritual nature, a likeness to his Maker. "God created man in His own image" (Genesis 1:27),
Dan adalah maksud‑Nya supaya semakin lama manusia hidup semakin penuh ia harus menyatakankan citra ini—semakin penuh memantulkan kemuliaan Pencipta. And it was His purpose that the longer man lived the more fully he should reveal this image--the more fully reflect the glory of the Creator.
Persekutuan muka dengan muka, hati dengan hati, dengan Khaliknya merupakan kesempatan yang istimewa. Sekiranya ia tetap setia pada Allah, ini semua telah menjadi miliknya sampai selama‑lamanya. Face-to-face, heart-to-heart communion with his Maker was his high privilege. Had he remained loyal to God, all this would have been his forever.
Sepanjang zaman yang kekal ia akan terus‑menerus memperoleh harta pengetahuan yang baru, untuk menemukan sumber‑sumber kebahagiaan yang segar, dan mencapai pengertian yang semakin lama semakin jelas terhadap hikmat, kuasa dan kasih Allah. Throughout eternal ages he would have continued to gain new treasures of knowledge, to discover fresh springs of happiness, and to obtain clearer and yet clearer conceptions of the wisdom, the power, and the love of God.
Akibat Dosa Tetapi oleh karena pelanggaran keserupaan dengan Ilahi telah hilang. Melalui dosa keserupaan dengan Ilahi itu telah rusak dan nyaris terhapus. Kekuatan tubuh manusia menjadi lemah, kemampuan pikirannya berkurang, penglihatan rohaninya sirna. Ia telah menjadi pokok kematian.
Through sin the divine likeness was marred, and well-nigh obliterated. Man's physical powers were weakened, his mental capacity was lessened, his spiritual vision dimmed. He had become subject to death.
Rencana Keselamatan Namun demikian manusia tidak dibiarkan tanpa pengharapan. Dengan kasih dan rahmat yang kekal, rencana keselamatan telah dirancang dan pintu kasihan dikaruniakan. Yet the race was not left without hope. By infinite love and mercy the plan of salvation had been devised, and a life of probation was granted. To restore in man the image of his Maker, to bring him back
Tujuan Pendidikan Untuk memulihkan pada manusia citra Khaliknya, untuk mengembalikannya kepada kesempurnaan di mana ia diciptakan, untuk meningkatkan perkembangan tubuh, pikiran dan jiwa, sehingga maksud ilahi dalam menciptakannya dapat diwujudkan—inilah pekerjaan penebusan itu. * To restore the lost image of God in man, to return them into perfection where he had cretaed, . It is the harmonious development of the physical, the mental, and the spiritual powers.
Tujuan Besar Kehidupan Lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai oleh pikiran manusia adalah cita‑cita Allah bagi anak‑anak‑Nya. Kesalehan—keserupaan dengan Allah—adalah tujuan yang harus dicapai. Higher than the highest human thought can reach is God's ideal for. His children. Godliness--godlikeness--is the goal to be reached.