Modul 2 Bentuk/jenis Jurnalistik Jurnalistik elektronik auditif (jurnalistik radio siaran) dipengaruhi verbal, teknologikal dan fisikal. Verbal berhubungan dengan penyususnan kata/kalimat dan paragraf secara efeiktif dan komunikatif. Teknologikal, berhubungan dengan teknologi, daya pancar radio yang ditangkap dengan jelas oleh pesawat radio penerima. Fisikal, terkait dengan kesehatan fisik, kemampuan mendengar khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan
Bentuk/jenis jurnalistik Jurnalistik elektronik audio visual merupakan gabungan dari verbal, visual, terknologikal dan dramatikal. Verbal berhubungan dengan kata-kata yang disusun dengan singkat, padat dan jelas, visual terkait dengan gambar yang tajam, hidup dan memikat, teknologikal terkait dengan daya jangkau siaran, kaulitas suara dan gambar yang dihasilkan, dramatikal ada unsur dramatis yang tidak dihasilkan oleh media massa radio maupun cetak.
Bentuk/jenis jurnalistik Jurnalistik cetak adalah yang paling tua dibanding dengan jurnalistik elektronik. Jurnalistik cetak dipengaruhi oleh faktor verbal dan visual. Verbal ditekankan pada kemampuan memilih kata yang tepat, efektif dan komunikatif, Visual ditekankan pada kemampuan mendisain, menempatkan tata letak tulisan/foto yang terkait dengan perwajahan
Bentuk/jenis jurnalistik Jurnalistik cetak berkembang pertama kali di Eropa meski tidak jelas siapa penerbitnya. Tahun 1605 Abraham Verhoeven, di Antwerpen, Belgia mencetak Nieuwe Tijdinghen dalam bentuk selebaran. Tahun 1620 berbentuk seperti buku delapan halaman. Avisa Relation order Zeitung (Jerman 1609) Courante uyt Italien en Duytschland (Belanda 1618)
Bentuk/jenis jurnalistik Di Indonesia jurnalistik dimulai tahun 1744 dengan terbitnya Bataviasche Nouvelles. Tahun 1776 terbit surat kabar Vendu Niews di jakarta yang isinya berita soal lelang. Tahun 1854 terbit Bianglala bacaan bagi kaum pribumi, bromartani (1885) dan Soerat kabar Bahasa Melajoe (1856). Abad ke-20 muncul Medan Prijaji yang dikelola RM Djokomono a Tirto Adhi Soerjo (TAS) (1907) dan 1910 berubah menjadi harian di Bandung.
Bentuk/jenis Jurnalistik RM Djokomono inilah menjadi pelopor dalam meletakkan dasar jurnalistik modern di Indonesia. TAS menerbitkan Soenda Berita (1903-1905), Putri Hindia (1908). Medan Prijaji (1907-1912) dikenal sebagai surat kabar pertama karena menggunakan bahasa melayu (bahasa Indonesia) dan seluruh karyawannya adalah pribumi Indonesia. Berukuran 12,5x19,5 cm. isinya mutasi pegawai, salinan lembar negara, hukum, cerbung, iklan dan surat surat
Bentuk/jenis Jurnalistik TAS orang pertama yang menggunakan SK sebagai alat propaganda dan membentuk pendapat umum terhadap Belanda. TAS ditangkap Belanda dan dibuang ke Pulau Bacan dekat Halmahera (prov. Maluku). TAS kembali ke Batavia dan meninggal 17 Agustus 1918. 1973 TAS dikukuhkan sebagai bapak pers nasional TAS mendapat gelar pahlawan nasional (3 Nov.2006).
Bentuk/jenis jurnalistik Jurnalistik elektronik internet (media online). Jurnalistik jenis ini berkembang pesat sejak tahun 2000an sejalan dengan berkembangnya bisnis internet. Jurnalistik ini menggunakan internet sebagai saran pengoperasiannya. Jurnalistik online mengutamakan kecepatan/aktualitas dalam menyampaikan informasi terkini. Hal itu menjadi kekuatan utamanya yang tidak dimiliki media massa lain.
Bentuk/jenis Jurnalistik Penggunaan basis internet, memungkinkan jurnalistik online mudah diakses dari manapun di seluruh dunia (selama ada sarana internet). Namun jurnalistik ini memiliki keterbatasan dalam penyajian informasi yang detail mengingat keterbatasan layar monitor. Sehingga informasi disampaikan harus secara bertahap (terpisah). Hal ini dapat mengurangi daya tarik bagi pembaca.
Bentuk/jenis jurnalistik Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan bukan hanya harus benar dan akurat, melainkan juga menarik minat orang untuk membacanya (surat kabar, majalah atau media online). Berbeda dengan karya ilmiah yang dibuat benar, namun tidak menarik. Karena karya jurnalistik dirancang cepat tuntas dan menarik.