LAND DEGRADATION Mengapa degradasi lahan menjadi isu global yang penting? - Berdampak buruk pada produktivitas lahan, ketahanan pangan, lingkungan dan kualitas kehidupan - ancaman nyata bagi pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) Degradasi lahan : Hilangnya produktivitas aktual atau potensial atau kegunaan (utility) atau penurunan kualitas lahan sebagai akibat faktor alam dan atau manusia Net Degradasi [Proses Degradasi alami +aktivitas manusia] [Reproduksi alami + Pengelolaan restoratif] = -
Inheren = kemampuan alami tanah untuk berfungsi (tekstur, pH, KTK, porositas, kedalaman efektif) Kualitas tanah Dinamis = bagaimana tanah berubah tergantung pd bgm tanah tersebut dikelola Lahan memiliki stabilitas tanah yang berbeda terhadap gangguan, tergan- tung pada : 1. Sifat inheren tanah Faktor lingkungan (iklim, hidrologi, posisi bentang alam, biologi) dan manusia (penggunaan dan pengelolaan tanah)
* Stabilitas lahan memiliki dua fungsi besar : 1. Kepekaan (sensitivity) Derajat sampai di mana lahan mengalami perubahan karena tekanan alam atau aktivitas manusia atau kombinasinya 2. Kekenyalan (resilience) Cara lahan dapat menggunakan daya tahannya (kemampuan untuk memulihkan diri ke kondisi awal setelah gangguan) * Klasifikasi lahan berdasarkan kepekaan dan kekenyalannya (Blaikie & Brookfield (1987) : 1. Lahan yang kepekaannya rendah – kekenyalan tinggi 2. Lahan yang kepekaannya tinggi – kekenyalan tinggi 3. Lahan yang kepekaannya rendah – kekenyalan rendah 4. Lahan yang kepekaannya tinggi – kekenyalan rendah Makin stabil
* Penyebab degradasi lahan : 1. Tekanan Biofisik (bencana alam, penggunaan lahan dan pengelolaan lahan, termasuk penggundulan hutan dan metode-metode pengolah- an tanah, percobaan senjata nuklir, polusi lingkungan) 2. Tekanan Sosioekonomi (land ownership, pasar, dukungan kelembagaan, kemiskinan, peningkatan populasi dan kesehatan) 3. Tekanan politik (insentif, stabilitas politik) * Mekanisme yang mengawali degradasi lahan (proses degradatif) : 1. Proses fisik : penurunan struktur tanah crusting, compaction, sealing, erosi; anaerobism, penggurunan (desertification) 2. Proses kimia : asidifikasi, pencucian, salinisasi, penurunan KTK dan penurunan kesuburan tanah 3. Proses biokimia : penurunan C-organik, penurunan biodiversitas lahan
Proses degradasi tanah Proses restorasi tanah Faktor degradatif dan faktor restoratif bekerja secara serentak dalam memengaruhi produktivitas lahan yang sustainable, hasil bersih (net) bisa menjadi positif (+) atau negatif (-) tergantung pd pengelolaan Sistem sustainable bila proses restorasi tanah > proses degradasi tanah (dengan mempertimbangkan sifat respon dari lahan dan waktu) Proses degradasi tanah Proses restorasi tanah Produktivitas lahan Erosi tanah Hara terbawa runoff Penggenangan Asidifikasi Sealing Pemadatan Pengerakan (crusting) Hilangnya BOT Salinisasi Pencucian hara Akumulasi bhn beracun Pengolahan konservasi Rotasi tanaman Perbaikan drainase Pengelolaan residu tnm Konservasi air Penerasan (terracing) Pertanian kontur Pemupukan (org & kimia) Perbaikan siklus hara Dll. - +
Empat kelompok hambatan terhadap sistem pertanian yg sustainable (Steiner et al., 1988): 1. Hambatan fisik (kondisi agroklimat dan sifat-sifat tanah) 2. Hambatan teknologi (kesuburan tanah, praktek produksi) 3. Hambatan kelembagaan dan infrastruktur (kredit, penelitian dan transfer teknologi, pemasaran, distribusi, pupuk dan pestisida dan tingkat pengetahuan petani) 4. Hambatan ekonomi (pertumbuhan penduduk, kepemilikan dan fragmentasi lahan, peranan perempuan, kurangnya tenaga kerja dan hambatan kebijakan ekonomi makro) Iklim : suhu dan regim kelembaban a. Wilayah dengan suhu yang lebih tinggi dan regim kelembaban rendah : proses degradatif paling dominan adalah erosi dan penurunan bahan organik tanah b. Wilayah dengan curah hujan tinggi :
proses degradatif yang terjadi adalah erosi, asidifikasi, penipisan hara karena pencucian Tanah : produktivitas tergantung pada jenis tanah Misal Oksisol: sifat fisik (struktur tanah dan drainase) baik Faktor penghambat utama adalah sifat kimia, yaitu kesuburan tanah umumnya rendah (KTK, pH, kandungan bahan organik tanah dan hara rendah, kejenuhan Al tinggi)
Konsep dasar management skill : Proses Scheduling : titik awal – tujuan dan target/hasil – waktu Proses Doing : identifikasi – pengelompokan (pilihan) – keputusan Proses Recovering : monitoring – perbaikan/penyempurnaan Proses Evaluating : Apakah yang direncanakan sesuai dg tujuan dan hasil ? Planning dan Controlling sangat menentukan Scheduling Evaluating Planning Organizing Doing Controlling Actuating Recovering
Proses scheduling : - menetapkan tujuan dan target yang ingin dicapai - pendanaan * Proses Doing : - menentukan potensi dan hambatan yang ada pada lahan - Penetapan strategi pengelolaan lahan (pemilihan metode pembukaan lahan, penentuan jenis tanaman yang paling tepat, pola pertanaman, dan kebutuhan pupuk * Proses recovering : - monitoring praktek penggunaan lahan, praktek konservasi serta dinamika hara (perubahan sifat-sifat tanah) sangat penting untuk mengendalikan degradasi tanah (keberhasilan sistem pertanian berkelanjutan)
* Apa peranan ahli ilmu tanah ? 1. menilai secara tepat dan realistis tentang potensi sumberdaya tanah dan lingkungannya 2. secara realistik menyebutkan potensi keuntungan dari produksi tanaman 3. berperan aktif dalam transfer teknologi dan monitoring pengaruh dari teknologi yang diterapkan 4. berperan dalam menyebutkan hambatan terhadap keberlanjutan sistem pertanian (dari 4 kelompok hambatan menurut Steiner et al.)