Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas PERTEMUAN 2 Uang, Jenis Uang dan Teori Kuantitas Suranto, S.Pd, M.Pd
SEJARAH UANG PRA BARTER Kelemahan: Tidak setiap orang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri
BARTER Kelemahan: Sulit menemukan orang-orang yang secara langsung saling membutuhkan barang-barang yang dibutuhkan. Mengalami kesulitan mengukur nilai masing-masing barang yang akan dipertukarkan. Mengalami kesulitan mengukur nilai objektif.
Kelemahan: UANG BARANG Benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
UANG LOGAM Kelemahan: kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar.
Kelemahan: UANG KERTAS Tidak terlalu aman apabila dibawa kemana-mana dalam jumlah yang banyak, mudah dipalsukan.
UANG GIRAL (Cek, Giro, Kartu Kredit, Transfer Telegrafis) Kelemahan: Tidak semua orang mau menerima
KEUNTUNGAN UANG KERTAS DAN UANG GIRAL Penghematan terhadap pemakaian logam mulia Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam. Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro) Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.
SYARAT SUATU BENDA BERFUNGSI SEBAGAI UANG Disukai oleh umum (acceptability) Mudah di simpan Mudah diangkut dan di bawa Mudah di bagi-bagi (divisibility) Harus bisa mencukupi kebutuhan perekonomian Tidak mudah rusak (durability) Mempunyai kestabilan nilai (stability of value) Harus ada kondinuitas (tidak sering di ganti-ganti)
Fungsi Uang Fungsi Asli/Utama: Alat tukar menukar (medium of exchange) Satuan hitung (unit of account) Fungsi Turunan/Tambahan: Alat pembayaran yang sah Penimbun kekayaan Standard pencicilan utang/Alat pembayaran yang ditangguhkan (standar of demand payment) Uang sebagai alat pemindah kekayaan Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Berdasarkan Bahan Uang Logam Uang Kertas JENIS-JENIS UANG Berdasarkan Bahan Uang Logam Uang Kertas Berdasarkan Nilai Uang bernlai penuh (Full Bodied Money) Uang Bertanda (Token Money) Berdasarkan kebutuhan perdagangan modern Uang giral dan kartal Near Money
NILAI UANG DAN TEORI KUANTITAS Faktor yang mempengaruhi naik turunnya nilai uang: Penawaran uang atau disebut jumlah uang Kecepatan peredaran uang atau disebut permintaan thd uang Jumlah barang yang diperdagangkan
MACAM-MACAM TEORI KUANTITAS (klasik) Teori Uang Statis Teori ini berusaha menjawab: apakah sebenarnya uang?, mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi a. Teori Metalisme (interinsik) Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak. b. Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Davanzati Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran c. Teori Nominalisme Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya d. Teori Negara Asal mula uang karena negara, apabila Negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan
2. Teori Uang Dinamis a. Teori Kuantitas dari David Ricardo Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah darisemula, dan juga sebaliknya. b. Teori Kuantitas dari Irving Fisher Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang. c. Teori Persediaan Kas Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang. d. Teori Ongkos Produksi Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
M . V = P . T Teori Irving Fisher Keterangan: M = Money in circulation (jumlah uang yang beredar) V = Velocity of circulation (kecepatan peredaran uang) P= Price (tingkat harga rata-rata barang) T = Trade (jumlah barang yang diperdagangkan)
Contoh: Bila jumah uang yang beredar (M) sebesar Rp 100 miliar, kecepatan peredaran uang (V) sebesar 8 kali, dan jumlah barang yang diperdagangkan (T) sebesar 200, maka tingkat harga (P) dapat dihitung sebagai berikut: MV = PT --> 100 × 8 = P × 200 200 P = 800 P = 800/200 = 4 Jika M bertambah menjadi 120, sedangkan V dan T tetap, maka besar P dapat dihitung dengan cara berikut: MV = PT --> 120 × 8 = P × 200 200 P = 960 P = 960/200= 4,8
M . Vy = Y Kecepatan laju peredaran uang ditentukan oleh: kebiasaan pembelanjaan konsumen, frekuensi pembayaran pendapatan, praktik-praktik bank, keadaan psikologi umum Perubahan jumlah uang yang beredar dengan pendapatan nasional dan harga-harga dapat dinyatakan sebagai berikut: M . Vy = Y Keterangan: M = jumlah uang yang beredar Vy = kelajuan/kecepatan peredaran uang Y = pendapatan nasional (PDB atau PNB)
Kelemahan Teori Kuantitas (Klasik) a.Dalam kenyataannya, perubahan jumlah uang yang beredar, tidak selalu langsung berakibat pada perubahan penggunaan uang tersebut b. Teori ini telah mengabaikan pengaruh tingkat bunga terhadap perubahan permintaan uang. Teori ini mengangap bahwa permintaan lebih disebabkan karena pendapatan, karena motivasinya adalah untuk transaksi, jadi tidak ada hubungannya dengan tingkat bunga. c. Dalam masyarakat modern, velocity (kecepatan) uang tidaklah stabil, karena ada banyak alternatif yang bisa masyarakat pilih dari kelebihan uang yang dia miliki. Alternatif-alternatif tersebut diantaranya adalah: – Untuk menambah kas – Untuk menambah tabungannya – Untuk menambah pembelian barang dan jasa – Untuk menambah pembelian surat-surat berharga
Kesimpulan Teori Kuantitas Klasik a. Tambahan Jumlah Uang yang Beredar akan dibelanjakan seluruhnya tanpa terpikir untuk ditabung sebagian b. Velocity dan Jumlah komoditi dianggap tetap dan perubahannya hanya dipengaruhi oleh faktor di luar moneter c. Jumlah Uang yang Beredar tidak akan mempengaruhi sektor riil, sektor ini hanya dipengaruhi oleh teknologi dan sumber daya manusia d. Tingkat harga akan selalu berubah secara proporsional mengikuti perubahan Jumlah Uang yang beredar
Teori Kuantitas Modern Teori ini dipopulerkan dan dikembangkan oleh Milton Friedman, dengan mengatakan bahwa permintaan uang itu sejalan dan identik dengan permintaan untuk komoditi tahan lama. M = k.Y = (1/v) . Y Dimana : M = Jumlah Uang yang Beredar k = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian dari pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas Y = Pendapatan nasional V = Velocity
Perbedaannya dengan teori kuantitas klasik a. Pada persamaan klasik yang dimaksud Y adalah current income, sementara menurut Friedman Y adalah Permanent Income, yakni pendapatan rata-rata yang diharapkan masyarakat selama periode tertentu b. Menurut teori klasik, yang dimaksud M adalah M1 (uang kartal dan tabungan giro bank), sementara menurut Friedman adalah M2, dimana M2 = M1 + Time Deposit c. Dalam teori klasik, nilai v aalah konstan, namun dalam persamaan Friedman nilai v berfluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : – Inflasi – Tingkat harga umum – Penghasilan dari saham – Penghasilan dari obligasi, dll
Kesimpulan Teori Kuantitas Modern 1. JUB (Jumlah Uang Beredar) masih merupakan variabel kunci dalam penentuan kebijakan untuk mengendalikan tingkat harga dan pendapatan 2. Inflasi dan deflasi dapat diatasi apabila perubahan JUB per unit output dapat dijaga kenaikan atau penurunnya 3. Velocity JUB relatif masih stabil 4. Efektifitas kebijakan fiskal, dalam hal ini defisit APBN, masih dapat diatasi bila dibiayai dengan pinjaman masyarakat, dan bukan dari penambahan pencetakan uang.
WWW.SOERANTO.BLOGSPOT.COM