ETIKA BISNIS Etika Periklanan Dosen : Ibu Ayurai Nama : Faruq Januar Nim : 01212088 Blog :varuq008.mhs.narotama Fakultas Manajemen Ekonomi UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Tahun ajaran 2015
PERIKLANAN DAN ETIKA Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnsis modern. Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang menghasilkan roduk produk dalam kuatitas besar, sehingga harus mencari pembeli. Dan pasti ada kaitannya juga dengan sistem ekonomi pasar, dimana kompetisi dan persaingan merupakan unsur hakiki. Iklan disini justru di anggap cara paling ampuh untuk menonjolkan dalam persaingan . dalam ekonomi subsistensi agraris dulu dan juga dalam ekonomi berencana komunistis dari abad ke 20 tidak di rasakan kebutuhan akan perilaku besar besaran, walaupun dalam sistem ekonomi apapun di perlukan metode untuk memperkenalkan produknya, sekurang-kurangnya memberitahukan tersedia tidaknya produk produk.
1.FUNGSI PERIKLANAN Sebagai upaya komunikasi. Memperkenalkan produk. Mempengaruhi konsumen. Memberikan tujuan dan pesan. Meyakinkan konsumen. Menjadikan konsumen sebagai pelanggan loyalty. Rupanya dalam periklanan dapat di bedakan dua funsi : funsi informatif dan fungsi persuasif . Seperti sudah di isyaratkan tadi, dunia bisnis sendiri sering berbicara tentang periklanan seolah-olah fungsinya yang utama adalah menyediakan informasi. Sedangakan yang real di lakukan bertujuan untuk promosi.
2.Periklanan dan Kebenaran *Pada umunya periklanan tidak mempunyai reputasi baik sebagai pelindung atau pejuang kebenaran. Sebalikmya, kerap kali iklan terkesan suka membohongi, menyesatkan dan bahkan menipu publik. *Dengan demikian periklanan hampir apriori disamakan dengan tidak bisa dipercaya, tentu saja, pembohongab , penyesatan , dan penipuan merupakan perbuatan yang sekurang-kurangnya prima facie ---- tidak etis. *Dan mari kita mengevaluasi moralitas periklanan, perlu kita perhatikan secara khusus unsur “ maksud” dalam perbuatan berbohong ini, yaitu arti kesengajaan. Ketika bila saja iklan mengatakan sesuatu yang tidak benar, tapi dalam hal ini tidak ada kesengajaan. Misalnya : tentang obat baru dikatakan dalam iklan bahwa produk itu aman, padahal tampak adanya efek samping yang tidak terduga sebelomnya.
3.Manipulasi dengan periklanan Masalah kebenaran terutama berkaitan dengan segi informatif dari iklan (tapi tidak secara ekslusif), sedangkan masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi persuasif dari iklan (tapi tidak terlepas juga dari segi informatifnya). Dengan “manipulasi” kita di maksudkan : mempengaruhi kemauan kemauan sedemikian rupa. Sehingga ia menghendaki atau menginginkan ssuatu yg sebenarnya tidak di pilih orang alin itu sendiri. Karena di manipulasi, sseorang mengikuti motivasi yg tidak berasa ! Dari dirinya sendiri, tapi “dari luar” . contoh yang jelas adalah hipnosis tanpa ijin dari subjek bersangkutan . Dari HIPNOSIS sendiri di artikan tindakan sseorang yang memasukkan orang laen dalam keadaan setengah tidur atau setengah sadar, dimana orang itu merasakan atau melakukan hal hal yg tidak dirasakannya atau dilakukannya dalam keadaan biasa.
4.Pengontrolan terhadap iklan Kontrol oleh pemerintah. Kontrol oleh periklanan. Kontrol oleh masyarakat.
5.Penilaian etis terhadap iklan Reflexi tentang masalah – masalah etis di sekitar praktek periklanan merupakan contoh bagus komplesitas pemikiran moral. Disni prinsip-prinsip etis ternyata sangat penting , tapi tersedianya prinsip-prinsip etis ternyata tidak cukup untuk menilai moralitas sebuah iklan. Di ng harus disisi lain ada 4 faktor yg harus di nilai : Maksud pengiklan . Isi iklan keadaan publik yang tertuju. Kebiasaan di bidang periklanannya.
6.Salah satu contoh kasus etika periklanan Iklan Filma di RCTI yang tidak etis. Ketika ada acara atau bersponsor TV-RCTI perhatikan siaran iklan – iklannya, ada salah satu iklan minyak goreng yang bunyinya kurang lebih “Bila ibu ingin minyak goreng yang murni, jernih, lezat, sehat, gunakan akal sehat, pilihlah Filma, filma membuat masakan lebih lezat dan sehat”. Jadi dengan kata lain, ibu-ibu yang tidak memakai minyak goreng Filma, berarti tidak menggunakan akal sehat,,,... Akal nya tidak sehat. Bukankah ini kurang / tidak etis ? Seyogyanya pihak RCTI pun lebih hati-hati dalam menyiarkan iklan yang kata-katanya kurang tepat. Commen social # bagaimana pendapat ibu-ibu yang laen ? Terserah. (surat pembaca, kompas,29 maret 1992).
ETIKA PERIKLANAN K. BERTENS BAB 8 Periklanan dan Etika
Masalah periklanan Tak Berizin Sampai Salahi Lokasi. Tidak adanya survei dari tim perizinan. Tidak adanya materi berupa penawaran pemasangan iklan. Tidak adanya tiang periklanan di tempat yang rentan di salah gunakan sama pihak yg tidak bertanggung jawab. Banyak reklame yang sejatinya bebas pariwara. Kurang konrol dari pihak satpol PP meskipun oknum tersebut bisa di katakan bukan instansi yg berwenang menerbitkan izin reklame.
Sumber Media Sumber media : Koran Jawa Pos, 19 April 2015 Berizin atau Tidak ? : Reklame di viaduk Kertajaya di soroti DPRD Surabaya karena Menempati cagar budaya. Sumber media : Koran Jawa Pos, 19 April 2015
MATUR NUHUN