Nina Widyaningsih, S.Pd., M.Hum PENALARAN Nina Widyaningsih, S.Pd., M.Hum
Penalaran Induktif (Khusus _Umum) 1. GENERALISASI Merupakan proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala/peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala/peristiwa itu. Contoh: “Para peneliti dari USA melakukan kajian untuk mencari formula yang dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka meneliti 30.000 wanita pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk mengkonsumsi banyak kacang-kacangan. Dari studi itu ditemukan orang yang memakan makanan banyak mengandung vitamin E, memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan orang yang sedikit mengkonsumsi makanan seperti itu.”
3. ANALOGI Merupakan suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa/gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Contoh: “Dokter Maria tertarik untuk meneliti pengaruh pil KB terhadap pertumbuhan otak wanita yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa pil KB. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan bagian otak yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon. Berdasarkan studi itu seorang profesor anatomi menyimpulkan bahwa pil KB dapat menghambat perkembangan otak penggunannya.”
4. HUBUNGAN KAUSAL (SEBAB-AKIBAT) Merupakan proses penalaran sejalan dengan hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangka sebab akibat. Tak ada suatu gejala/kejadian pun yang muncul tanpa penyebab. Contoh: “Di Amerika, diabetes yang tak terkontrol menjadi penyebab utama kebutaan dan menduduki peringkat ke-4 penyakit yang menimbulkan kematian. Akhir-akhir ini ada kabar yang baik untuk penyembuhan diabetes. Suntikan insulin tidak lagi diperlukan untuk sebagian besar penderita diabetes.”
Penalaran Deduktif (Umum_Khusus) 1. Silogisme Merupakan proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi ke tiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya. Silogisme terdiri dari premis mayor (proposisi yang dianggap benar), premis minor (proposisi yang mengidentifikasi), kesimpulan (proposisi yang berlaku seluruh kelas) Contoh: Premis mayor: Semua cendekiawan adalah pemikir Premis minor : Sasono adalah pemikir Kesimpulan : Jadi, Sasono adalah cendekiawan
2. Entimem Merupakan proses penalaran dengan bentuk silogisme tidak lengkap, demi kepraktisan bagian silogisme yang dianggap telah dipahami dihilangkan. Contoh: Premis mayor: Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang sedang kesusahan Premis minor: Pak Jadam adalah rentenir Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang sedang kesusahan
Salah Nalar Merupakan kekeliruan dalam proses berpikir karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Contoh: “Di SD, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang terpenting. Tanpa menguasai bahasa Indonesia tidak mungkin seorang siswa dapat memahami mata pelajaran lainnya dengan baik.” Alasan salah “Mata pelajaran yang lain penting, tapi tidak sepenting pelajaran bahasa Indonesia.”
Macam-macam Salah Nalar 1. Generalisasi yang Terlalu Luas: disebabkan kurangnya data yang dijadikan dalam generalisasi. Contoh: “Semua pejabat pemerintah adalah koruptor” 2. Kerancuan Analogi: disebabkan penggunaan analogi yang tidak tepat. Dua hal yang diperbandingkan tidak memiliki esensial (pokok). Contoh: “Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nahkoda setiap kali harus meminta pendapat anak buahnya, maka kapal itu tak kunjung sampai. Karena itu demokrasi dalam pemerintahan tidak diperlukan.” Betulkah analogi ini??
3. Kekeliruan Kausalitas (Sebab_Akibat): disebabkan karena seseorang keliru menentukan dengan tepat sebab dari suatu peristiwa atau hasil (akibat) dari suatu kejadian. Salah satu bentuk kesalahan kausalitas ini karena keliru menentukan sebab. Contoh: A: Saya tidak bisa berenang karena tidak ada satupun keluarga saya yang dapat berenang B: Karena menyakiti orang tuanya, matinya pun tertabrak mobil C: Saya tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik karena sebelumnya sarapan dulu