SEJARAH ILMU MANAJEMEN Robert Owen (1770 – 1858) Berpendapat bahwa dengan memperbaiki kondisi pekerja maka produksi dan keuntungan dengan sendirinya akan meningkat Charles Babbage (1792 – 1871) Berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) Berpendapat mengganti cara kerja tradisional dengan cara ilmiah, mengganti cara kerja kelompok yang tidak teratur menjadi tindakan yang harmonis dan mengusahakan adanya kerjasama kelompok.
PERSPEKTIF MANAJEMEN KLASIK Terdiri dari dua cabang ilmu berbeda : 1. Manajemen Ilmiah : Cara yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dari seorang pekerja 2. Manajemen Administratif : Menitik beratkan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan
2. Merupakan dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya. Manajemen Ilmiah : 1. Terfokus pada karyawan dan bagaimana cara meningkatkan produktivitas mereka. 2. Merupakan dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya. 3. Manajemen ilmiah sering digunakan untuk organisasi yang bersifat sederhana. Manajemen Administratif : 1. Menitik beratkan pada organisasi secara keseluruhan. 2. Mengidentifikasi proses, fungsi dan ketrampilan manajemen yang masih digunakan hingga sekarang. HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DENGAN ADMINISTRASI 1. Dalam penerapan administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatannya yang dapat dibedakan 2. Administrasi bersifat konsep, menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh, sedangkan manajemen sebagai subkonsep, bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi.
Teori Manajemen Perilaku : 1. Perilaku merupakan kegiatan & aktifitas organisme yang berhubungan, baik aktifitas yang dapat dilihat atau yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. 2. Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan / goal. Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia 1. Faktor Biologis Adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia dan tidak ada pengaruh lingkungan atau sitausi. Misalnya bercumbu, memberi makan, merawat anak dan perilaku agresif. 2. Faktor Sosiopsikologis Komponen afektif yaitu aspek emosional dari faktor sosiopikologis, komponen kognitif yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia, komponen konatif yaitu aspek vilisional yang berhubungan dengan kebiasaan & kemauan bertindak.
Teori Kuantitatif : 1. Menitik beratkan pada penerapan model serta proses matematika ke dalam situasi manajemen 2. Sistem Informasi manajemen yang dikembangkan disediakan bagi manajer 3. Mengembangkan teknik kuantitatif yang dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan Teori Sistem : Serangkaian elemen yang saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu keseluruhan
Teori Sistem dalam Organisasi Input dari lingkungan : Bahan baku, Sdm, finansial & informasi Output ke dalam lingkungan Proses transformasi : teknilogi, sistem operasi, administrasi & pengendalian
Kerangka Kerja yang Terintegrasi Pendekatan Sistem Pendekatan Kontigensi Pengakuan akan saling * Pengakuan akan sifat situasional Ketergantungan internal dari manajemen Pengakuan akan pengaruh * Respons terhadap karakteristik lingkungan tertentu dari situasi Perspektif Manajemen Klasik : Metode untuk meningkatkan efisiensi dan membantu perencanaan, pengorganisasian, pengendalian :Perspektif Manajemen Perilaku : Pandangan untuk meotivasi kinerja dan memahami perilaku individualm kelompok dan tim, kepemimpinan Perspektif Manajemen Kuantitatif : Teknik untuk meningkatkan pengambilan keputusan, alokasi sdm dan operasi Manajemen yang efektif dan efektif
Teori Ilmiah a. Teori ilmiah adalah suatu himpunan pengertian (contruct atau concept) yang saling berkaitan, batasan, serta proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada di antara variabel- variabel, dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta meramalkan gejala- gejala tersebut (Ary, et al, 2000: 36). b. Teori ilmiah adalah sebuah set proposisi yang terdiri dari konsep- konsep yang telah didefinisikan secara jelas. c. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai hubungan antar konsep atau variabel. d. Teori ilmiah adalah penjelasan mengenai fenomena-fenomena dengan cara menspesifikasikan hubungan antar variabel.
Kegunaan Teori Ilmiah dalam Penelitian a. Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah. b. Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian. c. Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis d. Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis e. Untuk mendapatkan informasi historis dan perspektif permasalahan yang akan diteliti. f. Memperkaya ide-ide baru. g. Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama. Hubungan teori ilmiah dengan fakta. a. Fakta memprakarsai teori ilmiah. b. Fakta memformulasikan kembali teori-teori ilmiah. c. Fakta dapat dijadikan dasar untuk menolak teori ilmiah. d. Fakta memperjelas teori ilmiah.
Teori kontingensi atau contingensy theory lahir dari teori manajemen klasik. Structural contingensy theory berkembang pesat sekitar tahun 1960. Struktur Kontingensi
Kritik terhadap teori kontingensi Dilakukan oleh : Pfeffer dan Salancik (1978), melihat bahwa teori ketidakpastian tidak memperhatikan aspek politik dalam pembentukan struktur. Stopford dan Wells (1972) dan Doz dan Prahalad (1991) menunjukkan bahwa teori kontingensi perlu merevisi kembali model fit yang ada, dan alternatif yang diberikan oleh mereka untuk merevisi model ini adalah pendekatan struktur matriks Kesimpulan Teori Kontingensi Organisasi harus mampu bertahan dan berhasil baik (prospher), meskipun kondisi lingkungan itu sendiri tidak memungkinkan organisasi untuk mencapai efisiensi, inovasi atau apapun. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen organisasi tidak hanya mengadopsi bagian yang mencerminkan lingkungan tetapi juga diikuti oleh pernyataan manajerial tentang tujuan organisasional yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi.