Sesi-8…. STIE Dewantara By Dewi Sri Wulandari TEORI STRUKTUR MODAL Sesi-8…. STIE Dewantara By Dewi Sri Wulandari
STRUKTUR MODAL (CAPITAL STRUCTURE), DEFINISI STRUKTUR MODAL (CAPITAL STRUCTURE), Menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri atas utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal sendiri. Mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjakan.
(FINANCIAL STRUCTURE) LANJUTAN… STRUKTUR KEUANGAN (FINANCIAL STRUCTURE) Menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri. Jika utang sesungguhnya (realisasi) berada dibawah target, pinjaman perlu ditambah. Jika rasio utang melampaui target jual saham.
LANJUTAN… Kebijakan struktur modal trade off antara risk & return. utang meningkat risk meningkat return meningkat risk meningkat harga saham menurun return meningkat harga saham meningkat
Definisi struktur modal optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham. Ada dua jenis risiko, yaitu: Risiko bisnis (business risk) Tingkat risiko dari operasi perusahaan jika tidak menggunakan utang. Risiko keuangan (financial risk) Risiko tambahan bagi pemegang saham biasa karena perusahaan menggunakan utang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL Business Risk Makin besar business risk, makin rendah rasio utang. Tax Position adalah bunga utang mengurangi pajak. Makin tinggi tarif pajak, makin besar keuntungan dari penggunaan utang. Manager Conservatism or Aggresiveness Manajer yang konservatif akan menggunakan banyak modal sendiri, sedangkan manajer yang agresif akan menggunakan banyak utang.
DAMPAK DARI LEVERAGE KEUANGAN Jika EPS dengan financial leverage > EPS tanpa financial leverage, perusahaan dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage). Jika EPS dengan financial leverage < EPS tanpa financial leverage, perusahaan dikatakan menghasilkan leverage yang tidak menguntungkan (unfavorable financial leverage).
CONTOH 1: Perusahaan Universal memerlukan dana sebesar Rp 10.000.000. Dana tersebut dapat dipenuhi dengan 2 alternatif, yaitu sebagai berikut: Bunga pinjaman 10% per tahun, pajak = 40%, harga per lembar saham @ Rp 1000, EBIT = Rp 6.000,00 PERTANYAAN: Hitunglah EPS? Utang Saham Alternatif I 0% Alternatif II 20% 100% 80%
JAWAB: Alternatif I Utang = 0% Saham = 100% Alternatif II Utang =20% Jumlah dana yang dibutuhkan dipenuhi dengan: Utang (i = 10%) Saham (Rp 10.000/lembar) Jumlah lembar saham Rp 10.000.000 1000 lembar Rp 2.000.000 Rp 8.000.000 800 lembar EBIT Interest (10%) EBT Tax (40%) EAT Rp 6.000.000 - Rp 2.400.000 Rp 3.600.000 2.000 Rp 5.800.000 Rp 2.320.000 Rp 3.480.000 EPS = EAT ∑ lembar saham Rp 3.600 Rp 4.350 EPS = (EBIT – I) (I – T) Shares outstanding
INDIFFERENCE POINT Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada beberapa alternatif pembelanjaan/ financial mix. a. Indifference point antara utang dengan saham biasa. Perusahaan sebelumnya belum punya obligasi. Formula = X(1 – t) = (x – c)(1 – t) S1 S2 Keterangan: X = EBIT pada indifference point
LANJUTAN… c = jumlah bunga obligasi dinyatakan dalam nilai mata uang. t = tingkat pajak perseroan S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar bila kebutuhan dan dana seluruhnya dibiayai/dibelanjai dengan saham biasa. S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar bila sumber dana dari saham biasa + obligasi.
CONTOH 2: a) Alternatif I & II: x(1 – 0.4) = (x – 200)(1 -0,4) 1000 800 480x = 600(x – 200) 480x = 600x – 120.000 120x = 120.000 x = 1000
JAWAB: Jika EBIT Perusahaan > EBIT pada indifference point Pakai utang Alternatif I Alternatif II EBIT I (10%) EBT T (40%) EAT EPS Rp 10.000.000 - Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000 Rp 8.000.000 Rp 3.200.000 Rp 4.800.000
LANJUTAN… b. Perusahaan sebelumnya sudah punya obligasi. Formula = (x – c1)(1 – I) = (x – c2)(1 – t) S1 S2 Keterangan: X = EBIT pada indifference point C1 = Bunga pinjaman (dalam nilai mata uang) yang dibayarkan untuk utang yang telah ada. C2 = Jumlah bunga pinjaman lama dan baru
LANJUTAN… S1 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar bila tambahan dana dipenuhi dengan menerbitkan saham biasa baru. S2 = Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana dipenuhi dengan hanya mengeluarkan obligasi baru bersama-sama dengan pengeluaran saham baru.
CONTOH 3: Suatu perusahaan mempunyai modal sebesar Rp 1.00.000,00 yang terdiri atas saham biasa sebesar Rp 800.000,00 (8.000 lembar) dan 4% obligasi sebesar Rp 200.000,00. Perusahaan merencanakan mengadakan perluasan usaha dan untuk itu diperlukan tambahan dana sebesar Rp 200.000,00 Tambahan dana itu akan dapat dipenuhi dengan emisi saham baru atau dengan mengeluarkan obligasi baru dengan bunga 6%tahun, tax rate = 50%. PERTANYAAN: Berapa besarnya EBIT pada titik indifference point?
JAWAB: C1 = 4% x Rp 200.000,00 = Rp 8.000,00 C2 = (4% x Rp 200.000,00) + (6% x 200.000,00) = Rp 20.000,00 S1 = 8.000 + Rp 200.000,00 = 100.000 lembar Rp 100,00
LANJUTAN… S2 = 8.000 Harga/lembar saham = Rp 800.000,00 Rp 100,00 (X – 8000)(1 – 0,5) = (X – 20.000)(1 – 0,5) 10.000 8.000 0,5X – 4000 = 0,5X – 10.000 10.000 8.000 4000X – 32.000.000 = 5000X – 100.000.000 1000x = 68.000.000 x = 68.000,00
BUKTI: Saham Biasa Baru Obligasi Baru EBIT Interest EBT Tax (50%) EAT Jumlah Lembar Saham EPS Rp 68.000,00 8.000,00 60.000,00 30.000,00 10.000,00 Rp 3,00 20.000,00 48.000,00 24.000,00
LATIHAN SOAL: Perusahaan Santosa memerlukan dana sebesar Rp 25.000.000. Dana tersebut dapat dipenuhi dengan 2 alternatif, yaitu sebagai berikut: Bunga pinjaman 20% per tahun, pajak = 35%, harga per lembar saham @ Rp 20, EBIT = Rp 7.500,00 PERTANYAAN: Hitunglah EPS? Utang Saham 5% 30% 95% 70%
THANK YOU See U Next Week….