Tinggalkan Rokok atau Alami Impotensi Bila penyakit jantung, stroke, ataupun kanker belum cukup menjadi alasan buat pria untuk berhenti merokok, cobalah mempertimbangkan yang satu ini. Kebiasaan merokok akan memperbesar risiko Anda mengalami impotensi atau disfungsi ereksi (DE). Fakta mengenai hubungan kebiasaan merokok dan risiko impotensi memang bukan sesuatu hal baru. Sebelumnya, sudah beberapa riset yang mendukung teori tersebut. Kali ini pun, para ahli kembali mengungkap bukti ilmiah bahwa pria yang punya kebiasaan merokok berisiko 40 persen lebih besar mengalami disfungsi ereksi ketimbang pria yang tidak merokok. “Merokok akan membawa nikotin dan vasokonstriktor lainnya sehingga dapat menutup aliran pembuluh darah penis,” terang Dr. Jack Mydlo, kepala bagian urologi Temple University School of Medicine and Hospital di Philadelphia, Amerika Serikat. Disfungsi ereksi atau impotensi menurut data dari U.S. National Institute of Diabetes dan Digestive and Kidney Disorders saat ini telah menjadi problem serius yang dialami dua dari 100 pria di Amerika. Ketika pria mulai beranjak tua, risiko mengalami gangguan fungsi seksual pun makin meningkat. Dalam penelitian kali ini, para ahli melibatkan sebanyak 8.000 pria di Australia berusia 16 hingga 59 tahun. Dari riset terungkap bahwa pria yang merokok kurang dari sebungkus sehari mengalami peningkatan risiko mengalami problem ereksi sebesar 24 persen. Hasil riset yang dipublikasikan dalam Journal Tobacco Control ini juga mengungkapkan, bertambahnya jumlah rokok yang diisap setiap hari makin meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Pria yang rata-rata menghisap 20 batang rokok sehari tercatat mengalami peningkatan risiko sebesar 39 persen. Pada riset lainnya, yang dipublikasikan American Journal of Epidemiology, pria yang masih merokok pada usia 40-an cenderung mengalami problem ereksi ketimbang pria tua yang tidak merokok. Risiko disfungsi juga tercatat meningkat dua kali lipat pada pria yang merokok pada usia 40-an dibanding yang tidak merokok pada usia 50-an. “Merokok, yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit, adalah penyebab terbesar gangguan ereksi,” ungkap Dr. Larry Lipshultz, kepala bagian reproduksi pria pada Baylor College of Medicine di Houston, Texas AS. Merokok sebenarnya bukan satu-satunya penyebab impotensi pada pria. Faktor gaya hidup juga bisa berpengaruh besar pada kesehatan seksual kaum Adam. Obesitas, konsumsi alkohol, dan obat-obatan dapat memicu timbulnya problem ereksi. Demikian pula halnya dengan gaya hidup yang santai dan kurang aktivitas (sedentary), tambah Lipshultz. Penyebab lainnya, lanjut Lipshultz, adalah beragam penyakit seperti diabetes, jantung, operasi kanker prostat, kandung kemih, usus besar, cedera tulang belakang, ketidakseimbangan hormon testosteron, ataupun pengobatan tekanan darah tinggi dan obat antidepresan. Lipshultz juga menjelaskan, seluruh faktor kondisi dan gaya hidup tersebut dapat memicu pria mengalami disfungsi ereksi melalui tiga cara utama yakni: memperlambat aliran darah, menyebabkan kerusakan saraf, dan mengubah kondisi hormonal. Sumber: Healthday News