Sifat dasar negosiasi Natasya ulfiyah (145030201111016) Kevin figli (145030201111161) Jevanda Goerid E (145030207111007) Rizqi egy g. (145030201111017)
Karakteristik situasi organisasi Negosiasi adalah proses di mana dua atau lebih pihak berusaha untuk menyelasaikan kepentingan mereka yang bertentangan. Karakteristik umum situasi negosiasi : 1.Terdapat dua atau lebih pihak yaitu dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi meskipun orang dapat “bernegosiasi” dengan diri mereka sendiri. 2. Terdapat konflik kebutuhan dan keinginan antara dua pihak atau lebih yaitu apa yang diinginkan adalah tidak selalu menjadi keinginan orang lain dan para pihak harus mencari cara untuk menyelesaikan konflik. 3. Para pihak berorganisasi dengan pilihan, artinya mereka bernegoisasi karena mereka berpikir mereka dapat mendapatkan kesepakatan yang lebih baik dengan melakukan negosiasi. 4. Ketika kita bernegosiasi, kita mengharapkan proses “memberi dan menerima” yang mendasar untuk definisi sendiri. 5. Para pihak lebih suka bernegosiasi dan mencari kesepakatan daripada melawan secara terbuka, satu sisi mendominasi dan sisi lain menyerah, memutuskan kontak secara tetap, atau membawa perselisihan mereka pada otoritas yang lebih tinggi untuk mengatasinya. 6. Negosiasi yang berhasilkan melibatkan menajemen faktor kasat mata (misalnya, harga atau ketentuan perjanjian) dan juga resolusi faktor tak kasat mata. Faktor tak kasat mata adalah dasar motivasi psikologis yang mungkin memengaruhi pihak-pihak selama negosiasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Saling ketergantungan Salah satu karakteristik kunci dari situasi negosiasi adalah bahwa pihak-pihak saling membutuhkan untuk mecapai suatu tujuan atau hasil yang mereka inginkan. Artinya, mereka harus saling berkoordinasi untuk mencapai tujuan mereka sendiri, atau mereka memilih untuk bekerja sama karena hasil yang mungkin dicapai akan lebih baik daripada mereka bekerja sendiri, Ketika pihak-pihak yang ada saling bergantung satu sama lain untuk mencapai hasil yang diinginka sendiri, maka mereka saling bergantung.
Penyesuaian timbal balik Ketika pihak pihak saling bergantung, mereka harus menemukan cara untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Kedua pihak dapat mempengaruhi hasil dan keputusan yang lain, dan keputusan serta hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya. Penyesuain timbal balik ini saling berlanjut sepanjang kegiatan negosiasi sebagai aksi kedua belah pihak dalam memengaruhi yang lain. Penting untuk menyadari bahwa negosiasi adalah proses yang berubah dari waktu ke waktu, dan penyesuain timbal balik adalah salah satu penyebab utama dari perubahan yang terjadi selama negosiasi.
Penyesuain Timbal Balik dan Pembuatan Konsesi Negosiasi biasa dimulai dengan pernyataan posisi awal. Setiap pihak menyatakan proposal yang paling disukai, berharap bahwa pihak lain hanya akan menerimanya, tetapi itu benar benar tidak sederhana. Jika proposal tidak diterima oleh pihak lain, negosiator mulai mempertahankan proposal awal mereka sendiri dan mengkritik proposal orang lain dan mungkin juga mengandung perubahan posisi sendiri.
Dua dilema dalam penyesuain timbal balik Dilema pertama, dilema kejujuran, fokus pada berapa banyak kebenaran untuk memberitahu pihak lain. Dilema kedua, dilema kepercayaan. Berapa banyak seharusnya negosiator percaya pada pihak lain? jika anda dapat mempercayai yang dikatakan pihak lain, maka ia dapat mengambil keuntungan dari anda.
Mengklaim nilai dan menciptakan nilai Mengidentifikasi dua jenis situasi saling tergantung, zero sum dan non zero sum. Zero sum atau situasi distributive Situasi di mana hanya ada satu pemenang atau di mana pihak-pihak yang berusaha untuk mendapatkan bagian lebih besar atau bagian dari sumber daya tetap, seperti jumlah bahan baku, uang, waktu, dan sejenisnya. Non zero sum atau situasi integrative (Pendapatan timbal balik) Situasi dimana banyak orang dapat mencapai tujuan mereka
konflik TINGKATAN KONFLIK Konflik dapat diartikan sebagai “perselisihan dan pertentangan yang tajam, sebagai kepentingan, ide, dan sebagainya “ dan melibatkan “ perbedaan yang dirasakan dari kepentingan, atau keyakinan bahwa saat ini aspirasi pihak tidak dapat dicapai secara bersamaan” TINGKATAN KONFLIK Salah satu cara untuk memahami konflik adalah membedakannya berdasarkan tingkatannya. 4 tingkatan konflik dijelaskan berikut ini: Konflik Intrapersonal Konflik Interpersonal Konflik Intrakelompok Konflik Interkelompok
Fungsi dan disfungsi konflik Elemen yang berkontribusi dalam gambaran perusakan oleh konflik : Kompetitif Salah persepsi dan bias Emosionalitas Komunikasi menurun Masalah yang samar Komitmen yang kaku Perbedaan yang diperbesar, kesamaan yang diminimalisasi Eskalasi Konflik
Manajemen Konflik Yang Efektif 5 strategi utama untuk manajemen konflik Contending (bersaing atau mendominasi) adalah strategi di sudut kanan bawah. Para pelaku yang mengejar strategi bersaing dalam mengejar hasil mereka secara kuat dan menunjukkan perhatian yang kecil jika pihak lain mendapatkan hasil yang mereka harapkan. Yielding (mengakomodasi atau menurut) adalah strategi dibagian sudut kanan atas. Para pelaku yang mengejar strategi penurut (yielding) menunjukkan ketertarikan atas perhatian yang sedikit jika pihak lain mencapai hasil mereka, tetapi mereka cukup tertarik jika pihak lain mencapai hasilnya. Inaction (menghindari) adalah strategi dibagian sudut kiri bawah. Para pelaku yang mengejar strategi kelambanan (inaction) menunjukkan ketertarikan yang kecil jika mereka mencapai keberhasilan, sebagaimana mereka memiliki sedikit perhatian jika pihak lain mendapatkan hasil yang diinginkan. Problem solving (mengolaborasi atau mengintegrasi) adalah strategi dibagian sudut kanan atas. Para pelaku mengejar strategi penyelesaian masalah (problem solving) menunjukkan perhatian yang tinggi untuk mencapai hasil mereka dan perhatian yang juga tinggi jika pihak lain mencapai hasil mereka. Compromising (mengompromi) adalah strategi ini mewakili usaha moderat untuk mengejar hasil seseorang dan usaha moderat untuk membantu pihak lain mencapai hasil mereka.
TERIMA KASIH