05. KINERJA TRANSPORTASI
Sistem Transportasi Makro Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan Menurut (Tamin, 1997:22-29), sistem transportasi secara makro terdiri dari beberapa sistem makro, yaitu; (a) sistem kegiatan; (b) sistem jaringan; (c) sistem pergerakan; dan (d) sistem kelembagaan. Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur) tempat moda transportasi bergerak. Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan.
teori lokasi industri (Alfred Weber ) Kebun Singkong Cabai Kota
Sistem Transportasi Makro Sistem Kegiatan Kinerja Transportasi
Apa itu Kinerja??? Kinerja adalah kemampuan atau potensi suatu sistem transportasi (sarana atau prasarana) untuk melayani kebutuhan pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang. Kinerja juga merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja perusahaan dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Arus, Kapasitas dan jarak Sistem Jaringan Transfer 1 Transfer 2 Asal Tujuan Collection link Line-haul link Distribution link Arus besar, Kapasitas besar, Jarak jauh Arus kecil/sedang, Kapasitas kecil/sedang, Jarak pendek/sedang Arus kecil/sedang, Kapasitas kecil/sedang, Jarak pendek/sedang Perlunya kontinuitas dari collection, line-haul dan distribution link
Angkutan Umum Waktu Siklus total waktu satu perjalanan dari terminal asal sampai ke terminal tujuan dan kembali ke terminal asal sampai waktu akan berangkat dari terminal asal dimana sudah termasuk waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang serta waktu transisi bis di terminal (Lay Over Time). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan rata-rata kendaraan, seperti : Jarak pemberhentian bis Jumlah penumpang per trip Waktu naik turun rata-rata per penumpang Keadaan jalan Perilaku pengemudi Banyaknya jalan Kemacetan lalu lintas Dan lain-lain
Angkutan Umum Jumlah Armada Jumlah armada alokasi (AA) meliputi armada yang aktif beroperasi (AO) serta armada cadangan baik armada yang tidak beroperasi (sedang dalam tahap perawatan atau perbaikan). Trip dan Rit Trip merupakan perjalanan yang dilakukan oleh angkutan umum dalam satu kali melakukan lintasannya, sedangkan rit merupakan perjalanan yang ditempuh secara bolak-balik dalam melakukan lintasannya. Internal (headway) Headway merupakan interval keberangkatan antara suatu angkutan dengan angkutan berikutnya, diukur dalam satuan waktu pada titik tertentu untuk setiap rutenya. Waktu Tunggu waktu selama menunggu bis di terminal atau halte sampai bis tersebut berangkat.
Angkutan Umum Biaya Transportasi Pemakai jasa Harga langsung (ongkos, tol dan sebagainya); Waktu yang dipakai; Ketidaknyamanan penumpang; Kehilangan atau kerusakan barang, dan Hal lain yang ditanggung oleh pemakai jasa Pemilik sistem – operator Biaya langsung konstruksi; Biaya operasi, dan Biaya pemeliharaan Bukan – pemakai Perubahan nilai lahan, produktifitas dan sebagainya, dan Penurunan tingkat lingkungan (misalnya kebisingan, timbulnya pencemaran baik terhadap lingkungan maupun udara/polusi, segi estetika dan sebagainya) Pemerintah Pemberian subsidi dan sumbangan modal, dan Kehilangan hasil pajak (misalnya jika terdapat jalan ataupun fasilitas milik umum lainnya yang menggantikan fungsi suatu lahan, yang dari padanya didapat perolehan pajak). Daerah Bagi daerah biasanya tidak langsung, melainkan melalui suatu reorganisasi tata guna lahan, dan Tingkat pertumbuhan yang terhambat
Load Factor (Faktor muat) Analisis load factor dimaksudkan untuk mengukur kapasitas penumpang setiap kali perjalanan . Dari data load factor dapat diketahui apakah setiap kendaraan dari setiap trayek mampu mengangkut penumpang dalam kapasitas maksimal setiap kendaran tersebut. Ditinjau dari kepentingan masyarakat pengguna jasa, load factor yang rendah akan menyenangkan krn masyarakat pengguna jasa lebih leluasa memanfaatkan tempat duduknya
Load Factor (Faktor muat) Bagi pengusaha jasa transportasi, load factor yang rendah akan merugikan mereka, karena kapasitas angkut setiap trayek tidak maksimal. Load factor adalah besaran yang menyatakan tingkat kejenuhan jumlah penumpang di dalam angkutan umum pada zona tertentu. LF = Jumlah penumpang (Pnp/jam) Kapasitas (pnp/jam) X 100%
Arus Lalu Lintas Jalan Parameter Lalu Lintas Volume lalu lintas (V) Jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu Satuan : kend/15 menit, kend/jam, smp/jam, kend/hari (LHR). Fluktuasi arus lalu lintas (fluktuasi dlm jam, hari, musim) V = V = volume lalu lintas n = jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan t = interval pengamatan
Arus Lalu Lintas Jalan Kecepatan (S) Free flow speed : kecepatan pada saat lalu lintas rendah, dimana pengendara cenderung mangemudi dengan kecepatan sesuai dengan keinginannya tanpa adanya hambatan oleh kendaraan lain. Average Running speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh bergerak (tidak termasuk waktu berhenti) Average Travel Speed : kecepatan dimana waktu tempuh yang dihitung adalah waktu tempuh perjalanan (termasuk waktu berhenti) Time mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan (dihitung secara aritmetik) yang melintasi suatu titik di ruas jalan. Space mean speed : kecepatan rata-rata kendaraan yang melintasi suatu segmen di ruas jalan (waktu tempuh diukur setiap kendaraan yang melintasi segmen jalan dan dihitung secara statistik) Satuan: km/jam
Arus Lalu Lintas Jalan Kerapatan (D) Hubungan antar parameter Jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang ruas jalan pada suatu waktu tertentu. Satuan : Kend/km Hubungan antar parameter V = S X D
Tingkat Kinerja Lalu Lintas Jalan Kapasitas Jalan volume lalu lintas maksimum per jam yang dapat dipertahankan pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu. Suatu ukuran efektifitas fasilitas lalu lintas (jalan) untuk mengakomodasi lalu lintas.
Tingkat Kinerja Lalu Lintas Jalan Faktor yang berpengaruh : Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll. Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll Faktor lingkungan : pejalan kaki, pengendara sepeda , binatang yang menyeberang, dll.
Tingkat Kinerja Lalu Lintas Jalan Volume Capacity Rasio: Rasio besarnya volume lalu lintas (V) terhadap kapasitas (C) pada suatu ruas/segmen jalan tertentu. V VCR = C VCR = Volume Capacity Rasio Q = Arus lalu lintas (kend/jam) C = Kapasitas (kend/jam)
Arus Lalu Lintas Jalan Kinerja Pelayanan Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan Menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan Faktor yang berberpengaruh : Faktor jalan : lebar lajur, bahu jalan, median, kondisi permukaan jalan, kelandaian jalan, trotoar, dll. Faktor lalu lintas : komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, gangguan samping, dll
FORMULIR SURVEI
Arus Lalu Lintas Kereta Komponen Gerbong Kereta Gerbong mesin (lokomotif) Gerbong penumpang Gerbong barang (gerbong biasa, tangki, peti kemas Gerbong bahan bakar (generator) Jalur Kereta (rel) Jalur tunggal Jalur ganda
Arus Lalu Lintas Kereta Volume Satuan kereta per satuan waktu (kereta/jam, kereta/hari) Sangat dipengaruhi oleh kapasitas jalur Kecepatan Running speed : kecepatan yang dipengaruhi oleh kemampuan mesin dari lokomotif pembawa rangkaian dan jumlah gerbong yang dibawa Travel speed : kecepatan dipengaruhi oleh kapasitas jalur atau jaringan jalan rel yang dilalui
Arus Lalu Lintas Kereta Kapasitas Kapasitas kereta api : dipengaruhi oleh jumlah gerbong, konfigurasi muatan (orang dan barang) dalam rangkaian serta tipe dan kekuatan mesin lokomotif Kapasitas jalur : kondisi geometrik jalur, kemampuan sistem pengendalian, efisiensi sistem operasi di stasiun
Arus Lalu Lintas Kereta Kinerja Pelayanan Volume per Kapasitas Kecepatan Headway antar kereta (di perkotaan: jarak pendek, kecepatan, ketepatan waktu, kepastian; merupakan kelebihan dari moda transportasi darat lain)
Arus Lalu Lintas Udara Lalu lintas: Jalur lalu lintas Lalu lintas di sekitar bandara ketika pesawat akan lepas landas (take off) Lalu lintas di luar otoritas bandara (airspace) Jalur lalu lintas Ruang 3 dimensi, sehingga perlu pengaturan khusus Pemisah jalur vertikal (ketinggian operasi penerbangan dari permukaan laut): 1200-18000 feet : untuk pesawat kecil (propeller) 18000-45000 feet : pesawayt besar (jet)
Arus Lalu Lintas Udara Volume Pemisah jalur horizontas (lateral dan longitudinal) : Ukuran pesawat Kecepatan pesawat Ketersediaan radar pengendali di pesawat dan di ARTCC (air route traffic control center) terdekat Volume Banyaknya pesawat terbang yang melakukan kegiatan take off/landing di runway dalam satuan waktu tertentu (annual departure, kedatangan/jam, kedatangan/hari)
Arus Lalu Lintas Udara Kecepatan Kapasitas Dipengaruhi oleh karakteristik pesawat (propeller, jet, super sonic dll) Regulasi dari penerbangan internasional (ICAO, IATA) Kapasitas Kapasitas pesawat (payload dengan spesifikasi MTOW/MLW) Kapasitas bandara : kemampuan fasilitas bandara (runway, navigasi aids, kelengkapan lainnya)
Arus Lalu Lintas Udara Kinerja Pelayanan Dipengaruhi oleh kecepatan dan ketepatan waktu Efisiensi pelayanan di bandara (check in, boarding, loading/unloading) dan aksesibilitas bandara
Kriteria Kinerja Transportasi Untuk mengukur tingkat keberhasilan operasi transportasi ada beberapa parameter/indikator yang bisa di ukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara Kuantitatif ( Tingkat Pelayanan ). Kapasitas. Aksesibilitas . Secara Kualitatif ( Kualitas Pelayanan ). Keselamatan. Keandalan. Fleksibilitas. Kenyamanan. Kecepatan. Dampak GI
Kriteria Kinerja Transportasi Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang/jam atau ton/jam. Aksesibilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu sarana trransportasi tertentu dan bisa berupa fungsi dari jarak maupun waktu. GI
Kriteria Kinerja Transportasi Keselamatan : Suatu sistem transportasi yang mempunyai suatu sistem pengendalian yang ketat, biasanya memunyai tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi, contohnya pesawat. Keandalan : berhubungan dengan faktor-faktor, seperti ketetapan jadwal dan jaminan sampai di tempat tujuan. Suatu sistem transportasi yang andal berarti bahwa penumpang dan/atau barang yang diangkutnya bisa sampai pada waktu yang tepat dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan. GI
Kriteria Kinerja Transportasi Fleksibilitas : Kemudahan yang ada dalam mengubah segala sesuatu sebagai akibat adanya kejadian yang berubah. Kenyamanan transportasi, terutama berlaku untuk angkutan penumpang, erat kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, sistem pengaturan udara di dalam kendaraan, ketersediaan fasilitas khusus, seperti toilet. GI
Kriteria Kinerja Transportasi Kecepatan merupakan faktor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan masalah efisiensi sistem transportasi. Kadang dibatasi oleh berbagai hal, misalnya kemampuan mesin atau tenaga penggerak yang terbatas, keselamatan dan kemampuan manusia dalam mengendalikan Dampak transportasi sangat beragam jenisnya, mulai dari dampak lingkungan (polusi, kebisingan, getaran, dan lain-lain) ditimbulkan oleh adanya suatu operasi lalu lintas serta besarnya konsumsi energi yang dibutuhkan. GI
Tugas 1 Sistem Transportasi Sistem Kegiatan Kinerja Transportasi Menurut (Tamin, 1997:22-29), sistem transportasi secara makro terdiri dari beberapa sistem makro, yaitu; (a) sistem kegiatan; (b) sistem jaringan; (c) sistem pergerakan; dan (d) sistem kelembagaan. Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur) tempat moda transportasi bergerak. Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan.
Tugas 2 Menurut (Tamin, 1997:22-29), sistem transportasi secara makro terdiri dari beberapa sistem makro, yaitu; (a) sistem kegiatan; (b) sistem jaringan; (c) sistem pergerakan; dan (d) sistem kelembagaan. Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur) tempat moda transportasi bergerak. Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan.