DASAR DASAR ANESTESIA (IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Media Pembelajaran Sistem Respirasi Manusia
Advertisements

Standar kompetensi & kompetensi dasar
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
SISTEM RESPIRASI MANUSIA
PENGERTIAN Sistem Pernafasan merupakan sistem yang mengatur pertukaran gas antara organisme dan lingkungannya.
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN.
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
SMA NEGERI 1 TANJUNGPANDAN JL. GATOT SUBROTO TANJUNGPANDAN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
PANCA INDRA PADA MANUSIA
PENGATURAN MEKANISME BERNAFAS PADA MANUSIA
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
PERNAPASAN PULMONAL DR.SUGENG RIYADI.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
dr. IZWAR WAHAB Bag. Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
LUKA BAKAR.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
SISTEM PERNAPASAN K.D. 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur , fungsi dan proses serta kelainan /penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan manusia.
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
HARI-HARI PERTAMA, MASA PENYESUAIAN
Askep pada pasien dengan Terapi Nebulasi dan Suction
Sistem Pernapasan Manusia
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
Penatalaksanaan jalan napas
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
MANAGEMENT JALAN NAFAS
BAB 7 Sistem Pernapasan.
DASAR – DASAR ANESTESIA I
BAB VII SISTEM PERNAPASAN.
Alat Pernapasan Penyerapan Gas Mekanisme Bernapas Gangguan Pernapasan
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI (Bag.I) & FISIKA DALAM SISTEM RESPIRASI
Pengantar Biopsikologi – KUL VI
PENGATURAN SUHU TUBUH & HIDRODINAMIKA.
MENUNTUT ILMU ADALAH TAQWA. MENYAMPAIKAN ILMU ADALAH IBADAH.
Membuka jalan napas dengan alat (OPA) atau tanpa alat
SISTEM RESPIRASI BELLA DESRIANI TONGKA.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
ANESTETIK UMUM Obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang disertai dengan hilangnya kesadaran secara total REVERSIBEL.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Nama : FIFI FITRIANI XI IPA2
Airway & Breathing Management
Bahan Kimia Berbahaya Theo da Cunha
Sistem pernapasan pada manusia
PERTUKARAN ENERGI part 2 Irma Khrisnapandit.
Sistem Respirasi 19/09/2018 Makhrus Ali.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TRAUMA ABDOMEN.
THERAPI OKSIGEN.
CONFINED SPACE ENTRY TRAINING.  MEMBANTU MEMAHAMI KRITERIA PEKERJAAN CONFINED SPACE ENTRY  MEMOTIVASI UNTUK MENGEVALUASI TEMPAT KERJA DAN PROGRAM TERTULIS.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
dr. Imtihanah Amri, M.Kes, Sp.An
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes
Sistem Pernapasan Manusia
SISTEM RESPIRASI Mengapa diperlukan ?
SISTEM PERNAPASAN BY : LELY ENDAH RINI, S.Si. PENDAHULUAN Pernapasan: proses pertukaran gas dari MH dengan gas di lingkungan Respirasi: perombakan bahan.
Transcript presentasi:

DASAR DASAR ANESTESIA (IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn Kuliah Anestesi

Stadium – stadium anestesia Stadium – stadium ini hanya jelas terlihat pada “Volatile Anaesthetic Agents”, terutama ether. Stadium I : Stadium analgesia (disorientasi) : mulai induksi sampai hilangnya kesadaran (refleks bulu mata  - )

Stadium II : Stadium Excitement : Mulai hilangnya kesadaran sampai mulainya pernapasan jadi teratur. Pada stadium ini penderita bisa berontak, tahan napas, muntah, batuk, dll. Stadium III : Stadium Surgical Anaesthesia : Mulainya pernapasan teratur sampai paralise pernapasan. Stadium III ini terbagi lagi dalam 4 Plane :

Plane 1: Dari mulainya pernapasan teratur sampai pergerakan bola mata terhenti. Plane 2: Dari pergerakan bola mata terhenti sampai mulainya paralise pernapasan interkostal. Plane 3: Dari mulainya paralise sampai komplit paralise pernapasan interkostal. Plane 4: Dari komplit paralise pernapasan interkostal sampai paralise diafragma.

Stadium IV : Stadium overdosis : Dari mulainya paralise diafragma sampai apnu, dan penderita meninggal.

Refleks – refleks yang penting untuk menentukan stadium anestesia Refleks bulu mata (Eyelash Reflex) : Sentuhan secara pelan – pelan pada bulu mata, akan menyebabkan kontraksi kelopak mata  Refleks ini hilang pada waktu masuk Stadium II Refleks kelopak mata (Eyelid Reflex) : Jika kelopak mata bagian atas diangkat pelan – pelan, akan menyebabkan kontraksi kelopak mata  Refleks ini hilang pada waktu masuk stadium III

Sentuhan secara pelan – pelan pada conjunctiva Refleks Conjunctiva (Conjunctival Reflex) : Sentuhan secara pelan – pelan pada conjunctiva palpebra, akan menyebabkan refleks mengejapkan mata  Refleks ini hilang pada akhir stadium III plane 1 Refleks Cornea (Corneal Reflex) : Sentuhan secara hati – hati pada cornea, akan menyebabkan kontraksi kelopak mata  Refleks ini hilang pada pertengahan plane 2 stadium III

 Refleks Cahaya (Light Reflex) : Dengan memberikan cahaya yang kuat pada mata, akan menyebabkan pupil mengalami konstriksi (miosis)  Refleks ini hilang pada pertengahan plane 3 stadium III Refleks Lakrimasi : Terjadi lakrimasi lebih dari normal pada plane 1 dan plane 2 , stadium III Refleks Menelan : Terlihat sebelum plane 1, yaitu awal stadium III

Refleks Muntah : Terlihat pada akhir stadium II (pada waktu recove-ry, refleks ini terlihat saat peralihan dari stadium III ke stadium II) Refleks Carina : Rangsangan pada carina oleh endotracheal - tube, bronchoscope, atau suction catheter, akan menye-babkan batuk – batuk pada semua stadium sebe-lum stadium IV

Refleks Sphincter Ani : Bila sphincter ani diregang dengan cepat, akan terjadi laringospasme atau hiperpnu pada semua stadium sebelum stadium IV Refleks Traksi : Tarikan pada peritoneum, mesenterium, hepar, dll akan mengakibatkan hiperpnu, kontraksi otot – otot dinding anterior abdomen, dan laringospasme  Refleks ini hilang pada plane 4 stadium III

Refleks Kulit (Skin Reflex) : Rangsangan pada kulit akan mengakibatkan pende-rita bernapas dalam atau menggerakkan kaki  Refleks ini hilang pada plane 2 stadium III Refleks Farings Posterior : Rangsangan pada mukosa kerongkongan dengan lendir, darah, muntahan, dll, akan mengakibatkan batuk – batuk  Refleks ini hilang pada akhir plane 1 stadium III

Refleks Larings : Rangsangan pada larings dan epiglotis akan meng-akibatkan batuk - batuk dan adduksi pita suara (spasme)  Refleks ini hilang pada awal stadium III plane 2 Tracheal Tug : Terjadi pergerakan yang tajam dari larings dan trakea kearah bawah  Refleks ini terlihat pada stadium III plane 3 atau plane 4

APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA Circle System Allows rebreathing of anesthetic gases lower FGF rates Less pollution Requires CO2 absorption Conserves heat and humidity

Four Basic Circuits Open Semi-open Semi-closed Closed

APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA ۩ Open - drop methode :  Metode ini simple / mudah , tetapi boros dan polusi kamar bedah  Metode ini tidak dipakai lagi

OPEN SYSTEM MACHINE

Semi – Open Methode :  Metode ini simple / mudah, dead – space kurang, tetapi boros dan polusi kamar bedah  Oleh karena penumpukan CO2  sewaktu – waktu sungkup dibuka / diangkat, atau berikan O2 melalui kateter dibawah sungkup  Metode ini juga tidak dipakai lagi

Tehnik Insufflasi :  Gas anestesia dimasukkan kedalam naso atau oro farings dengan kateter kecil disamping pharyngeal – airway  Biasanya dipakai pada anak – anak misalnya untuk operasi tonsilektomi dimana tidak dikehendaki untuk melakukan intubasi pipa endotrakeal

Semi - Closed Methode : ۩Metode ini memungkinkan adanya sedikit rebrea-thing  Apparatus untuk closed – methode dapat dipakai untuk semi – closed methode, dengan jalan mem-biarkan sebagian gas yang berlebihan keluar mela-lui valve yang dibuka  Mapleson mengajukan 5 tipe sirkuit yang dapat dipakai untuk anestesia semi – closed (tipe A s/d tipe E)

gbr

 Tipe E dikenal sebagai : AYRE’S T - PIECE  Tipe E ini sering dipakai untuk anak – anak, oleh karena resistensi dan dead – space minimal  Untuk mencegah pengenceran gas yang dihirup dan penumpukan CO2 , dianjurkan aliran / flow gas 2 kali minute – volume penderita dan volume reservoir – tube 1/3 kali tidal volume penderita

 Prinsipnya sebenarnya tipe E ini termasuk open – methode.  Modifikasi tipe E  yaitu dengan menambah corrugated – tube , reservoir – bag, dan valve (memungkinkan untuk assisted / control respiration), dikenal sebagai JACKSON – REES  Prinsipnya sebenarnya tipe E ini termasuk open – methode. Jackson - Rees

۩ Sistim Non - Rebreathing : Udara ekspirasi tidak akan bercampur dengan udara inspirasi  sebagai contoh : Ruben Valve (Ambu Hesse Valve) gbr

 Keuntungan sistim Non - Rebreathing: 1. Metode ini non-rebreathing  Udara ekspirasi tidak di inspirasi lagi 2. Bila inflasi reservoir- bag tetap, tidal - volume dapat ditentukan tepat, maka aliran (flow) gas sama de-ngan minute - volume penderita 3. Bisa dirubah dari respirasi spontan ke respirasi kontrol tanpa pengaturan valve 4. Bisa digunakan pada keadaan2 dimana pemakaian CO 2 absorption merupakan kontra indikasi, misalnya pada anestesia dengan obat Trilene

C2HCl3 + NaOH  C2 Cl2 + NaCl + H2 O Trilene Soda-lime (co2 abs) Dichloracetylene (toksis utk n.cranialis)  Kerugian sistim Non - Rebreathing : 1.Valve bising dan suka menempel / melekat 2.Valve tidak dapat di sterilkan dengan pemanasan 3.Tangan Anaesthetist harus dilatih (untuk perasaan yang lain) pada saat kontrol respirasi 4.Pada saat respirasi spontan, flow gas harus diru-bah rubah oleh karena minute - volume penderita berubah - ubah 5.Boros

۩ Closed - Methode :  Ini adalah metode rebreathing dengan CO2 absorp.  Sistim closed tidak dipakai lagi; yang sering dipa-kai sistim semi - closed, yaitu dengan membuka sedikit valve nya; Hal ini disebabkan oleh karena : 1. Konsentrasi obat anestesia volatile seperti halotan, isoflurane, dll bisa sangat meningkat dalam sirkuit dan bisa berbahaya untuk penderita 2. Perbandingan N2O dan O2 yang diberikan bisa mengalami perubahan yang berarti dan mungkin bisa membahayakan

Closed-Circuit Anesthesia (Anesthesia, Closed Circuit) Description: Inhalation anesthesia where the gases exhaled by the patient are rebreathed as some carbon dioxide is simultaneously removed and anesthetic gas and oxygen are added so that no anesthetic escapes into the room.

Closed-circuit anesthesia is used especially with explosive anesthetics to prevent fires where electrical sparking from instruments is possible.

Also Known As: Anesthesia, Closed Circuit; Anesthesia, Closed-Circuit; Anesthesias, Closed-Circuit; Anesthesias, Rebreathing; Closed Circuit Anesthesia; Closed-Circuit Anesthesias; Rebreathing Anes... Show More

3. Bila fungsi soda - lime kurang baik, maka CO 2 dalam sirkuit akan sangat meningkat  Salah satu apparatus yang tergolong dalam sistim ini, dan sering dipakai adalah Sistim circle , sbb : gbr

 Keuntungan Sistim Closed : * Bisa untuk respirasi kontrol * Ekonomis * Suhu dan cairan tubuh dipertahankan * Polusi udara kamar bedah kurang * Bahaya ledakan / kebakaran kurang  Kerugian Sistim Closed : * Tube / masker yang terlalu ketat dapat menyebab- kan trauma pada penderita

* Debu alkali (soda - lime) bisa masuk kedalam jalan napas penderita * Panas yang dihasilkan reaksi kimiawi soda - lime bisa menyebabkan keringatan pada penderita * Tahanan respirasi dan dead - space meningkat * Bila daya absorpsi soda - lime kurang baik, akan terjadi peningkatan kadar CO2 dalam sirkuit

 CO2 ABSORPTION : 1. SODA - LIME Terdiri dari :  90 % Ca(OH)2  5 % NaOH  Silicates (Untuk mencegah peruba- han menjadi tepung) 2. BARA - LIME Terdiri dari :  80 % Ca(OH)2  20 % Ba(OH)2

Apparatus Anestesia lain yang sering dipakai Berikut ini adalah gambar contoh alat-alat anestesia : 1. Endotracheal tube (= pipa endotrakeal) : Ada dua tipe : # Oro-trakeal # Naso-trakeal 2. Oropharyngeal tube (= gudel) :

3. Laryngoscope : 4. Ambu - bag (= Air - Viva) :