GIZI PADA USIA LANJUT NADIA AULIYA PUTRI
Batasan usia lansia Batasan : lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th) Munro dkk : older ederly dibagi 2, usia 75-84 th dan 85 th M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 th Menurut usia pensiun : usia diatas 56 th WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)
. Kebutuhan Gizi Manula Kalori Kalori (energi) diperoleh baik dari lemak, karbohidrat maupun protein, yang masing-masing memberikan 9, 4 dan 4 kilo-kalori (Kcal) per gramnya. Jumlah kebutuhan kalori tiap orang berbeda-beda tergantung dari ukuran tubuh dan aktivitasnya. Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 2.100 Kcal sampai 2.700 Kcal per harinya.
penyakitnya bertambah berat dan dapat mempercepat kematian penyakitnya bertambah berat dan dapat mempercepat kematian. Protein Protein diperlukan oleh tubuh sebagai sumber utama senyawa nitrogen, untuk digunakan dalam sintesa protein tubuh (pertumbuhan), mengganti senyawa- senyawa nitrogen yang hilang, dan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit (anti-bodi). Karena pada orang dewasa umumnya tidak terjadi lagi pertumbuhan, maka kebutuhan tubuhnya akan protein lebih sedikit dibandingkan dengan anak- anak maupun remaja. Untuk orang dewasa, secara rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 gram per kilogram berat badan per hari (48 gram protein per hari bagi seseorang yang berat badannya 60 kg), dengan syarat nilai gizi protein tersebut setara dengan telur. Umumnya bagi protein yang nilai gizinya lebih rendah dari telur, diperlukan jumlah yang lebih banyak.
Lemak Selain sebagai sumber energi, lemak juga berfungsi sebagai sumber/pelarut vitamin A, D, E dan K, dan sebagai sumber asam-asam lemak esensial (linoleat, linolenat dan arachidonat). Asam-asam lemak esensial diperlukan oleh tubuh untuk berbagai macam tujuan, tetapi asam lemak ini tidak dapat disintesa oleh tubuh, sehingga harus disuplai dari makanan. Telah diketahui bahwa tubuh manusia dewasa hanya memerlukan sekitar 2-3 persen dari total kalori yang dikonsumsinya berupa asam-asam lemak esensial. Jadi pengurangan konsumsi lemak seperti diusulkan di atas tidak usah dikhawatirkan akan mengurangi konsumsi asam-asam lemak esensial.
Karbohidrat Salah satu masalah yang menghinggapi banyak orang berusia lanjut adalah konstipasi (sulit untuk buang air besar) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus (divertilulosis). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat makanan yang baik adalah sayuran dan buah-buahan segar, serta serealia utuh. Bagi manula tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen serat makanan (banyak dijual di health food atau supermarket), karena dikhawatirkan akan mengikat mineral dan zat gizi lain sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh.
Vitamin dan mineral Data yang berhasil dikumpulkan dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para orang tua berusia lanjut kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niacin, folate, vitamin C, D, dan E. Umumnya kurangnya konsumsi vitamin ini disebabkan terutama dibatasinya konsumsi makanan. Mineral yang sangat direkomendasikan adalah kalsium, phosphor, magnesium, zat besi, seng, serta iod. Sementara itu juga beberapa mineral mikro seperti chromium, tembaga, fluorida, mangan, molybdenum dan selenium. Jumlah vitamin dan mineral yang dianjurkan sama seperti porsi untuk orang dewasa muda usia.
Cairan Sebagian besar para manula mengurangi minum karena berbagai alasan, misalnya rasa mual setelah minum susu, keasaman sari buah (jeruk) yang mengganggu lambungnya, serta tidak suka air. Kenyataan menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah keengganan untuk seringkali buang air kecil, karena menurunnya kontrol terhadap kandung air seni.
Seng Diperlukan utu menyembuhkan luka dan perbaikan jaringan tubuh Seng Diperlukan utu menyembuhkan luka dan perbaikan jaringan tubuh. RDA adalah 15 Mg. Seng banyak terdapat dalam bahan makanan tettapi penurunan kemampuan penyerapan seng pada manula menyebabkan manula dapat kekurangan seng.
Status gizi pada usia lanjut Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis) Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut : Umur - Lingkungan - Jenis Kelamin - Kondisi fisik tertentu - Aktivitas / kegiatan fisik dan mental - Postur tubuh - Pekerjaan - Iklim / suhu udara