SISTEM INFORMASI PEMASARAN Roni kurniawan s.sos.,m.si Email : ronimsifekon@gmail.com Blog : ronikurniawan.wordpress.com HP/WA : 081270081252
MUKADIMAH Sistem informasi merupakan kebutuhan organisasi modern. Bagian yang membutuhkan sistem informasi bahkan termasuk sub bidang dari suatu organisasi. Bidang pemasaran termasuk bidang organisasi yang membutuhkan sistem informasi.
Kenapa bidang pemasaran membutuhkan sistem informasi ??? Tingkat persaingan yang tinggi Produk yang bervariasi Penemuan Teknologi Informasi
DEFINISI Sistem Informasi Pemasaran yaitu seperangkat prosedur dan metode untuk pengumpulan data, analisis, dan penyajian informasi yang teratur dan terencana yang digunakan dalam pengambilan keputusan pemasaran. (Gilbert A. Churchill)
Kebutuhan informasi masing-masing tingkatan manajemen bidang pemasaran Tingkat Atas Perencanaan Produk Perencanaan Promosi Perencanaan Saluran Distribusi Perencanaan Harga Perkiraan Penjualan Tingkat Menengah Analisis Pangsa Pasar Analisis Distribusi Analisis Probabilitas Produk Analisis Penjualan dan Tren Analisis Kinerja Pemasaran Analisis Penganggaran dan Pengeluaran Tingkat Bawah Pesanan Konsumen Penagihan Pemenuhan Back Order Penjualan Menurut Produk, Tempat, dan Salesman
Arus Sistem Informasi Pemasaran
Model SIP (Sub Sistem SIP) Sub sistem input: Sistem informasi akuntansi Riset pemasaran, dan Intelijen pemasaran. Sub sistem output: Product Place Promotion Price
Prinsip pemasaran (Marketing Mix) Product Promotion Place Price Informasi Manajemen Keuntungan
Komponen Sistem Informasi pemasaran (1) Komponen Input Pemasaran Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran.
Komponen Sistem Informasi pemasaran (2) Komponen Model Pemasaran Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit.
Komponen Sistem Informasi pemasaran (3) Komponen Basis Data Pemasaran Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari data base. Beberapa data dalam data base adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.
Jenis Informasi Pemasaran Marketing Intelligence (intelijen pemasaran) Internal marketing information (informasi pemasaran internal) Marketing communication (komunikasi pemasaran)
Aspek lain dalam sistem informasi pemasaran Sistem informasi akuntansi Ex: produk yang terjual, pelanggan pembeli produk, sales produktif. strategi penjualan lebih berhasil. Subsistem penelitian pemasaran Ex: aktivitas yang ditunjukkan oleh pelanggan & calon pelanggan. Subsistem intelijen pemasaran Ex: mengumpulkan data pesaing Subsistem produk Ex: melakukan seleksi untuk produk baru Subsistem tempat Ex: saluran distribusi yang digunakan Subsistem promosi Ex: menggunakan komunikasi flexible Subsistem harga Ex: menentukan harga berdasarkan data SIA Subsistem bauran terintegrasi Ex: menggunakan seluruh aspek dalam Sistem Informasi pemasaran
SDLC SDLC terdiri dari 4 fase System Development Life Cycle/Siklus hidup system Adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna SDLC terdiri dari 4 fase Masing-masing fase terdiri dari aktivitas yang saling terkait / berhubungan. 3 Aktivitas utama Analisa: memahami kebutuhan bisnis Desain: membuat konsep solusi pengembangan sistem berbasis komputer Implementasi: konstruksi / pembuatan, testing, dan instalasi
Lanjutan SDLC…………. FASE PERENCANAAN Mendefinisikan Masalah Mengkonfirmasikan kelayakan proyek Membuat jadwal proyek Menentukan staff yang terlibat dalam proyek Memulai proses pengembangan proyek
Lanjutan SDLC…………. FASE ANALISA Mengumpulkan informasi Mendefinisikan kebutuhan - kebutuhan system Membangun prototipe yang sesuai atau memenuhi kebutuhan system Menentukan prioritas kebutuhan system Membuat prototipe atas prioritas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif yang dipilih Mereview rekomendasi terhadap pihak manajemen
Lanjutan SDLC…………. FASE DESAIN Desain Level Tinggi (Arsitektur Sistem) Desain dan integrasi jaringan Desain arsitektur aplikasi Desain Level Rendah Desain user interface Desain sistem interface Desain dan integrasi database Prototype desain secara lengkap Desain dan integrasi pengawasan sistem
Lanjutan SDLC…………. FASE IMPLEMENTASI Adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.
Pengembangan system menggunakan SDLC ada beberapa cara untuk mengimplementasinya dengan metodologi yaitu waterfall model, prototype model, RAD (Rapid Application Development) model, ASD (Agile Software Development) model. Diantara keempat model tersebut waterfall, dan prototype adalah model yang paling sering digunakan dalam pengembangan system
1. Waterfall Model Merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Model ini terdapat 6 tahapan, yaitu : a. Sistem modeling d. Coding b. Analisis kebutuhan software e. Testing c. Desain f. Maintenance Keuntungan menggunakan teknik waterfall : - Proses menjadi teratur - Jadwal menjadi lebih menentu Kelemahan menggunakan teknik waterfall: - Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang konsumen bisa memberikan kebutuhan secara lengkap diawal
2. Prototype Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan). Beberapa model prototype adalah sebagai berikut : - Reusable prototype : Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final. - Throwaway prototype : Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya. - Input/output prototype : Prototype yang terbatas pada antar muka pengguna (user interface). - Processing prototype : Prototype yang meliputi perawatan file dasar dan proses-proses transaksi - System prototype : Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak.
Proses pada model prototyping adalah sebagai berikut : - Pengumpulan kebutuhan - Perancangan - Evaluasi prototype Keuntungan menggunakan prototype model, yaitu : Prototyping adalah model aktif, tidak pasif, sehingga end user dapat melihat, merasakan, dan mengalaminya. Kesalahan yang terjadi dalam prototyping dapat dideteksi lebih dini. Kekurangan menggunakan prototype model, yaitu : - Prototyping tidak menolak kebutuhan dari fase analisis sistem. Prototype hanya dapat memecahkan masalah yang salah dan memberi kesempatan sebagai sistem pengembangan konvensional. - Prototyping dapat mengurangi kreatifitas perancangan.
3. RAD (Rapid Application Development) Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid application development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user. RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai dengan menerapkan component based construction.
4. Agile Software Development Agile merupakan adalah jenis pegembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, dan sikap tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana. Agile juga dapat diartikan sebagai sekelompok metodologi pengembangan software yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan system jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun.
SELESAI