WAY FINDING dan MANAJEMEN RUANG
Wayfinding
Posisi/letak Wayfinding Tanda harus ditempatkan di persimpangan Hal yang harus diperhatikan dalam peletakan tanda: Mempunyai tinggi yang konsisten. Sesuai dengan sudut mata (orang dngn penglihatan lemah dapat membaca dari suatu jarak dekat serta jika orang-orang berhenti dan membaca tidak menjadi penghalang)
Kode warna Wayfinding Sesuai dengan tata ruang rumah sakit. Kode warna sejak pintu masuk digunakan konsisten pada semua informasi wayfinding, (peta, tanda dan pada bangunan dan corak bagian dalam) Bisa diidentifikasi sebagai sistem kode warna (≠ dekorasi) Dikenali dan dapat dimengerti pengunjung dengan penglihatan lemah sejak pertama kali masuk.
Wayfinding Kode warna Pemakaian kode warna untuk bagian = kode geografis area. Area internal = membedakan bangunan sayap-sayap area eksternal = kelompok bangunan. Area vertikal = membedakan tiap lantai ( < 5 lantai ) Area horisontal = area berbeda di dalam suatu departemen pasien rawat jalan. Jangan membuat kode warna untuk departemen ( >> & sering berubah) Jangan menggunakan dua varian warna sama, (hijau gelap & hijau terang)
Kode warna Wayfinding Penggunaan warna untuk kode warna : Warna harus terlihat berbeda dari masing-masing lain. Warna harus mudah untuk diuraikan. Staff akan mengacu pada mereka ketika memberi arah, sebagai contoh: melewati pintu yang biru kepada zone yang biru itu. warna Jangan dikacaukan dengan warna tanda keselamatan. Jangan > 5 warna. Jika ada lebih dari 4 atau 5 lantai, zone atau bangunan, kode warna untuk tiap lantai bukanlah pilihan yang tepat. Jangan menggunakan kombinasi warna putih dengan kuning, (selalu hitam atau warna gelap dengan kuning)
Wayfinding
Wayfinding
Wayfinding Istilah nama/istilah dapat dipahami orang dgn tidak ada latar belakang medis & harus digunakan pada semua informasi penunjuk arah pergunakan nama yang mudah dilafalkan, dieja dan diingat untuk: lokasi masuk bangunan dan bangunan pintu masuk departemen lantai bangunan khusus fasilitas lain seperti rumah makan
Wayfinding Istilah Nama departemen harus pendek/singkat dan mudah untuk dipahami. Penggunaan Nama yang mudah untuk dilafalkan, dieja dan diingat. Hindari terminologi medis jika ada suatu alternatif sederhana. Sebagai contoh, Test Darah dibanding Phlebotomy, dan Klinik Kaki dibanding Chiropody or Podiatry. Hindari menggunakan nama yang terlihat atau berbunyi serupa, seperti Orthopaedics dan Ortodontis, atau Paediatrics and Podiatry. " Jika staff mengacu pada tempat dengan nama, surat perjanjian ditandai oleh yang lain dan menggunakan nama berbeda, orang-orang akan sangat sukar menemukan tujuan tersebut.”
Istilah Wayfinding Nama lantai : Nama lantai rumah sakit harus logis dan tidak menyebabkan kebingungan. Pada lokasi dibangun pada kondisi serong, nama lantai sering kacau, dengan pintu masuk pada tingkat yang berbeda . Sebagai contoh, dapat terjadi semua orang masuk pada tingkat 3 sebagai lantai 1 dan 2 dimana staf menyebut sebagai lantai dasar. Orang-Orang mengharapkan masuk berdasarkan pada tingkat bawah dan naik ke Lantai 1, 2, 3, atau turun ke to Below Ground, Lower Ground or Basement Floors. Gunakan nama dan nomor logis. Hanya mengubah nama lantai jika orang-orang kebingungan. Ketika orang-orang masuk suatu bangunan. Gunakan tanda untuk memberitahukan di lantai yang mana mereka berada. Mereka harus mengetahui jika masuk pada lantai yang berbeda ketika masuk sebuah] bangunan. Gunakan satu diagram dan tanda. Tidak ada satu solusi sebagai standar menamai di bawah tingkat bawah. Orang-Orang harus mengetahui jika mereka turun satu lantai atau dua lantai. Lantai biasa disebut : Below Ground 1 & 2 (BG 1 & BG 2). Lower Ground 1 & 2 (LG 1 & LG 2). Basement 1 & 2 (B 1 & B 2).
Wayfinding
Simbol Wayfinding Symbols/lambang yang dikenal secara internasional dapat digunakan pada semua tanda pasien dan pengunjung, yang mempunyai kesukaran memahami tulisan Rumah sakit harus saksama ketika merancang lambang baru- sebagai contoh, untuk departemen dan area.Efektivitas mereka akan tergantung pada: Seberapa gampang lambang baru tersebut dipahami Bagaimana lambang terlihat pada tanda, kemudahan dibaca dan ukurannya. Seberapa kompleks arti dari lambang tersebut. Jika lambang mempunyai arti untuk orang-orang dari kultur berbeda Jika lambang dapat dikacaukan dengan lambang lain yang digunakan. Rumah sakit perlu menguji lambang baru untuk melihat apakah orang-orang memahaminya, apakah mudah dibaca ketika dipandang dari kejauhan.
Wayfinding
Wayfinding HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM DESAIN TATA LETAK (LAY OUT RUMAH SAKIT)
Wayfinding Area kedatangan Pengguna sarana Cara mencapai Kendaraan pribadi, umum, ambulan Berjalan kaki Area parkir Lokasi, biaya, kbthn khusus Area pejalan kaki Sarana bantuan Cuaca Keamanan Informasi
Wayfinding
Area Drop-off / Pick-up Wayfinding Area Drop-off / Pick-up Aksesabilitas – circular drive Langsung ke pintu utama Sarana pelindung Bebas hambatan Petugas pemandu Kecukupan area Dekat area parkir dg petunjuk
Wayfinding
Papan Petunjuk (wayfinding) Bahasa Konsisten Singkat, jelas Kalimat positif Istilah, simbol, singkatan yg umum Isi up to date Penampakan Warna, ukuran, bentuk Penempatan Jumlah, lokasi Major to minor / General to specific You-are-here maps
Wayfinding
Loket Pendaftaran Wayfinding Privasi Sekuriti Aksesabilitas Komunikasi Informasi Alur pelayanan Kenyamanan
Manajemen Ruang Rekam Medis SPACE Pendaftaran Assembling Coding Indexing, Analising Reporting Filing FLOW
A : Kamar mandi B,C,J : Rak filing D : Meja filing E : Meja Assembling F : Rak untuk menyimpan register G : Rak untuk menyimpan indeks H : Brankas I : Meja Analising reporting K : Meja Koding Indeksing L : Meja Komputer untuk analising reporting M : Meja komputer untuk TPPRJ (SIMRS) N : Meja Pendaftaran O : Meja untuk menyimpan data Askes
KEBUTUHAN LUAS RUANG LANGKAH-LANGKAH : Buat rincian sarana yang harus ditampung dalam ruangan tersebut (jumlah, jenis dan ukurannya). Hitung luas (space) yang diperlukan masing-masing sarana. Jumlahkan total luas seluruh sarana yang harus tersedia dalam ruangan. Luas area akses = Total luas sarana x 60% (prosentase jarak lalu lalang/jarak antar sarana yang diperlukan dalam suatu ruang) Kebutuhan Ruang = Luas area akses + jumlah total luas sarana
KEBUTUHAN LUAS RUANG RUANG LOKET No Jenis Sarana Jumlah Sarana Ukuran/ sarana Luas Total 1 Meja Loket 3 m x 0,75 m 2,25 m2 2 Kursi Petugas 3 0,5 m x 0, 5 m 0,75 m2 Lift DRM 0,6 m x 0,7 m 0,42 m2 4 Rak 2 m x 0, 5 m 1 m2 Total Luas Sarana 4,42 m2 Luas Area Akses (Space ruangan) 2,65 m2 Kebutuhan Ruang 7,07 m2
KEBUTUHAN LUAS RUANG RUANG STAFF URM No Jenis Sarana Jumlah Sarana Ukuran/ sarana Luas Total 1 Meja Kerja 5 1,25 m x 0,75 m 2 Kursi Petugas 0,5 m x 0, 5 m 3 Meja Diskusi 1,25 m x 2 m 4 Meja Komputer 1 m x 0, 75 m Meja Printer 0,75 m x 0,75 m 6 Lemari 1 m x 0,5 m 7 Kursi Diskusi 0,5 m x 0,5 m Total Luas Sarana Luas Area Akses (Space ruangan) Kebutuhan Ruang
KEBUTUHAN LUAS RUANG RUANG ROP No Jenis Sarana Jumlah Sarana Ukuran/ sarana Luas Total 1 Rak (3 sub rak horisontal, 7 sub rak vertikal) 8 3 m x 0,75 m 2 Jarak antar rak pada (ROP) 0,8 m Total Luas Sarana Luas Area Akses (Space ruangan) Kebutuhan Ruang