SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Teori Produksi SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id
Analogi teori perilaku produsen dengan teori perilaku konsumen Mengalokasikan dananya untuk konsumsi Keseimbangan konsumen saat seluruh dananya habis untuk konsumsi The Law of Diminishing Marginal utility Konsumen berupaya untuk memperoleh kepuasan maksimum Mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi yang akan diproses menjadi output Keseimbangan produsen saat seluruh dananya habis untuk membeli faktor produksi The Law of Diminishing Marginal Return Produsen berupaya untuk memperoleh tingkat produksi maksimum
Fungsi produksi Fungsi produksi adalah hubungan matematis yang menggambarkan hubungan antara input dan output. Adanya fungsi produksi tersebut, maka perusahaan dapat menganalisis jumlah output maksimum yang akan diproduksi oleh perusahaan berdasarkan sejumlah input yang digunakan oleh perusahaan. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = f (X)
Fungsi produksi Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan ditentukan oleh jumlah input (X) yang digunakan oleh perusahaan. Pada umumnya, input yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output, antara lain: a) tenaga kerja [TK], b) modal [M], c) sumber daya alam [SDA], dan d) teknologi [T]. Penggunaan keempat input untuk menghasilkan output (produk) perusahaan, maka fungsi produksi dapat dirumuskan kembali, sebagai berikut: Q = f (TK, M, SDA, T)
Fungsi Produksi Satu Input Satu Output Fungsi produksi yang menggambarkan hubungan antara satu input (tenaga kerja) dan satu output (satu produk). fungsi produksi satu input satu output. Pada analisis fungsi produksi satu input satu output, diasumsikan jumlah output hanya dipengaruhi oleh tenaga kerja, sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tetap. Secara matematis fungsi produksi satu input satu output dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = f (K, L)
Fungsi Produksi Satu Input Satu Output Keterangan: Q = jumlah/tingkat output (produk) yang diproduksi perusahaan K = barang modal L = tenaga kerja Intepretasi dari rumus di atas adalah jumlah output (Q) perusahaan akan ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan, sedangkan faktor barang modal yang terdiri dari modal, sumber daya alam dan teknologi, dalam waktu jangka pendek tidak mengalami perubahan (tetap).
Produksi Total Persamaan matematisnya : TP = f (K, L) Dimana : TP = jumlah produksi total K = barang modal (yang dianggap konstan L = tenaga kerja/buruh Secara matematis TP akan maksimum jika turunan pertama dari fungsi nilainya = 0 TP max pada saat MP = 0
Produksi marjinal Persamaan matematisnya : Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP>0. Jika MP<0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total
Kurva TP, MP dan AP
The law of diminishing return Memiliki tiga fase, yaitu: 1. Tahap pertama - Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total perusahaan mengalami peningkatan yang tinggi. - Pada tahap ini, dimulai dari titik A ke titik B pada kurva fungsi produksi total dimana pada saat produksi total perusahaan belum mencapai titik maksimum. - Pada saat yang sama, titik B pada kurva fungsi produksi total, adalah sama dengan titik B pada kurva fungsi produksi rata-rata.
The law of diminishing return 2. Tahap kedua - Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total perusahaan mengalami peningkatan yang rendah. - Tahap ini, dimulai dari titik B ke titik C pada kurva fungsi produksi total dimana pada saat produksi total perusahaan telah mencapai titik maksimum. - Pada saat yang sama, titik C pada kurva fungsi produksi total, adalah sama dengan titik C pada kurva fungsi produksi marginal. - Pada tahap kedua ini, dapat dikatakan efisiensi produksi perusahaan telah mencapai titik maksimal.
The law of diminishing return 3. Tahap ketiga - Seiring pertambahan input, menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi total perusahaan semakin berkurang. - Pada tahap ketiga ini, dapat dikatakan efisiensi produksi perusahaan sudah pada tingkat tidak efisien. - Hal ini dikarenakan setiap peningkatan penggunaan input tenaga kerja, akan menyebabkan jumlah output yang diproduksi perusahaan akan semakin menurun.
Soal Diketahui: Hitung: Q = 22TK + 10TK2 – TK3 Hitung: 1. Produksi total jika jumlah input tenaga kerja adalah 10 orang 2. Persamaan produksi marginal 3. Persamaan produksi rata-rata 4. Fase produksi
Fungsi Produksi Dua Input Satu Output Fungsi produksi yang menggambarkan hubungan antara dua input (tenaga kerja dan modal) dan satu output (satu produk). Pada analisis fungsi produksi dua input satu output, diasumsikan jumlah output dipengaruhi oleh tenaga kerja dan modal, sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap. Secara matematis fungsi produksi dua input satu output dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = f (X1, X2, // X3, X4)
Fungsi Produksi Dua Input Satu Output Untuk menganalisis fungsi produksi dua input satu output, terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan, antara lain: 1. Kurva isoquant (isoquant curve) Kurva isoquant merupakan kurva yang menggambarkan kombinasi dua input produksi untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk. Jika kita menganalisis kurva isoquant, kita akan dapat mengetahui kombinasi dua input yang dapat menghasilkan jumlah output yang sama.
Fungsi Produksi Dua Input Satu Output 2. Kurva isocost (isocost curve) - Kurva isoquant (indifference curve) yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan analisis mengenai kombinasi dua input untuk menghasilkan output yang sama. - Analisis tersebut tidak mempertimbangkan tidak mempertimbangkan: a) jumlah biaya produksi yang dimiliki oleh perusahaan, dan b) harga input produksi yang digunakan. Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang membatasi perilaku produksi perusahaan untuk memproduksi suatu produk.
Fungsi Produksi Dua Input Satu Output 3.Tingkat pergantian teknis marjinal (marginal rates technical of substitutions) - Kurva isoquant memiliki konsekuensi adanya tingkat pergantian penggunaan antar input produksi. - Titik-titik di sepanjang kurva isoquant, menggambarkan kombinasi penggunaan input produk yang berbeda. - Secara matematis, tingkat pergantian marginal (MRTS) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Fungsi Produksi Dua Input Satu Output 4. Tingkat keseimbangan produksi Keseimbangan produksi akan terjadi pada, jika memenuhi beberapa persyaratan yaitu: 1) Jumlah produksi pada suatu produk telah mencapai titik yang maksimum pada anggaran biaya produksi perusahaan. 2) Lengkung kurva isoquant telah menyinggung pada kurva isocost.
Contoh Diketahui: TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2 Ptk = Rp. 1000 Pm = Rp. 500 Biaya produksi sebesar Rp.2.000 Hitung: 1. Total produksi maksimum 2. Kurva isoquant 3. Kurva isocost 4. Tingkat keseimbangan produksi
Pembahasan Tingkat keseimbangan produksi 1. Mencari nilai MPTK MPTK atau marginal product atas tenaga kerja, merupakan turunan persamaan pertama jumlah input tenaga kerja (TK) terhadap jumlah output (Q). Berdasarkan pada persamaan fungsi produksi TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2, maka MPTKnya adalah sebagai berikut: MPTK = 20 – 4 TK = 0 4 TK = 20 TK = 5
Pembahasan 2. Mencari nilai MPM MPM atau marginal product atas modal, merupakan turunan persamaan pertama jumlah input modal (M) terhadap jumlah output (Q). Berdasarkan pada persamaan fungsi produksi TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2, maka MPMnya adalah sebagai berikut: MPM = 30 – 6 M = 0 6 M = 30 M = 5
Pembahasan 3. Mencari jumlah output maksimum Setelah MPTK dan MPM sudah diketahui, maka tahap selanjutnya adalah memasukkan nilai MPTK dan MPM pada fungsi produksi. TP = 20TK – 2TK2 + 30M – 3M2 TP = 20 (5) – 2 (5)2 + 30 (5) – 3 (5)2 TP = 100 – 50 + 150 – 75 TP = 125
Pembahasan Kurva isocost 2.000 = 1.000TK + 500M Jika TK = 0 2.000 = 1.000 (0) + 500M M = 4 Jika M = 0 2.000 = 1.000TK + 500 (0) TK = 2
Kurva keseimbangan produksi
Syarat keseimbangan produksi
......Economics doesn’t have to be difficult..... End of today Finally ......Economics doesn’t have to be difficult..... End of today