TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS Teknologi agribisnis merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan efektifitas, efisiensi, serta produktifitas yang tinggi dari usaha agribisnis. Penentuan jenis teknologi sangat terkait dengan skala usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan sumber daya manusia serta kebutuhan atau keinginan pelanggan. Dalam pemanfaatan teknologi diperlukan suatu perencanaan teknologi yang akan dikembangkan dan diaplikasikan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain: Mempertimbangkan jenis bidang usaha dan skala usaha yang dijalankan. Kemampuan pembiayaan pengembangan dan aplikasi teknologi. Kemampuan sumber daya manusia/ potensi sumber daya manusia Skala usaha dan tingkat persaingan Budaya, adat, dan kebiasaan masyarakat.
Manajemen teknologi mencakup pengorganisasian sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikannya secara tepat dan efisien. Dengan demikian diperoleh optimalisasi alokasi dan pengorganisasian yang tepat. Aktifitas-aktifitas dalam pengelolaan teknologi: Integrasi antara ilmu pengetahuan, rekayasa, dan manajemen dengan aktifitas penelitian, pengembangan dan manufacturing Pengembangan teknologi merupakan isu bisnis dan bukan hanya isu teknologi semata karena teknologi dalam bisnis ditujukan untuk memperbaiki kinerja bisnis melalui peningkatan produktifitas, efisiensi dan mutu produk. Pengembangan dan aplikasi teknologi sebagai bagian dari strategi bisnis untuk meningkatkan keunggulan bersaing bisnis tersebut. Peningkatan kinerja sumber daya manusia, teknologi dan aset bisnis lainnya dengan cara mengoptimalkan fungsi-fungsi teknologi dalam unit bisnis.
Penerapan bioteknologi di bidang produksi dan industri pengolahan hasil pertanian mempunyai kelebihan dibandingkan dengan penerapan teknologi konvensional. Kelebihan penerapan bioteknologi adalah: Dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan memperbaiki karakteristik tanaman atau hewan sehingga memenuhi selera konsumen. Mempunyai potensi untuk melestarikan sumber daya alam dan meningkatkan mutu lingkungan dengan memanfaatkan organisme terekayasa genetika untuk mendegradasi bahan kimia beracun. Strategi penerapan bioteknologi dalam agribisnis: Penerapan bioteknologi yang mencakup teknik DNA, rekombinan, transfer gen, manipulasi dan transfer embrio, regenerasi tanaman. Mengembangkan dan menerapkan penggunaan biofertilizer, biopestisida dan pelaksanaan manajemen penanganan hama terpadu. Penerapan bioteknologi untuk melakukan diversifikasi pangan
Pembangunan pertanian dimaksudkan untuk mewujudkan pertanian tangguh yang mampu meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, menciptakan kesempatan kerja produktif dan kesempatan berusaha yang berdaya saing. Pembangunan pertanian modern adalah pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dengan kaidah-kaidah iptek yang mencakup keseluruhan sistem yang dilaksanakan secara terpadu mulai dari subsistem budidaya atau produksi, subsistem pengolahan hasil atau agroindustri, subsistem pemasaran dan distribusi, dan subsistem pendukung seperti pengembangan sumber daya manusia (SDM), penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pelayanan informasi pasar
Ciri-ciri pertanian modern adalah : pemanfaatan sumber daya pertanian (lahan, air, plasma nutfah, modal, tenaga kerja dan teknologi) secara optimal dan berkelanjutan, Penerapan diversifikasi pertanian yang komprehensif berdimensi horizontal, vertikal maupun regional Penerapan rekayasa teknologi spesifik lokasi yang dinamis, dan Peningkatan efisiensi sistem agribisnis yang mampu menghasilkan produk pertanian dengan kandungan iptek yang berdaya saing tinggi, serta memberikan peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat konsumen secara berimbang. Kebijakan strategis pengembangan iptek pertanian harus didasarkan pada kebutuhan nyata petani dan pihak pengguna iptek yang berlandaskan asas keselarasan untuk membina keterpaduan antara kegiatan pembangunan sosial ekonomi dengan kegiatan pembangunan biofisik.
Peranan teknologi dalam agribisnis Penyerapan tenaga kerja; karakteristik teknologi yang digunakan dalam pengembangan agribisnis di Indonesia bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar harus memperhatikan jenis teknologi yang sesuai untuk digunakan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Mewujudkan pemerataan pembangunan; pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam menhasilkan output nasional yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Sehingga perlu digunakan teknologi produksi output nasional yang banyak menggunakan sumberdaya tersebut. Dalam pelestarian lingkungan; kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem mempunyai otensi untuk melestarikan lingkungan hidup. Sehingga diperlukan teknologi yang bersifat ramah lingkungan dan mampu menjaga keseimbangan alam.
Peranan dan partisipasi pengguna iptek merupakan faktor penting dalam upaya pembangunan pertanian melalui penerapan iptek terkait. Dengan demikian kemandirian pengguna teknologi akan terjadi bila mereka bersedia berpartisipasi secara proaktif dalam upaya adopsi-inovasi iptek pertanian.. Peningkatan komunikasi informasi iptek dan komersialisasinya kepada masyarakat pengguna sangat perlu diupayakan secara terpadu. Dengan demikian kemandirian pengguna teknologi akan terjadi bila mereka secara sadar bersedia berpartisipasi dalam setiap upaya adopsi-inovasi iptek pertanian secara berkesinambungan.