Pancasila Sebagai Sistem Filsafat By EMI SETYANINGSIH Pertemuan 3
Pengertan sistem System pada umumnya memiliki cirri-ciri sbb : Suatu kesatuan bagian-bagian Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri2 Saling berhubungan, saling ketergantungan Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
Definisi Pancasila sbg sebuah sistem Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu system dalam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan bangsanya. Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas peradaban, namun demikian sila-sila tersebut bersama-sama merupakan suatu kesatuan dan keutuhan dan memiliki suatu tujuan tertentu yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasar pancasila.
Susunan sila Pancasila : bercorak Hirarkis piramidal Sila 1 menjiwai dan meliputi sila ke-2, 3, 4, 5. Sila 2 dijiwai dan diliputi sila ke-1, dan menjiwai serta meliputi sila ke-3, 4, 5. Begitu seterusnya. sila 5 sila 4 sila 3 sila 2 sila 1 saling isi dan mengkualifikasi
Susunan pancasila adalah hirarkis dan mempunyai bentuk pyramidal Susunan pancasila adalah hirarkis dan mempunyai bentuk pyramidal. Dalam susunan yang seperti ini, maka ketuhanan yang maha esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan, dan keadilan. Sebaliknya ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara, dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan, dan bekeadilan social demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila didalamnya megandung sila-sila lainnya.
Susunan Isi Arti Pancasila Tetap Tidakberubah Umum universal Hakikat Pancasila Nilai Ideal Tetap,terlekat kelangsungan negara Pembukaan UUD45 (staatsfundamentalnorm) Norma dasar Umum kolektif Aktual dinamis sesuai perkembangan waktu& zaman UUD45 Peraturan Per-UU-an lainnya Struktural Khusus konkrit Pelaksanaan nyata dlm bid:Poleksosbud,dsb Norma Operasional
Susunan Isi Arti Pancasila Pertama, Isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila Pancasila. Isi arti sila-sila pancasila yang umum universal ini merupakan esensi Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak derivasi baik dalam pelaksanaan pada bidang-bidang kenegaraan dan tertib hokum Indonesia serta dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkret. Kedua, isi arti pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti pancasila sebagai pedoman kolektif Negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hokum Indonesia. Ketiga, isi arti pancasila yang bersifat khusus dan konkret yaitu isi arti pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian ini maka pancasila memiliki sifat yang dinamis.
Dimensi Ontologis Pancasila Arti Ontologi: Filsafat pokok yang menelaah ‘prinsip pertama’ (the first principle) (Frederick Sontag) ; ontologi merupakan cabang filsafat yang memusatkan perhatian pada pertanyaan mengenai akar terdalam yang mendasari struktur realitas. Titik tolak ontologi : manusia. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa yang berketuhanan YME , yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta yang berkeadilan social pada hakikatnya adalah manusia ( Notonagoro ). Demikian juga jika kita pahami dari segi filsafat Negara bahwa pancasila adalah dasar filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri.
Hakikat manusia monopluralis sbg landasan ontologis Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat : raga dan jiwa, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME. Oleh karena kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME inilah maka secara hirarkis sila pertama ketuhanan YME mendasari dan menjiwai keempat sila yang lainnya. (Notonagoro) sedangkan sila keadilan social adalah merupakan tujuan dari keempat sila yang mendahului nya, maka dari itu merupakan tujuan dari bangsa kita dalam bernegara.
Dimensi Epistemologis Pancasila APA ITU EPISTEMOLOGI Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme: pengetahuan. Logos: ilmu. Fokus kajian epistemologi adalah berusaha mencari hakikat kebenaran, sumber dan metode memperoleh pengetahuan. RUANG LINGKUP EPISTEMOLOGI Sumber pengetahuan: akal, indera dan hati Metode: rasional/logis, observari/eksperimen, intuitif Validitas: koherensi, korespondensi, pragmatis,
konsep hakikat manusia monopluralis sbg dasar pijak epistemology pancasila hakikat manusia terdiri susunan kodrat (raga/jasmani dan rohani), sifat kodrat (manusia sebagai makhluk individu dan sosial), serta kedudukan kodrat manusia (sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan ) manusia terkait susunan kodrat itu, maka Pancasila sangat mengakui kebenaran empiris seperti yang diperoleh dari indera, kebenaran rasio(nal) yang bersumber pada akal manusia, maupun kebenaran intuitif/intuisi yang bersumber pada rasa manusia.
jika dilihat dari kedudukan kodratnya, manusia juga merupakan makhluk Tuhan, maka ia juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak. Dengan begitu, kebenaran dalam pengetahuan manusia adalah suatu sintesis yang harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia (akal, rasa, kehendak) Jika dilihat dari sifat kodratnya (makhluk individu-sosial) maka pancasila mengakui kebenaran konsensus
jika epistemologi dikaitkan dengan sumber pengetahuan, teori, watak pengetahuan yang dihasilkan manusia, maka pertama sumber pengatahuan Pancasila adalah berasal dari nilai-nilai, adat-istiadat, kebudayaan dan religiusitas bangsa sendiri. Maka Pancasila karena didasarkan pada nilai-nilai budaya sendiri memiliki sistem pengetahuan yang berkesesuaian bersifat korespondensi (teori). Selain itu watak pengetahuan pancasila bersifat formal logis, baik dalam pengertian arti susunan sila-silanya, maupun isi arti sila-sila yang bersifat hirarkis-piramidal—sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
Dimensi Aksiologi Aksiologi adalah salah satu cabang filsafat yang membahas persoalan nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjukan kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth), atau ‘kebaikan’ (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai dan melakukan penilaian. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, kemudian mengambil keputusan darinya. Keputusan itu merupakan keputusaan nilai yang dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, indah atau tidak indah. Keputusan nilai yang dilakukan oleh subjek penilaian tertentu berhubungan dengan unsure-unsur yang ada pada manusia sebagai subjek penilai, yaitu unsure-unsure jasmani, akal, rasa, karsa, dan kepercayaan. Sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga, benar, indah, baik, dsb.
Aksiologi Pancasila Driyarkara pernah menyatakan bahwa bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan Sein im Sollen. Pancasila merupakan harapan, cita-cita, tapi sekaligus adalah kenyataan bagi bangsa Indonesia. Pancasila mencerminkan nilai realitas dan idealitas. Yakni disebut bersifat mencerminkan nilai realitas karena di dalam sila-sila Pancasila berisi nilai yang sudah dipraktekkan dalam hidup sehari-hari oleh bangsa Indonesia, sedangkan disebut mencerminkan nilai idealitas karena merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya.
Selain itu, Pancasila juga memiliki nilai intrinsik dan ekstrisik (intrumental). Nilai intrinsik Pancasila adalah hasil perpaduan antara nilai asli milik bangsa Indonesia dan nilai yang diambil dari budaya luar Indonesia, baik yang diserap pada saat Indonesia memasuki masa sejarah abad IV Masehi, masa imperialis, maupun yang diambil oleh para kaum cendekiawan saat belajar ke negara Belanda.
Pancasila sebagai nilai instrumental berfungsi sebagai cara (mean) dalam mencapai tujuan, bahwa dalam mewujudkan cita-cita negara bangsa, Indonesia menggunakan cara-cara yang berketuhanan, berketuhanan yang adil dan beradab, berpersatuan, berkerakyatan yang menghargai musyawarah dalam mencapai mufakat, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesi
Substansi Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Prinsip dasar yang mengandung kualitas tertentu itu merupakan cita-cita dan harapan atau hal yang ditujukan oleh bangsa Indonesia untuk diwujudkan menjadi kenyataan real dalam kehidupanya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.