Disusun oleh: Eliya S3 PKLH Universitas Negeri Jakarta

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR SENI BUDAYA. Adaptif Pengertian Kebudayaan dan Seni.
Advertisements

KELOMPOK 1 Ervin Jongguran M. Henny Surya I. Abdurrahman Ika Maylasari
Keluarga dan Rumah Tangga
Budaya Mudik Seterusnya Budaya Urbanisasi
KEBUTUHAN MANUSIA SABARIAWATI MANURUNG, S.Pd KELAS X SEMESTER I.
BAB 02 LOCAL CAPACITY : Kepentingan atau Keberpihakan !!!
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
PENGAMBILAM KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MENURUT BUDAYA MINANGKABAU Oleh : Dra. Silvia Rosa, M. Hum Ketua Jurusan Sastra Daerah Minangkabau FS-UA.
NABI MUHAMMAD SAW. DAN PERUBAHAN MASYARAKAT ARAB
Gegar Budaya.
Pendapat ulama tentang bank Oleh : Jamaluddin ( )
MEMBUDAYAKAN SENI BUDAYA DAERAH BANJAR
HUKUM ISLAM DALAM SISTEM HUKUM INDONESIA
Diferensiasi Sosial Artinya klasifikasi masyarakat secara mendatar/horizontal/tidak menimbulkan kelas-kelas sosial. Misalnya perbedaan agama, suku, klan,
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
DIFERENSIASI SOSIAL.
ETNISITAS RESTU RAHMAWATI, MA.
Teori ETNISITAS.
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE YANG KOMPREHENSIF DAN SEMPURNA
PENDEKATAN & PENGEMBANGAN MATERI IPS
STIE DEWANTARA ASPEK EKONOMI & SOSIAL Studi Kelayakan Bisnis, Sesi 8.
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
S K I Konsep Kebudayaan Islam Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Indonesia
Kebudayaan Minang Pertemuan 7
sejarah masuknya islam di nusantara
WELCOME TO MY PRESENTATION
Perasaan atau ikatan batin yang kuat antarsesama anggota kelompok disebut.... Birokrasi Patriotisme Chauvinisme Konflik sosial In group feeling.
STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL
ILMU BUDAYA DASAR Yanti Trianita S.I.Kom.
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen Fak. Ekonomi UMB – PKK Menteng Jakarta
Akulturasi Adalah proses terjadi masuknya budaya manusia satu ke budaya lain nya sehingga bisa menyebabkan hasil dari proses akulturasi itu sendiri.
HUBUNGAN INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
KEBUDAYAAN ACEH Pertemuan 10
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Rumah Adat Minangkabau
Adaik Minang 1. syara mengata adat memakai, adat
Leading Questions Apakah Merantau itu khas Minangkabau?
KELUARGA DAN FUNGSI KELUARGA
Sebutkan beberapa sifat dan hakikat kebudayaan
Teori ETNISITAS.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
UPACARA BATASMIAH.
Pertemuan Ke 8 Kegiatan Pokok Ekonomi (1)
GERAKAN ISLAMISASI NUSANTARA
POLITIK LOKAL ORANG MINANGKABAU
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Nama : AINA LIESYEIFILLA HABIBAH Npm :
Summative Assessment Unit 3
KEBERAGAMAN BUDAYA NUSANTARA
Kebudayaan dan Masyarakat - 2
Sistem Sosial dan Budaya Masyarakat Minangkabau
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
KELOMPOK 8 Metodelogi Studi Islam “Islam Sebagai Produk Budaya”
MAYA INDAH .S IKHWANUL MUSLIMIN.
Kelompok VI: Masjoko ( ) Very Neno Tahin ( ) Anisetus B. Ole ( )
Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia
Ketam batu : orang yang sangat kedekut
SEJARAH TINGKATAN 1 BAB 11: SABAH.
Keberagaman Budaya - SMA 71 Jakarta // Muatan Lokal
SEJARAH TINGKATAN 1 BAB 11: SABAH.
SEJARAH TINGKATAN 1 BAB 11: SABAH.
SEJARAH TINGKATAN 1 BAB 11: SABAH.
HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN.
URBANISASI : MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN Sumber : Sosiologi Suatu Pengantar. Prof. DR. Soerjono Soekanto, Dra. Budi Sulistyowati MA. MATA KULIAH.
Agama Bahá’i.
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA SK/ KD Materi.
TRADISI MAANTAR PATALIAN/JUJURAN PADA MASYARAKAT ADAT BANJAR OLEH: ARIE SULISTYOKO.
BAB 1 STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL BAGAN MATERI DIFERENSIASI SOSIAL STUKTUR SOSIAL KETIDAKSAMAAN SOSIAL DIFERENSIASI SOSIAL Pengertian dan.
Masuknya Islam di Indonesia. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning, peserta didik diharapkan mampu:
Transcript presentasi:

Disusun oleh: Eliya S3 PKLH Universitas Negeri Jakarta

Tugas Aspek Kependudukan dalam Pembangunan Dosen pengampu: 1. Prof. Dr Tugas Aspek Kependudukan dalam Pembangunan Dosen pengampu: 1. Prof. Dr. Ismail Arianto 2. Dr. Ari Fadiati

Motivasi Merantau (Migrasi) Suku Minangkabau Karatau madang di hulu Kaluak paku kacang balimbiang Berbuah berbunga belum tampuruang lenggang-lenggokan Merantau bujang dahulu anak dipangku kemenakan dibimbing Di rumah berguna belum urang kampuang dipatenggangkan (petuah adat) Tidurlah nak tidurlah sayang Anaku sayang cepatlah gadang kalaulah gadang pergilah ke rantau orang Sebelum kaya janganlah pulang kalaulah kaya barulah engkau pulang Ini adalah pantun pembuka yang menjadi symbol dan alasan orang Minang untuk pergi merantau (bermigrasi)

Latar Belakang Suku Minang Merantau Suku Minangkabau tidak dapat dipisahkan dengan merantau. Merantau sudah menjadi tradisi yang sudah mendarah daging dari dulu sampai sekarang. Merantau tidak hanya sekedar culture tetapi lebih dari itu merupakan jiwa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Merantau sudah melembaga secara social dan budaya yang telah tumbuh sejak dulu.

Tradisi Minangkabau sangat menganjurkan masyarakatnya untuk merantau Tujuan merantau adalah untuk menimba ilmu, syar Islam, mencari pengalaman dan juga mencari rezeki.

Etnis Minangkabau mendorong kaum muda mereka untuk merantau Etnis Minangkabau mendorong kaum muda mereka untuk merantau. Namun ketika mereka kembali dari daerah rantau, mereka harus membawa, harta, dan pengetahuan, sebagai symbol keberhasian.

Tidak ada muka manis bagi perantau yang gagal Tidak ada muka manis bagi perantau yang gagal. Mereka harus kembali lagi ke daerah rantau dan berusaha lagi atau mungkin larut di rantau sampai mereka berhasil. Jadi jangan pulang sebelum berhasil. Inilah yang disebut dengan merantau Cino atau disebut juga migrasi permanen oleh sebagian suku Minangkabau.

Migrasi etnis Minangkabau tidak hanya memperkaya Alam Minangkabau dengan benda-benda material dan investasi, tetapi juga memperkuat adat matrilineal Minangkabau dengan gagasan-gagasan dan pengetahuan-pengetahuan baru yang dibawa oleh para perantau saat kembali ke kampung halamannya.

Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Falsafah Minang ini juga menjadi acuan bagi suku Minang untuk merantau. Bahkan petitih ini juga diadopsi oleh bangsa Indonesia dan bahkan dunia. Falsafah ini merupakan pedoman bagi suku Minang dalam menyesuaikan diri. kemampuan malakok ini sudah menjadi tradisi yang turun- temurun dari dulu sampai sekarang. Bila ada salah satu anggota keluarganya di rantau maka keluarga yang lain atau sanak family dan bahkan orang sekampung akan meyusulnya keperantauan

Kemampuan malakok bagi etnis Minangkabau ini sesuai dengan falsafah adatnya “Alam takambang jadi guru.” Sebagai falsafah yang berguru ke pada alam, mereka memandang falsafah Minangkabau “ tak lapuak dek hujan, tak lekang dek paneh” (tak lapuk karena hujan, tak lekang karena panas) karena keabadiannya. Keabadian itu bukan karena statis atau beku, melainkan karena kemampuannya menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah, sebagaimana alam itu pun senantiasa berubah pula. Tetapi harkatnya akan tetap abadi.

Karena keabadian alam inilah maka orang minang berpendapat bahwa alam yang terbentang luas ini adalah hak semua umat manusia di muka bumi ini. Oleh karena itulah orang Minang merantau melanglang buana menembus batas carkrawala menjelajah dunia fana yang luas ini. Merantau sebagai syar Islam bagi suku Minangkabau dapat kita lihat dari beberapa suku Minang di Indonesia mulai dari ujung sumatra, sulawesi, ternate, kalimantan dan hampir ke seluruh nusantara

Migrasi suku Minang ke seluruh dunia dapat kita lihat dari sejarah bahwa suku minang sudah menjelajah seluruh dunia. Itu dapat kita lihat mulai dari Malaka sampai ke Maroko Bukti nyata merantau suku Minang ini dapat kita lihat bagaimana orang Minang sudah mengembangkan siar Islamnya di dunia juga. Buktinya adalah Syeh Ahamad Khatib al Minangkabaui. Yang telah menjadi Imam besar tetap di Masjidil haram.

Dulu perantau berdasarkan sejarah Minangkabau, suku Minangkabau memiliki sumbangsih yang besar terhadapa berdirinya negara tercinta ini. Mereka itu diantaranya adalah Muhamad Hatta sebagai bapak bangsa, Sutan Syahril, Mohamad Yamin, Muhamad Natsir, Muhamad Room, Agus Salim, Rasuna Said, Buya Hamka, Tan Malaka, dan lain-lain. Pada kancah kesusastraan, Mulai dari angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, angkatan 45, dan angkatan 66 para sastrawan itu mayoritas berasal dari Minangkabau.

Faktor-faktor Penyebab Suku Minangkabau Merantau (melakukan Migrasi) 1. Intervensi Adat 4. Ekonomi 2. Kemampuan Adaptasi Lingkungan 5. Kemampuan Komunikasi 3. Kemampuan Enterpreneurship 6. Daya Juang

Faktor Intervensi Adat Adat yang Sebenarnya Adat (adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah) Adat yang diadatkan (Petuah, pepatah, petitih, tambo adat, pantun dan bidal) Adat yang teradatkan ( berupa aturan perilaku sosial, lingkungan, politik dan hukum) Adat-istiadat (berupa upacara pernikahan, upacara penganugrahan gelar atau batagak datuk atau penghulu, tari-tarian, kesenian, penyambutan tamu agung.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Symbol Adat Minangkabau Aturan Adat yang bersumberkan kepada Kitab Suci Al Qur’an Pedoman dalam mengatur kehidupan masyarakat Tambo Adat Alam Minangkabau Tiga Tungku Sajarangan

Berjenjang naik bertangga turun Duduk sama rendah, tegak sama tinggi Petuah/petatah/petitih/pantun adat/bidal/tambo peribahasa Berjenjang naik bertangga turun Duduk sama rendah, tegak sama tinggi Adat Yang diadatkan Kata Mendaki, kata mendatar, kata malereng, kata menurun Terkurung hendak di luar terhimpit hendak di atas Iyokan nan dek urang, lalukan nan dek awak

Perilaku Agama Perilaku Budaya Perilaku lingkungan Adat yang teradatkan Perilaku sosial Perilaku politik Perilaku Hukum

Sekali air besar sekali pula tepian berubah Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung (Alam Takambang Jadi Guru) Sekali air besar sekali pula tepian berubah Kemampuan malakok (menempel) Kemampuan menerima sesuatu yang baru

Perilaku sosial Perilaku Budaya Symbol Adat Minangkabau Adat yang teradatkan Perilaku Symbol Adat Minangkabau Symbol Adat Minangkabau

Faktor Enterprenuership Mengembangkan diri Menjual Diri Menciptakan Lapangan Pekerjaan Menggali Bakat Menyalurkan Hoby menjadi kreativitas Berwiraswasta

Sektor Pendidikan (mendirikan sekolah dan kampus Faktor Eknomi Sektor Pendidikan (mendirikan sekolah dan kampus Sektor Perdagangan (Pakaian, tas, sepatu,, tekstil, bumbu, santan kelapa, minuman, Sektor Industri ( sepatu, perlengkapan Muslim, pakaian jadi, tas, dll Sektor Makanan Rumah Makan, Restoran, Aneka Kue, aneka minuman, lontong sayur, dan sate padang Sektor Jasa (Membuka Biro Jasa (foto kopi, fotografer, tour dan travel, perhotelan, taylor