BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Pengambilan Sampel Perairan teluk ambon termasuk dalam wilayah administratif, kota ambon dan geomorfologi terbagi atas dua yaitu Teluk Ambon Bagian Dalam dan Teluk Ambon Bagian Luar. Lokasi dimana penelitian ini berlansung berada pada perairan teluk ambon bagian dalam. Sampel di ambil pada beberapa titik yaitu titik pertama pada Galala (pelabuhan feri), titik dua pada Tantui (PPN), dan titik tiga pada Batu Merah (Ongkoliong).
4.2. Suhu Air Laut Dari data hasil penelitian yang diperoleh suhu air laut pada tiga titik lokasi penelitian Galala, Tantui (PPN), Batu merah (Ongkoliong), dapat di lihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Suhu air laut di ketiga titik sampling Lokasi Pengambilan Sampel Suhu Galala Tantui (PPN) Batu Merah (Ongkoliong) 330C 310C 300C
Hasil penelitian terlihat bahwa suhu air laut pada tiga titik sampel sangat bervariasi yaitu 330C, 310C, 300C. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gerakan-gerakan air seperti arus dan turbulansi yang terjadi secara normal pada tiga titik sampel. Semakin tinggi suhu air laut maka gerakan airnya sangat kuat, hal ini di sebabkan karena peningkatan suhu pada daerah perairan tersebut. pengukuran suhu pada tiga titik sampel dilakukan pada pukul 13.00-13.20 WIT ketika kondisi air laut dalam keadaan surut. Suhu air laut merupakan salah satu parameter yang sering diukur karena kegunaannya dalam mempelajari proses-proses fisika,kimia,dam biologi laut.
4.3. Salinitas Salinitas menunjukan kandungan garam yang ada dalam air laut dan perbandingan total dengan jumlah padatan yang terlarut dalam air laut dengan perbandingan yang berat. Rentang nilai salinitas pada tiga titik sampel juga dipengaruhi oleh evaporasi dan presipitasi yang terjadi. Hal ini terlihat pada data hasil penelitian yang menunjukan rentang nilai salinitas pada tiga titik sampel pada Tabel 4.2. Dari hasil penelitian di ketiga tempat titik sampel yaitu: Galala, Tantui (PPN), Batu merah diperoleh salinitas sebagai berikut :
Tabel 4.2. Salinitas pada tiga titik sampel
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas salinitas pada tiga lokasi pengambilan sampel berkisar dari 29,2 ppm – 33,0 ppm. Besar dan kecil nilai salinitas pada suatu perairan tergantung pada proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air (evaporasi) (Basri,2003). Hal ini mengakibatkan salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya air darat, laut dan payau (Nybakken, 1992).
Hasil penelitian menunjukan bahwa salinitas pada tiga titik yaitu Galala, Tantui (PPN), dan Batu merah (Ongkoliong) berada pada kisaran 33,0 ppm – 31,5 ppm dengan kadar maksimum alami. Hal ini disebabkan karena proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap air (evaporasi). Nilai salinitas perairan laut juga dapat mempengaruhi faktor konsentrasi logam berat yang mencemari lingkungan laut. Menurut Hutagalong (1991).
4.4. Kadar Logam Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) Nilai salinitas tertinggi yaitu pada lokasi dua (Tantui) 33,0 ppm diikuti dengan peningkatan kadar Cu dan Zn yaitu 0,0057 ppm dan 0,0081 ppm, sedangkan nilai salinitas terendah yaitu pada lokasi ketiga (Batu merah) 31,5 ppm dengan kadar Cu dan Zn terendah <0,003 ppm dan 0,0051 ppm. Dari hasil penelitian dilihat di ketiga lokasi pengambilan sampel yaitu: Galala, Tantui (PPN), Batu merah (Ongkoliong) diperoleh kandungan Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.3. Kadar Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tiga titik sampel
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kadar logam tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tiga (Cu) pada tiga titik sampel dipengaruhi oleh rentang nilai salinitas yang berbeda pada tiga titik sampel. Selain itu perbedaan kadar ini disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang berada pada tiga titik sampel, dimana kadar tembaga (Cu) dan Seng (Zn) yang tertinggi pada lokasi kedua (Tantui) dipengaruhi oleh pembuangan limbah, bangkai-bangkai kapal dan aktivitas perhubungan laut pada lokasi tersebut.