KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN PERBATASAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
OPTIMALISASI PERAN BUMD PT. PEMBANGUNAN DUMAI
Advertisements

Berkelas.
ASPEK HUKUM E-BUSINESS
Peran RZWP3K dalam Perencanaan Pembangunan Bidang Kelautan
Lutfian B. Kadarusman Hartika Armanda Citra Achmad Burhani Abdul Qudus M. Dimas Nugroho.
PERUBAHAN UU NO. 24 TAHUN 1992 DAN PENYUSUNAN RTRW PULAU DALAM RANGKA MENINGKATKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN Oleh Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen.
KI kd/indikator materi pustaka
Nabilah [ I ] Sinta Rachma Putri [ I ]
N ATHANIA S ETYA P UTRI Politik dan Pemerintahan Amerika Serikat (2012) KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI A MERIKA S ERIKAT T ENTANG TERORISME.
KEBIJAKAN STRATEGI PERKOTAAN NASIONAL
Pengertian dan Hakekat Wawasan Nusantara
TUGAS PRESENTASI WAWASAN NUSANTARA.
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
PAPUA, KEPULAUAN INDONESIA YANG TAK TERPANDANG
ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
Strategi yang diterapkan Negara Indonesia dalam menyelesaikan ancaman terhadap negara dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan bingkai Bhinneka.
Hubungan internasional Tema : Organisasi internasional
MARSEKAL PERTAMA TNI(P)
Konsep Pengembangan Wilayah
Yoga Gandara : Pengabdian Sesuai Profesi
KERANGKA UMUM PERUBAHAN RPJMD PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENYELENGGARAAN URUSAN PENANAMAN MODAL
Administrasi Pemerintahan di Daerah Hukum tentang Organisasi Administrasi Negara Hukum Administrasi Negara Semester 4
KONSEP PENANGANAN KUMUH
PROVINSI KEPULAUAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH Dr
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN
Dr. Ir. H. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI
Upaya Pengaturan Pengelolaan Sumber Daya Hayati Berkelanjutan
31 Januari 2012 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Ketahanan Nasional Mahendra P. Utama.
BAB V INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA
Pembagian Urusan & Penyelenggaraan Pemerintahan
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Politik dan Strategi Nasional
Industrialisasi Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Aspek Strategis Perencanaan Pembangunan Nasional
GLOBALISASI DAN HUBUNGAN INTERNATIONAL
GLOBALISASI dan DAMPAKNYA
LATAR BELAKANG Pada saat ini >100 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan air minum dan sanitasi dasar yang layak Sarana AMPL yang.
OTONOMI BIDANG PERTANAHAN
Pendidikan Kewarganegaraan
Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Strategi dalam mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
Bahan tayang 3-4 Mei.
Dikutip dari berbagai sumber
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Politik dan Strategi Nasional
LETAK, JARAK VERTIKAL & HORIZONTAL GEOGRAFI INDONESIA
INTEGRASI NASIONAL.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
PEMBANGUNAN PERIKANAN
PERAIRAN INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1996
Strategi dalam mengatasi Ancaman Integrasi Nasional
Antropologi dan Pertahanan
pertahanan negara yaitu segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara.Dengan.
GEOSTRATEGI INDONESIA Nurlaila fitriasani Rima safitri Tutia rahmi Yusrawati1604 M. aji syahputra1604.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Pembagian Urusan & Penyelenggaraan Pemerintahan
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
WAWASAN NUSANTARA dan KETAHANAN NASIONAL
Politik dan Strategi Nasional
Deskipsi Menjelaskan tentang Pengertian Pelabuhan meliputi : Perkembangan Pelabuhan, Arti penting pelabuhan, Definisi Pelabuhan, Macam pelabuhan, Pelabuhan.
MANAJEMEN RISIKO KORPORASI (ERM)
BERDASARKAN : Perda Provinsi Kaltim Nomor 9 Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur Pergub Kaltim.
INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia.
Mewaspadaai Ancaman Terhadap Kedudukan NKRI
Tinjauan Regulasi Kejahatan Internet
Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 4 Dr. Ratna Wardhani
Transcript presentasi:

KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN PERBATASAN Nama : TRI EKOWARNO NPM : 170510140046 KOMPLEKSITAS PENGELOLAAN PERBATASAN Oleh Letjen TNI Moeldoko Resume dari Jurnal Pertahanan

Wilayah NKRI yang banyak berbatasan langsung dengan negara lain merupakan suatu kenyataan yang harus disadari bahwa Indonesia harus senantiasa waspada dalam menjaga wilayah perbatasan. Kemungkinan masuknya , pengaruh asing negatif (ideologi dan sosial budaya) serta kemungkinan terjadinya kegiatan kejahatan lintas negara (trans nasional crimes), pembalakan liar (illegal logging), pemancingan ilegal (illegal fishing), perdagangan manusia (woman and child trades/trafficking), imigran ilegal (illegal immigrants), penyelundupan manusia (people smuggling), peredaran narkotika, pintu masuk teroris, perompakan, dan konflik sosial budaya yang berpotensi mengancam stabilitas nasional, harus dapat diantisipasi dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Kenapa Pulau-Pulau Kecil Terluar Sangat Rawan ? Setidaknya ada sekitar 12 dari 92 pulau kecil terluar yang menjadi titik batas negara Indonesia, rawan terhadap konflik perbatasan dengan negara tetangga. Kerawanan itu ditimbulkan oleh beberapa faktor, kondisi pulau yang umumnya tidak berpenghuni, dimanfaatkan oleh nelayan asing sebagai tempat berlindung atau mencari ikan di perairan sekitarnya, dan adanya kegiatan eksplorasi cadangan sumber daya. Bahkan, ada indikasi yang mengarah pemanfaatan pulau (oleh Negara asing) sebagai basis aktivitas militer, antara lain pengumpulan data intelijen, pengintaian, atau pengamatan.

Selain itu, pembangunan pulau kecil terluar berjalan sangat lamban, terutama disebabkan kondisi masyarakat yang masih termarjinalkan akibat minimnya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah. Di samping itu, letak pulau kecil terluar yang tersebar dan minimnya akses pasar dan komoditas ekonomi unggulan, serta sulitnya sarana perhubungan dan komunikasi yang menghubungkan pulau tersebut dengan pusat kegiatan.  Pemerintah (pusat maupun daerah) harus lebih bisa memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di sekitar pulau kecil terluar tersebut.

Permasalahan Pengelolaan Perbatasan Wilayah perbatasan merupakan salah satu kawasan yang strategis, yaitu kawasan yang secara nasional menyangkut hajat hidup orang banyak, baik ditinjau dari sudut kepentingan politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, maupun pertahanan keamanan. Wilayah perbatasan tersebut meliputi wilayah perbatasan yang ada di daratan, lautan, dan udara yang bersinggungan dengan negara tetangga.

Pada awalnya, permasalahan pengelolaan kawasan perbatasan negara hanya merupakan salah satu isu sensitif yang berdimensi politik dan pertahanan, terutama berkenaan dengan keberlangsungan kerja sama atau ketegangan bilateral antara dua negara yang memiliki kawasan perbatasan yang langsung bersinggungan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, sensitivitas isu pengelolaan kawasan perbatasan tersebut dapat berkembang menjadi permasalahan multilateral dan bahkan internasional. Di samping itu, kemajuan teknologi dan beroperasinya kepentingan negara dan korporasi yang bersifat lintas negara memungkinkan intervensi sejumlah pihak yang lebih luas melalui berbagai mekanisme internasional

Tiga isu utama dalam pengelolaan kawasan perbatasan Indonesia, yakni, masalah yang berkenaan dengan penetapan garis batas (alokasi, delimitasi, dan demarkasi), baik darat (demarkasi) maupun laut (delimitasi), masalah pengamanan kawasan perbatasan, dan masalah pengembangan kawasan perbatasan (administration).

Untuk mengatasi permasalahan/isu tersebut, pemerintah telah melakukan perubahan paradigma pengelolaan perbatasan.  Yaitu melalui perubahan cara pandang pemerintah terhadap kawasan perbatasan yang semula cara pandang yang berorientasi ke dalam (inward looking) menjadi cara pandang yang berorientasi ke luar (outward looking).

Pengembangan kawasan perbatasan dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai beranda depan yang berorientasi pada aspek kesejahteraan (prosperity) dan keamanan (security), sebenarnya telah dilakukan oleh berbagai kementerian/lembaga dan instansi, tetapi masih bersifat parsial dan belum menunjukkan implementasi kebijakan pengelolaan perbatasan yang utuh dan terintegrasi.

Mengapa belum berhasil ? Lembaga atau institusi yang mempunyai otoritas untuk mengelola kawasan perbatasan, tampak masih tampak tumpang- tindih dan juga belum ada koordinasi yang memadai antarinstansi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan pengawasan dan pengelolaan kawasan perbatasan Sampai tahun 2010 Indonesia masih belum memiliki otoritas yang jelas dalam mengelola kawasan perbatasan

Permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan langsung masyarakat di kawasan perbatasan meliputi masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan dibandingkan dengan di negara tetangga, seperti di perbatasan Kalimantan, masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di kawasan perbatasan, masih kurangnya informasi yang dimiliki masyarakat, terutama berkaitan dengan pengetahuan tentang peraturan perundang- undangan, dan terbatasnya infrastruktur dan fasilitas umum untuk memenuhi pelayanan dasar sosial kepada masyarakat di kawasan perbatasan.

Selain itu, terdapat permasalahan lain yang tidak dapat dilepaskan dalam pengelolaan kawasan perbatasan, yakni belum disepakatinya penetapan wilayah negara di beberapa segmen batas darat dan laut melalui kesepakatan dengan negara tetangga Permasalahan lain yang mengemuka hingga saat ini adalah masih belum optimalnya koordinasi dan sinergitas antarpelaku yang menyebabkan lambannya upaya pengelolaan kawasan perbatasan

Kesimpulan Permasalahan pengelolaan perbatasan merupakan permasalahan yang bersifat universal dan hampir seluruh negara di dunia menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perbatasan negaranya. Pada dasarnya permasalahan pengelolaan perbatasan dapat dibagi menjadi dua, yakni: (1) permasalahan berkaitan dengan penegasan batas negara secara fisik; (2) pengelolaan daerah perbatasan. Kebijakan pengelolaan perbatasan Indonesia sampai saat ini dinilai masih belum komprehensif kendatipun telah dibentuk BNPP. Untuk itu, perubahan paradigma yang menjadikan daerah perbatasan sebagai “beranda depan” negara perlu didukung oleh sejumlah kebijakan lain agar pengelolaan perbatasan menjadi lebih optimal sekaligus memperkuat kelembagaan BNPP.

Dari pemaparan permasalahan perbatasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, Berbagai kebijakan yang ada pada saat ini cenderung belum saling menguatkan, tetapi berdiri sendiri dalam pengelolaan kawasan perbatasan. Untuk itu, diperlukan kebijakan peraturan perundang- undangan pengelolaan perbatasan tersendiri Diperlukan perumusan dan penyusunan perencanaan skenario (scenario planning) dan strategi kebijakan pengelolaan perbatasan di Indonesia hingga 25 tahun ke depan yang dapat didudukkan sebagai cetak biru (blue print)

Diperlukan penguatan kelembagaan BNPP agar tidak mengulangi kesalahan pembentukan suatu badan pengelolaan perbatasan yang tidak dapat menjawab kebutuhan permasalahan pengelolaan perbatasan faktual. Diperlukan perbaikan dan penataan dokumen berkaitan dengan batas wilayah dan kepemilikan pulau terluar. Diperlukan penetapan prioritas penyelesaian sejumlah sengketa perbatasan karena setiap perselisihan perbatasan (dispute area) akan menjadi titik rawan bagi stabilitas kawasan, baik dari sisi hubungan bilateral, multilateral, maupun dari aktivitas tindak kejahatan lintas negara.