Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
Advertisements

Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh Fakultas Kedokteran Hewan Unair
IDENTITAS NASIONAL.
Pendidikan Kewarganegaraan
NASIONALISME: PENGALAMAN INDONESIA
Filsafat Pancasila.
IDENTITAS NASIONAL (. Human Development Index in South East Asia RankCountryHuman Development Index Norway Singapore0.818.
IDENTITAS NASIONAL EMI SETYANINGSIH.
IDEOLOGI.
PERWUJUDAN POLSTRANAS
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh
IDENTITAS NASIONAL.
Identitas Nasional.
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 12
IDENTITAS NASIONAL.
IDENTITAS NASIONAL IDENTITAS NAS DLM KONTEKS IND
Pert. 3 Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA.
PERWUJUDAN POLSTRANAS
SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU UNJ 2016
IDENTITAS NASIONAL Eka Yuli Astuti, MH.
Konsep Dan Hakikat Nasionalisme
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB
Identitas Nasional.
WAWASAN KEBANGSAAN IDJANG TJARSONO
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
IDENTITAS NASIONAL & NASIONALISME
AUDITA NUVRIASARI, SE, MM
BAB IX INTEGRASI NASIONAL
Pengertian Negara Etimologi
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
BAB V INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI BHINEKA TUNGGAL IKA
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
TUGAS PANCASILA Oleh Nurita Armiddina (A1D515024) Administrasi Pendidikan Universitas Jambi.
IDENTITAS NASIONAL 6. Friendika Rinanda Diah Pramudiya W.
IDENTITAS NASIONAL & NASIONALISME
NILAI-NILAI KEJUANGAN,PEMBANGUNAN KARAKTER, DAN KETAHANAN NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL.
Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh Fakultas Kedokteran Hewan Unair
PENGERTIAN PARADIGMA Definisi paradigma
Pancasila sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA
IDENTITAS NASIONAL Eden K. Soeardi.
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
DISAMPAIKAN OLEH: FATHONI, SH, MH 04 DESEMBER 2015
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI
IDENTITAS NASIONAL.
Ketahanan Nasional & Identitas Nasional
IDENTITAS NASIONAL MASYARAKAT MADANI
IDENTITAS NASIONAL PENYUSUN : RIAN ANGRYAWAN ( ) NURSYAMSI L.T ( ) ABDUL MALIKIL( ) MUH. NUR RIDHO( )
NAMA: CICI ANDRIYANI NOFA NIM: UNIT: A3.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
IDENTITAS NASIONAL KELOMPOK 2 Ayu Asmira (G )
KONSEPSI DAN PERAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
WAWASAN KEBANGSAAN DALAM KERANGKA RKRI NEXT.
Dosen ; Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si.
Pentingnya Integrasi Nasional dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Pertemuan IV Identitas Nasional
GEOSTRATEGI Oleh FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kedudukan dan Peran Pancasila bagi Bangsa Indonesia
IDENTITAS NASIONAL Disusun oleh : TL.18.F3 Kelompok 2 1.LYAAYU NOVITA SARI ( ) 2.IRMA SURYANI ( ) 3.JOKO SETIAWAN ( ) 4.NURHASAN.
Pendidikan Kewarganegaraan
IDENTITAS NASIONAL.
OLEH: RENDRA SAKBANA KUSUMA
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. Menggali sumber sosiologis & politis tentang pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Membangun argumen tentang dinamika.
BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. IDENTITA S.
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. KONTRAK BELAJAR Perkuliahan / Kehadiran : 30% Tugas / Quiz : 35% UTS : 15% UAS : 20% 2.
IDENTITAS NASIONAL Pendidikan Kewarganegaraan Disusun Oleh: Asifatun Agustini ( ) Dena Elis Setiawati ( ) Sihwanti ( ) Miftakhul.
Transcript presentasi:

Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh IDENTITAS NASIONAL Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes., drh

SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME INDONESIA BOEDI OETOMO (1908)  berbasis subkultur jawa SERIKAT DAGANG ISLAM (1911) kaum entrepreneur islam yg bersifat ekstrovert dan politis MUHAMMADIYAH (1912)  subkultur islam modernis yg bersifat introvert dan sosial INDISCHE PARTY (1912)  subkultur campuran Indo Belanda, Indo Chinese, Indo Arab dan Indonesia asli yg mencerminkan elemen politis nasionalisme non rasial yg berslogan “Tempat yang memberi nafkah yg menjadikan Indonesia sebagai tanah airnya” INDISCHE SOCIAL DEMOCRATISCHE VERENIGING (1913) mengejawantahkan nasionalisme politik radikal & berorentasi Marxist

TRIKORO DHARMO (1915) sebagai embrio JONG JAVA (1918) & INDONESIA MUDA (1931)  berbasis subkultur Jawa NAHDATOEL OELAMA (1926) subkultur santri dan ulama JONG AMBON, JONG SUMATRA, JONG CELEBES LAIRLAH PERGERAKAN NASIONALISME YG BERJATI DIRI “INDONESIANESS” AKTUALISASI TEKAD POLITIKNYA DALAM SUMPAH PEMUDA

MANIFESTO POLITIK (1925)  Mahasiswa Indonesia di Belanda DARI KEANEKARAGAMAN SUBKULTUR TERKRISTALISASI  CORE CULTURE BASIS EKSISTENSI NATION-STATE INDONESIA  NASIONALISME APAPUN SUBKULTURNYA, MEREKA MERASA BERNUSA SATU, BERBANGSA SATU, BERBAHASA SATU- INDONESIA  INDENTITAS NASIONAL

KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL Unsur Unsur Identitas Nasional Identitas Nasional : hakekatnya merupakan manifestasi nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa (NATION) dg ciri ciri khas suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya Di Indonesia  Identitas Nasional : merupakan manifestasi nilai budaya yg sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama di Nusantara dlm berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku  dihimpun dalam SATU KESATUAN INDONESIA  kebudayaan nasional dg acuan PANCASILA dg roh BHINEKA TUNGGAL EKA sbg dasar dan arah pengembangannya dlm kehidupan berbangsa dan bernegara

B. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional Hakekat Identitas Nasional  pancasila Aktualisasinya : Tercermin dlm berbagai penataan kehidupan misalnya dalam : - Pembukaan, UUD, sistem pemerintahan, nilai nilai etik, moral, tradisi, mitos dan ideologi yg secara normatif diterapkan dlm pergaulan baik tataran nasional-internasional Nilai budaya yg tercermin dlm identitas nasional bukan barang jadi yg sudah selesai “mandheg” dlm kebekuan normatif dan dogmatis  tetapi “terbuka” cenderung terus menerus bersemi sejalan dg hasrat menuju kemajuan yg dimiliki masyarakat Konsekuensinya & Implikasinya : suatu yg terbuka, dinamis dan dialektis utk ditafsir dg diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dlm kondisi aktual yg berkembang di masyarakat

PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL Krisis multidimensi  menyadarkan utk melestariakan budaya sbg upaya mengembangkan Identitas Nasional. * Pembukaan * pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya * UUD 1945 yg diamandemenkan Secara konstitusi pengembangan kebudayaan utk membina dan mengembangkan Identitas Nasioanl PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL Tantangan Globalisasi  bersifat disintegrasi dan mengancam eksistensi bangsa & negara kesatuan yg berdasar ideologi pancasila  tantangan bersifat CENTRIFUGAL bersumber dari faktor : 1. Ekternal 2. Internal

EKSTERNAL Proses globalisasi yg melahirkan : 1. Neoliberalisme boderless world/ 2. Kapitalisme one world development melalui berbagai kesepakatan dlm bentuk : GATT WTO APEC implikasinya: tumbuhnya tata sosial AFTA baru Fenomena globalisasi  neoliberalisme & kapitalisme  keterkaitan, saling berkepentingan yg menembus batas geografis suatu negara  melahirkan interdependensi namun tdk menciptakan integrasi dlm bidang sosial, politik, ekonomi dll

Era Globalisasi  4 ilmu yg sangat berkembang 1. Ruang Angkasa 2. Ilmu Nuklir 3. Bioteknologi 4. Mikroteknologi Entrepreneur : 1. Mampu melihat peluang bisnis yg tdk dilihat atau tdk diperhitungkan org lain 2. Melakukan inovasi, mengubah keadaan yg kurang menyenangkan menjadi keadaan yg dia ingnkan 3. Pengambil resiko yg bersifat finansial (rugi) ataupun mental (gagal)

Dengan 3 ciri tsb seorang entrepreneur : 1. perintis kawasan baru 2. penjelajah rimba raya Rugi 3. Pendaki gunung Malu Terkenal Jangan tinggalkan, tetapi justru gunakan pendidikan formal utk mempelajari lebih banyak hal demi mewujudkan entrepreneur, SEBAB mengandalkan bakat saja tdk cukup harus didukung ilmu dan pengetahuan Lewat Tangan Entrepreneur : 1. Daerah Grogol (pusat copet)  mall dan hotel 2. Tanah di Pondok Indah yg jauh jakarta perumahan elit 3. Tanah bekas kebun karet jauh dari Jakarta  Bumi Serpong Damai 4. Lakarsantri  Citra Raya  The Singapore of Surabaya

INTERNAL Konsekuensi runtuhnya ORBA  32 tahun menegakkan persatuan & kesatuan mll pendekatan sekuriti  memasung hak konstitusi rakyat dg berbagai kebijakan Apatisme, budaya diam, pasrah dan nrimo ing pandum  mencapai puncak kesabaran  melapau batas ambang Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme disegala lapisan maka etos keadilan dan kebebasan merupakan kekuatan moral utk mematahkan belenggu kekuasaan yg merampas hak asasi Runtuhnya ORBA  mendorong pendulum dari kutub “keterpasungan demokrasi” menuju “kebebasan demokrasi”

Sayangnya tdk didukung INFRASTRUKTUR MENTAL yg kondusif  Sehingga  1. Demokrasi yg mengarah anarki 2. Demokrasi yg kebablasen Eksesnya adalah timbul dlm pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pemerintah daerah semakin hari semakin mengarah ke disintegrasi dan kerancuan dlm memahami arti dan makna identitas nasional. Ernest Renan dlm buku Qu’est ce qu’une nation : hakekat nasionalisme adl le desire vivre ensemble (keinginan utk hidup bersama), bertumpu pd kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual (une ame, un prinsipe spirituel) yg berakar pd kepahlawanan masa lalu yg tumbuh karena kesamaan penderitaan dan kemuliaan di masa lalu.

Kini yg dirasakan adl berkembangnya suasana kecurigaan disertai hilangnya kepercayaan (trust) antar sesama baik vertikal maupun horisontal, sejalan dg menjalarnya korupsi dan manipulasi di semua lini dan tingkatan birokrasi. b. Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Indentitas Nasional Agar identitas nasional di fahami generasi penerus  maka harus tetap bermakna dlm arti relevan dg dan fungsional bagi kondisi yg sedang berkembang dlm masyarakat Abad XXI  zaman baru yg sarat dg nilai baru yg tdk saja berbeda, ttp juga bertentangan dg nilai lama sebagaimana diwariskan nenek moyang.

Abad XXI  zaman baru dimana manusia semakin sadar utk berfikir dan bertindak secara baru.  manusia menjadikan rasio sebagi mitos, sebagai sarana yg handal dlm bersikap dan bertindak dlm memecahkan masalah yg dihadapi dlm kehidupan  kesahihan tradisi, juga niali spiritual yg dianggap sakral kini dikritisi dan dipertanyakan berdasrkan visi dan harapan tentang masa depan yg lebih baik. Nilai budaya yg kita warisi tdk sebagai barang sudah jadi yg mandheg dlm kebekuan normatif dan nostalgik, melainkan terus menerus harus ditumbuhkembangkan dlm demensi ruang dan waktu yg terus berkembang dan berubah. Konsekuensi dan implikasinya adalah : pemberdayaan identitas nasional perlu revitalisasi nilai yg terkandung dlm pancasila

Maknanya adalah : pancasila harus diletakkan dlm satu keutuhan tafsir dlm PEMBUKAAN sebagai “Start Fundamental Norm” yg dieksplorasikan pd demensi yg melekat padanya, yitu : Realitasnya : nilai yg terkandung didalamnya dikonkretisasikan dlm hidup keseharian sebagai cerminan kondisi objektif yg tumbuh dan berkembang dlm masyarakat kampus utamanya. Idealitasnya : idealisme yg terkandung didlmnya bukan suatu utopi tanpa makna, melainkan di objektivasikan sbg kata kerja utk membangkitkan gairah dan optimisme masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari esok yg lebih baik Fleksibilitasnya : pancasila bukan barang jadi yg sudah selesai dan tertutup menjadi sesuatu yg sakral, melainkan terbuka bagi tafsir baru utk memenuhi kebutuhan zaman yg terus berkembang.

 Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya nilai nilai pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dg jiwa dan semangat Bhineka Tunggal Ika. Pada akhirnya revitalisasi pancasila sebagai manifestasi idenstitas nasional harus diarahkan pada PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MORAL Moralitas pancasila dpt menjadi dasar dan arah mengatasi krisis dan disintegrasi yg sudah menyentuh semua segi dan sendi kehidupan Perlu diasadari bahwa : moralitas pancasila akan menjadi tanpa makna, menjadi karikatur apabila tdk disertai dukungan suasana kehidupan di bidang hukum secara kondusif dan suprematif.

Moralitas dan hukum ada korelasi yg erat. dlm arti bahwa : moralitas yg tdk didukung oleh kehidupan hukum yg kondusif akan menjadi subjektivitasnya satu sama lain akan berbenturan. Ketentuan hukum yg disusun tdk disertai dasar dan alasan moral akan elahirkan suatu legalisme yg represif, kontra produktif dan bertentangan dg niali pancasila