03. SISTEM PRASARANA TRANSPORTASI DARAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
P E L A B U H A N.
Advertisements

NORMA STANDAR PEDOMAN MANUAL
KARAKTERTISTIK JARINGAN JALAN
Materi SD kelas V Transportasi
PENETAPAN TERMINAL TIPE B DI JAWA BARAT
Pendahuluan Jalan raya sejak mulai di rintis, hanya berupa lintas lalu lalang manusia untuk mencari nafkah dengan jalan kaki atau menggunakan kendaraan.
Rapat Pansus III Dewan Sumber Daya Air Nasional
PAPUA, KEPULAUAN INDONESIA YANG TAK TERPANDANG
PERAN PRASARANA DAN SARANA DASAR PERKOTAAN DALAM PERENCANAN KOTA
Perencanaan Transportasi Jangka Panjang
Tugas SISTEM TRANSPORTASI REGIONAL DAN ANTAR MODA
UU No.7 Tahun 2004 SDA Oleh YAS. Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah (ps.14) : a. menetapkan kebijakan nasional sumber daya air; b. menetapkan pola.
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI
06 PERANAN MANUSIA DALAM TRANSPORTASI
KEBIJAKAN & IMPLEMENTASI DAK SUB BIDANG KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT
RANCANGAN SIRKULASI DAN PARKIR
BIODATA I. NAMA : H. MOCH. HATTA, SE, MM II. RIWAYAT PENDIDIKAN
KLASIFIKASI JALAN Klasifikasi jalan menurut fungsinya dapat digolongkan menjadi: Jalan Arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan.
Undang-Undang bidang puPR
KAJIAN RUAS JALAN LUAR KOTA
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Pendekatan Perencanaan Transportasi
Rika Kharlina Ekawati, S.E., M.T.I
DANA ALOKASI KHUSUS 2008 “Kebijakan dan Mekanisme Alokasi”
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN
Dasar Hukum: UU 38/2004 tentang Jalan
TATA GUNA LAHAN & Transportasi
Legalitas Usaha.
Jaringan Transportasi
09 RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI
03 JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL
PRASARANA JALAN.
Undang-Undang bidang puPR
RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PERANAN MANUSIA DALAM TRANSPORTASI
13 SISTEM ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN ANGKUTAN PENUMPANG ANGKUTAN BARANG
TRANSPORTASI MAKRO.
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
Kuliah 13 Terminal.
Penataan Kawasan Tanah Abang dari Aspek Transportasi
KONSEP PEMODELAN Untuk menyederhanakan suatu realita secara terukur
Sub sistem transportasi laut.
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Transit Oriented Development (TOD)
LALULINTAS DAN SISTEM TRANSPORTASI
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
By : Atit Setiani, S.Tr,. MM.T.R. Istilah atau sebutan lain pelabuhan PELABUHAN HARBOURPORTDOCK.
Pengantar Perencanaan Transportasi
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
PROPOSAL PENELITIAN Oleh Ansar G2F PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI UP PKB KEDAUNG ANGKE
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
SURVEY LHR DAN PENENTUAN KELAS JALAN KOTA BLITAR LAPORAN PENDAHULUAN.
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
K O N S T R U K S I J A L A N D A N J E M B A T A N JENIS BAHAN PEKERASAN JALAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN KLASIFIKASI JALAN Pendidikan Teknik Sipil.
HOMEEvaluasiProfilReferensi Oleh : HANDOKO Home Click to edit Master title style Oleh : HANDOKO Home.
Analisis rute jaringan jalan (STUDI KASUS: JEMBATAN SURAMADU – BANDARA JUANDA) Boy Dian Anugra Sandy.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di indonesia By. Saifiyatil kamila.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di indonesia By. Saifiyatil kamila.
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN ASEP ARYADI, ST SMK NEGERI 2 CIAMIS.
RDTR Tata ruang untuk investasi. Analisis pengembangan kawasan  Analisis ekternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan 1.Arahan pengembangan kawasan.
Transcript presentasi:

03. SISTEM PRASARANA TRANSPORTASI DARAT

Konsep Pergerakan Sistem Jaringan Transfer 1 Transfer 2 Asal Tujuan Collection link Line-haul link Distribution link Perlunya kontinuitas dari collection, line-haul dan distribution link Collection link(ruas pengumpul) : ruas yang berfungsi memfasilitasi pergerakan manusia/barang pengumpul dengan ciri perjalanan jarak sedang Line Haul link (ruas penangkap) : ruas yang memfasilitasi pergerakan manusia/barang diantara 2 kota atau simpul transportasi dengan ciri perjalanan jarak jauh/utama Distribution link (ruas penyebar) : ruas yang berfungsi memfasilitasi pergerakan manusia/barang penyebar atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang

Jaringan jalan Hirarki pergerakan Pergerakan utama (jalan arteri) Pergerakan transisi (ramp) Pergerakan distribusi (jalan kolektor) Pergerakan koleksi (jalan kolektor) Pergerakan akses (jalan lokal) Terminal/rumah/kantor (akses ke terminal)

Jaringan jalan

Contoh Pola Jaringan Jalan Radial

Contoh Pola Jaringan Jalan Grid

PRINSIP UTAMA KLASIFIKASI FUNGSI JALAN Jaringan jalan memiliki 2 (dua) peran utama: Memberikan aksesibilitas bagi wilayah dapat dijangkau dan dapat dikembangkan kegiatan sosial dan ekonominya Menyediakan mobilitas bagi kelancaran lalu lintas kendaraan, orang, dan barang Klasifikasi fungsi jalan secara umum terdiri dari: Jalan Arteri (A): yang diutamakan untuk melaksanakan peran mobilitas yang umumnya membutuhkan kapasitas dan kecepatan tinggi (jalan yang didesain dengan kinerja/performance jalan tinggi) Jalan Kolektor (K): yang difungsikan sebagai kolektor/ distributor, di mana fungsi aksesibilitas dan mobilitas diperankan secara merata Jalan Lokal (L): yang diutamakan untuk melaksanakan peran aksesibilitas bagi wilayah (kuncinya adalah pemerataan jangkauannya ke semua daerah)

SISTEM KLASIFIKASI JALAN DI INDONESIA (1) Jalan sesuai peruntukannya terdiri atas: 1. JALAN UMUM: yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum (termasuk jalan tol) 2. JALAN KHUSUS: bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum, dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan. Yang dimaksud dengan jalan khusus, antara lain: jalan di dalam kawasan pelabuhan jalan kehutanan jalan perkebunan jalan inspeksi pengairan jalan di kawasan industri, dan jalan di kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada pemerintah Sumber: pasal 6 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

Jaringan transportasi dan distribusi tujuan asal Lokal Lokal Lokal Lokal Kolektor Kolektor Optimasi fasilitas perpindahan membentuk struktur jaringan Hub-spoke Hub Arteri Hub Kolektor Kolektor Spoke Spoke Hub adalah Simpul Pengumpul pergerakan Spoke adalah Simpul Penyebar pergerakan

SISTEM KLASIFIKASI JALAN DI INDONESIA (2) Jalan umum dikelompokkan menurut: SISTEM JARINGAN, yang terdiri atas: sistem jaringan jalan primer (antar kota) Sistem jaringan jalan sekunder (kawasan perkotaan) FUNGSI JALAN, yang dikelompokkan menjadi: Jalan arteri Jalan kolektor Jalan lokal Jalan lingkungan

Jalan Menurut Fungsi Jalan Arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan Kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan Lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata- rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan Lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan ligkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

KEGUNAAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN KESELAMATAN Pemanfaatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsi jalan, memberikan kemudahan dalam pengelolaan keselamatan jalan 2. STABILITAS DAN SOSIAL Penyediaan mobilitas dan aksesibilitas jalan yang merata ke seluruh wilayah akan memberikan dampak positif bagi stabilitas dan pemerataan sosial

KEGUNAAN KLASIFIKASI FUNGSI JALAN 3. EKONOMI 3.1 Investasi prasarana jalan Penyelenggaraan jalan sesuai dengan persyaratan teknis setiap klasifikasi fungsi jalan, dapat mengoptimalkan investasi secara tepat guna 3.2 Lalu Lintas Jalan Pengaturan lalu lintas sesuai dengan fungsi jalan akan memberikan kelancaran dalam distribusi yang mendukung pertumbuhan ekonomi

SISTEM KLASIFIKASI JALAN DI INDONESIA (2) C. STATUS JALAN, yang dikelompokkan menjadi: Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Kota Jalan Desa D. KELAS JALAN, yang dikelompokan menjadi: Jalan Kelas I Jalan Kelas II Jalan Kelas III Jalan Kelas Khusus Sumber: pasal 6 s.d pasal 10 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

UU NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN

UU NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN

Jalan Menurut Kelas Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton; Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton; Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton; dan Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.