Materi Kuliah SEJARAH SENI RUPA INDONESIA 1 disusun Oleh: Husni Mubarat, S.Sn., M.Sn PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASAL-USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DIKEPULAUAN INDONESIA
Advertisements

PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA DAN BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN DI INDONESIA SEJARAH KELAS X / 1.
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
KD : 1.2 MASA PRA-AKSARA DI INDONESIA
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
PRESENTATION IPS KELOMPOK 3 Ahda thirdaza p.p Albertus Riski Zihat
PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
(Kebudayaan batu besar)
SEJARAH SENI RUPA TOPIK 9 SENI RUPA PRA SEJARAH INDONESIA
ZAMAN MEGALITIKUM Kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan.
Zaman Praaksara di Indonesia
Peradaban di Lembah Sungai Mekong
Rangkuman Materi Sejarah “Zaman Pra Aksara : Peninggalan”
IPS 4 – Bu Tina Ulangan : 25 September 2014
BAHASA SEJARAH TUGAS MATA PELAJARAN OLEH KELOMPOK 2 KELAS 7B SBI NO.10 SMPN 1 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 MOJOKERTO 2007 ( KEHIDUPAN MANUSIA PURBA.
Pendahuluan Sejarah Seni Rupa Barat Pertemuan 1
TUGAS SEJARAH SMAN 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN
Asal-Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
NAMA KELOMPOK: ADELIA PRATIWI 2.ALVIAN YUAN MILE 3.ANNISA AULIA RAHMA
Materi Kuliah SEJARAH SENI RUPA INDONESIA 1 disusun Oleh: Husni Mubarat, S.Sn., M.Sn PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI.
NAMA KELOMPOK: B X ak 4 MULAI.
KEBUDAYAAN PRASEJARAH
SEJARAH INDONESIA.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MASA PRA-AKSARA MASYARAKAT INDONESIA
ZAMAN LOGAM Oleh : Nanda Ade Ilma Nurtriana PROGAM STUDI MATEMATIKA
Konsep Berpikir Sejarah
Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia
Oleh Yadi Mulyadi (Mahasiswa S3 Arkeologi Universitas Indonesia)
NAMA KELOMPOK X-IIS3 SEJARAH NEOLITIKUM
Assalamu’alaikum .. WeLcOme.
SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA
KELOMPOK MESOLITIKUM ALI AKBAR ELDINO DREINANDI SAKA DHEVA
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Ciri-ciri Sosial, Budaya, Ekonomi dan Kepercayaan Masyarakat
MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA REGINA PACIS SURAKARTA
Zaman PraAksara Berdasarkan Corak Kehidupan dan Teknologi
Asal usul penyebaran ras nenek moyang Indonesia “proto melayu dan deutro melayu” ANDREAS RAGA D
MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS
MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
ZAMAN MEGALITIKUM Di susun oleh Taufik Silvan W. Rengganis Rilisia D.
ASAL-USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DIKEPULAUAN INDONESIA
CORAK KEHIDUPAN DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT PRA AKSARA
Introducing ZAMAN NEOLITHIKUM
PRA SEJARAH ANALISA KARYA masa PRA SEJARAH Pertemuan 1
PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA DAN BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN DI INDONESIA
Masa Pra-sejarah di Eropa Barat Pertemuan 1
Anggota Kelompok Yosua Bayu Brahmana Maulana Nurhendronoto
MEGALITIKUM NAMA ANGGOTA KELOMPOK : ADAMAS ADHY PRASETYA
Pembagian zaman pra aksara berdasarkan arkeologi
Objek wisata bahari P. KODING NGARENG P. KAPOPOSAN POHON BAKAU
PALEOLITHIKUM (Zaman Batu Tua)
PERIODESASI SENI RUPA INDONESIA
Kelompok 1 Ika Pramita Putri Iftitachul Maghfira A Anastasya Puti R
Tugas Sejarah Wajib kelas X IPS 2
Pembagian zaman pra aksara berdasarkan arkeologi Kelas X semester 1
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Kelompok 2 : Asiifa Sabina Athalia Silalahi
DARI BEBRBURU MERAMU SAMPAI BERCOCOK TANAM
Bab.4 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Kelompok 4. X-6 Nama Anggota : 1. Firizki Rahayu Maharani 2. Febri Nuryadi 3. Fredrik Ariel.O 4. Erlando 5. Widya.
1 Pertemuan 1 Seni Rupa Pra Sejarah Matakuliah: U0072|Sejarah Seni Rupa Barat Tahun: 2005 Versi: 1.
Sejarah Wajib X. Bayangkan saja ada lebih dari 500 suku bangsa Indonesia, sungguh merupakan kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun.
Catt : Lit = Batu Kum = Zaman
PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
HASIL BUDAYA YANG BERKEMBANG PADA KEHIDUPAN MASYARAKAT PRA AKSARA
KONDISI KEPULAUAN INDONESIA. NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita bisa menggunakan dua cara, yakni.
Seni Rupa Seni Budaya Imam Agus Saputra
Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia . Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu
Zaman Praaksara di Indonesia Bab II A.Tahapan Perkembangan Zaman pada Masa PraaksaraTahapan Perkembangan Zaman pada Masa Praaksara A.Tahapan Perkembangan.
Transcript presentasi:

Materi Kuliah SEJARAH SENI RUPA INDONESIA 1 disusun Oleh: Husni Mubarat, S.Sn., M.Sn PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2017

Seni Rupa Indonesia 1. Zaman Pra-Sejarah Merupakan zaman di mana manusia belum mengenal tulisan. Disebut juga zaman Pra Aksara. 2. Zaman Sejarah Di mana manusia sudah mengenal tulisan, dan peradabannya yang sudah maju, baik ilmu pengetahuan, teknologi, informasi serta seni.

Zaman Pra-Sejarah Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Zaman Batu Tengah (Mezolitikum) Zaman Batu Muda (Neolitikum) Zaman Batu Besar (Megalitikum) Zaman Logam

Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Ciri-Cirinya: 1. Bentuk perkakas masih sederhana dan primitif, 2. Manusia pada zaman ini hidup berkelompok, 3. Tinggal di sekitar aliran sungai, gua, dan di atas pohon, 4. Mengandalkan Makanan dari alam (food gathering), dan berburu, 5. Hidup berpindah-pindah.

Zaman Batu Tengah (Mezolitikum) Ciri-Cirinya: 1. Bentuk perkakas masih sederhana dan primitif, 2. Manusia pada zaman ini hidup berkelompok, 3. Tinggal di sekitar aliran sungai, gua, dan di atas pohon, 4. Mengandalkan Makanan dari alam (food gathering), dan berburu, 5. Hidup berpindah-pindah.

Zaman Batu Muda (Neolitikum) Di Indonesia zaman ini dimulai sekitar 1.500 SM. Ciri-Cirinya: 1. Cara hidup dari food gathering ke food producting, yaitu cara bercocok tanam dan berternak, 2. manusia sudah mulai menetap di rumah panggung, 3. manusia sudah mulai membuat lumbung (penyimpan makanan), seperti di Lebak-Banten, 4. Manusia sudah mengenal beliung persegi dan kapak lonjong.

Zaman Batu Besar (Megalitikum) Ciri-Cirinya: 1. Manusia sudah mengenal kepercayaan: - Animisme: kepercayaan terhadap roh leluhur yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, dan senjata tajam. - Dinamisme: bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan/ tenaga gaib yang dapat mempengaruhi keberhasilan/kegagalan manusia, seperti azimat, batu cincin, dll

2. Manusia sudah mengenal bentuk kepercayaan 2. Manusia sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu memperlakukan manusia yang sudah meninggal dengan baik sebagai bentuk penghormatan. Peninggalan yang bersifat rihaniah pada era Megalitikum ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan dalam bentuk: a. Menhir: tugu batu sebagai tempat pemujaan, b. Dolemen: meja batu untuk menaruh sesaji c. Sarkopagus: bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati

d. Kuburan Batu: lempeng batu yang disusun untuk. mengubur mayat. e d. Kuburan Batu: lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat. e. Punden Berundak: bangunan bertingkat-tingkat sebagai tempat pemujaan. f. Arca (patung): perwujudan subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan.

Zaman Perunggu (Perundagian) Kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi antara masyarakat asli Indonesia (proto melayu/ melayu tua) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutro Melayu (Melayu Muda). Disebut zaman perunggu, karena zman ini manusia telah memiliki kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan logam dimulai tahun 3000-200 SM.

Alat-alat besi yang banyak ditemui di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, kapak, pedang, mata tombak dan lain sebagainya. Teknik peleburan perunggu ini berasal dari budaya Dong-Son di Vietnam. Kebudayaan Dong-Son adalah kebudayaan di zaman perunggu yang berkembang di lembah Song Hong Vietnam, dan berkembang di Asia Tenggara termasuk Nusantara dari sekitar abad 1000 SM – 1 SM.

Kebudayaan Dong Son berkembang di indochina pada masa peralihan dari periode mesolitikum dan neolitikum yang kemudian periode megalitikum. Pengaruh juga berkembang menuju Nusantara yang kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan perunggu. (https://id.wikipedia.org./wiki/Kebudayaan_Dongson). Sumber: - https://jurnalpagi.com/2013/02/10/periode zaman sejarah-di-indonesia. Didownload 13/02/2017

Karya Seni Pada Masa Budaya Dong Son Nekara (gendang Dong Son) adalah gendang perunggu berbentuk dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam (perunggu).

Patung perunggu kebudayaan Dong Son, asal Thailand.

Tinjauan Karya Seni Rupa Indonesia Masa Pra-Sejarah Seni Lukis Seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan Pra-Sejarah memperlihatkan bahwa, sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia Indonesia telah membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting kehidupan. Gambar tersebut dibuat dengan alat gambar yang sangat sederhana, seperti: arang, kapur, batu, tanah dan lain sebagainya. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/seni_lukis

Teknik menggambar yang digunakan manusia pada masa Pra-Sejarah cukup sederhana; dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburkannya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwarna warni di dinding-dinding gua yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Lukisan gua Pra-Sejarah di Indonesia telah berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.

1. Lukisan Gua Pra-Sejarah di Sulawesi Selatan Menurut analisis Van Hekeren (1972), beberapa gua yang terdapat di Sulawesi selatan telah dihuni sejak ribuan tahun SM. Sekurang-kurangnya ada dua tempat di Sulawesi Selatan yang memiliki lukisan: Kabupaten Maros Kabupaten Pengkajane:

Gua Akarasaka, Bulu Ballang, Bulusumi, Bulu Ribba, Bulu Sipong, Camingkana, Cumi Lantang, Garunggung, Kassi, Lasitae, Lompoa, Petungan, Sakapao, Saluka, Sapiria, dan Sumpang Bita. Lukisan gua di Sulawesi Selatan pertamakali diperkenalkan oleh C.H.M Heren (1950), yang meneliti lukisan cap tangan dengan Backgroun warna merah di gua Leang Pattae. Diduga lukisan tersebut cap tangan kiri perempuan. Ditemukan juga lukisan objek hewan: Babi dan Rusa yang terpanah pada jantungnya. Lukisan tersebut diduga menggambarkan harapan dan keberhasilan mereka dalam berburu.

Heerkeren dan Fransen melakukan penelitian bersama, sehingga berhasil ditemukan lukisan cap tangan pada dinding gua 29 buah dengan latar belakang warna merah. Ada juga empat lukisan cap tangan yang hanya memiliki 3-4 jari. Temuan lainnya adalah di Gua Lammbatorang (Maros), ditemukan lukisan cap tangan sebanyak 40 buah. Warna merah sepertinya adalah warna dominan yang digunakan, akan tetapi ada beberapa gua yang menggunakan warna hitam untuk menggambarkan pola manusia, yaitu gua Passi, Lompoa, dan Sapiria. Di gua Sumpamg Bita, ditemukan lukisan cap kaki, hewan Anoa, dan perahu (sampan). Lukisan cap kaki diduga/ dihubungkan dengan ritual/upacara bagi bayi yang dapat berjalan pertamakali.

BERIKUT ADALAH BEBERAPA CONTOH LUKISAN GUA YANG TERDAPAT DI KABUPATEN SULAWESI SELATAN:

Lukisan “Telapak Tangan”pada dinding Gua Pettakere, Maros Foto: Cahyo Ramadhani (Tanpa Tahun)

Lukisan “Telapak Tangan”pada di Dinding Gua Leang-Leang

Lukisan “Anoa”pada dinding Gua Sumpangbita

Lukisan “Ikan”pada dinding Gua Lasitae, Pangkep

Pola dan Bentuk Lukisan Jika diamati secara keseluruhan, pola lukisan pada dindning gua menggambarkan bentuk fauna (binatang), seperti gambar babi, ikan, ular, kura-kura, dan rusa. Di samping pola binatang, ditemukan juga pola Kapak dan gambar yang mirip dengan mata bajak. Umumnya gua-gua tersebut terdapat pola lukisan “Cap Tangan”dan“Babi”, pola ini sering dikaitkan dengan makna religi dan magis. Makna Lukisan Gua Secara keseluruhan, lukisan gua tersebut menggambarkan kehidupan yang kompleks, di samping, kehidupan berburu, misalnya lukisan babi di gua Sakapo yang memperlihatkan goresan di tubuhnya sering

Dihubungkan dengan kekuatan magis dalam perburuan Dihubungkan dengan kekuatan magis dalam perburuan. Nilai magis dan religi juga dapat merujuk kepada lukisan cap tangan dan matahri. Nilai Sosial-Ekonomi jelas diperlihatkan oleh pola babi, perahu, kapak, dan mata bajak, sedangkan gambar pola ular mungkin dimaksudkan sebagai peringatan bahaya.

2. Lukisan Gua Pra-Sejarah di Sulawesi Tenggara Di Sulawesi Tenggara, lukisan gua banyak ditemukan di Pulau Muna. Berdasarkan hasil penelitian para arkeolog, gua dan ceruk (gua dangkal) yang didapati lukisan prasejarah di pulau Muna berada di kawasan Liabano, Kotobu. Diantaranya gua Kolumbo, La Kabori, Mentanduro, Gua Toko, dan wa Bose. Lukisan gua prasejarah yang terdapat di Pulau Muna (Sulawesi Tenggara) telah banyak diteliti oleh E.A. Kosasih (1977). Dari segi gaya lukisannya umumnya berbeda dengan lukisan gua yang diketemuka di Sulawesi Selatan, khususnya dengan kompleks Maros.

Cap jari tangan yang menjadi ciri khas lukisan gua di wilayah Maros, tidak diketemukan di Pulau Muna. Dilihat dari gaya lukisannya, corak lukisan di Pulau Muda justru lebih dekat kemiripannya dengan gaya lukisan yang terdapat di Pulau Kei, di Papua, dan Seram. Berikut adalah beberapa lukisan gua yang terdapat di gua Sulawesi Tenggara:

1 Lukisan pola Binatang di Gua Sulawesi Tenggara

2 Lukisan pola manusia dan perahu di Gua Sulawesi Tenggara

3 Lukisan pola Manusia dan Binatang di Gua Sulawesi Tenggara

4 Lukisan pola Binatang di Gua Sulawesi Tenggara

Gaya Lukisan Lukisan gua di Pulau Muna umumnya memiliki warna coklat seperti dibuat dari tanah liat. Lukisan gua di Pulau Muna didominasi oleh lukisan manusia yang digambarkan dalam berbagai sikap. Contohnya penggambaran perkelahian dengan menggunakan sejata, memegang sejenis pedang, kegiatan perburuan, menari, seperti menaiki kuda dan bahkan ada yang seperti terbang. Penggambaran manusia dilukiskan dengan bagian anggota badan yang dibentangkan ke arah samping.

Selain itu juga ada lukisan yang berpola menyerupai binatang seperti anjing, babi, buaya atau kadal, kuda, rusa, ular dan sebagainya. Pola matahari dan geometris juga ditemukan dan yang paling menarik adalah penggambaran perahu yang seperti sedang dinaiki. Lukisan gua prasejarah di Pulau Muna menunjukan tingkat perbedaan signifikan dari lukisan gua di Sulawesi Selatan, tidak saja teknik penggambaran serta warna yang digunakan, tetapi juga terlihat dari pola yang lebih bervariasi dalam menggambarkan kehidupan mereka.

Lukisan gua lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sosial-ekonomi masyarakatnya adalah bentuk lukisan pohon kelapa dan jagung di Gua Toko mempunyai makna sosial-ekonomi yang erat hubungannya dengan mata pencaharian mereka. Penggambaran yang tertera dalam lukisan Gua di Sulawsi Tenggara ini sedikitnya dapat memberi kita gambaran tentang kehidupan manusia pada masa itu yang selain telah mampuu “berkesenian” mereka juga mampu mengungkapkan simbol-simbol kehidupan mereka.

3. Lukisan Gua Pra-Sejarah di Kalimantan Lukisan gua prasejarah di Kalimantan banyak dijumpai di Kalimantan Timur dan kemudian Kalimantan Barat. Penemuan pertama lukisan gua di Kalimantan Timur (di Kabupaten Kutai) diketahui dari tim arkeologi gabungan Indonesia dan Perancis pada tahun 1982, 1983 dan 1986.