SEJARAH KERTAS DAN CETAK Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
– PENEMUAN KERTAS (cina)– Penemu kertas dari negeri Cina yang terkenal adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 105 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
di China kuno, dokumen umumnya ditulis di lembaran tulang atau bambu (bisa berupa lempengan maupun lembaran bambu yang di jahit kemudian digulung) menyebabkan kesulitan untuk transportasi karena sangat berat. Walaupun material yang lebih ringkas seperti lembaran sutra juga digunakan, tapi sangat jarang karena harganya yang sangat mahal.
CARA PEMBUATAN KERTAS VERSI TSAI LUN (CINA)
– PENEMUAN KERTAS (Mesir)– Kata “PAPER”/kertas berasal dari kata papyros, bahasa Yunani kuno untuk tanaman Cyperus Papyrus. Tanaman ini bersifat tebal dan sari nya digunakan untuk produksi material yang menyerupai kertas, digunakan oleh bangsa Mesir kuno serta kebudayaan Mediterania jauh sebelum kertas ditemukan di China. Papyrus merupakan pengolahan bagian dari tanaman secara langsung, sedangkan kertas dibuat dari serat yang sudah di olah dan diberi perlakuan khusus
Pohon Papirus/papyrus Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal sekarang) ditemukan.
– AWAL MULA PENCETAKAN –
Ada dua HIPOTESIS yang berkembang tentang awal-mula pencetakan : Pertama, pendapat bahwa dimulai dengan penggunaan segel atau stempel yang digrafir untuk membuat tanda identifikasi yang kemudian berkembang menjadi pencetakan Kedua, pandangan yang berfokus pada fakta praktek pembuatan penggosokan tinta dari naskah yang diukirkan pada batu.
– berawal dari – CAP atau STEMPEL
– berawal dari – MENGGOSOK
– kemudian – WOODBLOCK Woodblock Printing adalah sebuah teknik cetak yang menggunakan blok-blok kayu yang diukir ilustrasi dan kaligrafi. Tinta atau pewarna kemudian diaplikasikan pada gambar yang diukirkan dan dicapkan atau ditekankan pada kertas untuk memindahkan gambar. Teknik cetak ini berasal dari Tiongkok antara abad ke-6 hingga akhir abad ke-9, oleh kaum Buddhists, dalam rangka penyebaran ajaran Buddha. Seperti sebuah spesimen yang dicetak pada kertas rami yang diperkirakan berasal dari tahun 650-670 M, di jaman Dinasti Tang (618–907) danditemukan dalam sebuah penggalian di Xi'an (Chang'an, Ibukota Dinasti Tang), Shaanxi, China pada 1974.
Dhāra Sutra, the woodblock print of the Pure Immaculate Light, was found in 1966, in a Korean Temple. It was printed in 702 during the Tang Dynasty era (618-907) and depicts several characters related to Wu Ze Tian , the well known female emperor who established the Zhou Dynasty.
– woodblock – Di JEPANG Selama awal periode Heian, atau awal abad ke-8, cetak woodblock Tiongkok yang berisi naskah-naskah Buddhis tiba di Jepang. Demikianlah kuil-kuil Buddhis di Jepang mulai memakai cetak woodblock monochromatic yang sederhana untuk menyebarkan pengetahuan yang menekankan pada Seishi (生死), siklus hidup dan mati, kelahiran kembali dan kematian ulang, delusi dan penderitaan.
Siklus ini terjadi oleh perputaran abadi Rokudou 六道 atau Enam Kondisi Keberadaan. Enam kondisi itu adalah; Jigokudõ 地獄道 kondisi tersiksa dan menderita, Gakidõ 餓鬼道 kondisi jiwa yang kelaparan, Chikushõdõ 畜生道 kondisi ternak dan binatang, Ashuradõ 阿修羅道 kondisi nafsu amarah, kebencian, dan permusuhan yang tak berkesudahan, Nindõ 人道 kondisi manusiawi, dan Tendõ 天道 kondisi kedewaan yang hidup dalam alam akhir tetapi bukan kondisi abadi untuk mencapai kebahagiaan dan kemuliaan, namun yang tidak dapat luput dai penderitaan.
Mulai pertengahan abad ke-9, banyak perupa Heian memutuskan untuk berubah dari gaya lanskap tradisional Tiongkok , Para seniman Heian kemudian mengembangkan gaya lanskap lokal Jepang (Yamatoeshi), yang menggambarkan ketinggian landai alami lanskap Jepang dan perempuan jepang dengan baju khas jepang (kimono).