AIR PERMUKAAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

Peta.
DINAMIKA HIDROSFER Kelompok 5 : Ratih Kamastri (31) Jonathan (32)
HIDROSFER dan PERAIRAN DARAT KELAS X SEMESTER GENAP.
Olah Raga Arus Deras (ORAD)
Oleh : Maria, S.Pd.,M.Pd SMA Negeri 2 Kota Serang
TEKANAN UDARA INDIKATOR KOMPETENSI
SEDIMENTASI Oleh : Furqon Al Khudzaefi ( 7 ) M. Khaerul Umam ( 13 )
Dinamika HIDROSFER.
KENAMPAKAN BENTUK MUKA BUMI
Proses Alam Eksogen Merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi yang membentuk relief permukaan bumi Dapat berupa proses penghancuran yang dapat menyebabkan.
Stabilitas Lereng (slope stability)
JENIS PERAIRAN DARAT Materi Pertemuan ke-14.
PROSES ALAM ENDOGEN JENIS-JENIS TENAGA ENDOGEN
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
B. Hidrosfer.
KERAGAMAN BENTUK BUMI PROSES PEMBENTUKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA Departemen Agama Republik Indonesia.
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
HIDROSFER
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
OCEANOGRAFI MORFOLOGI DASAR LAUT.
PERAIRAN LAUT.
PEMETAAN.
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Tenaga Endogen Tektonisme
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
Pendahuluan Pertemuan 1-2
REKAYASA SUNGAI Nastain, ST., MT. PENGERTIAN SUNGAI adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah air dan material sedimen.
TANAH LONGSOR.
FENOMENA ALIRAN SUNGAI
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Analisis Kontur.
Dinamika Hidrosfer
Lereng benua.
KARAKTER BIOFISIK DAS Oleh Andang Suryana.
2. Eksogen : a. Pengikisan b. Pengendapan c. Pelapukan d. Maswasting.
T E N A G A E K S O G E N I. pelapukan II. pengikisan III
Penampang Stratigrafi Suatu gambaran urutan vertikal lapisan lapisan batuan sedimen pada lintasan yang dipilih. Setiap titik dalam urutan mengikuti kaidah.
KENAMPAKAN ALAM.
Pemahaman dan Analisis Lahan (Landform)
PETA KONTUR Peta yang menggambarkan sebagian bentuk bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis garis kontur.
yaitu apabila data hasil pengamatan berdasarkan pengukuran ataupun
1.4 SISTEM KOORDINAT EMPAT BIDANG
Pertemuan 9 Sirkulasi Air Laut
METODE RASIONAL. METODE RASIONAL Limpasan (Runoff) Dalam siklus hidrologi, bahwa air hujan yang jatuh dari atmosfer sebelum air dapat mengalir di.
Bab 6 HIDROSFER.
Advanced Learning Geography 1
HIDROSFER KELAS VII NARI HASTUTI,S.Pd Materi 1 Materi 2 Materi 3
PRESENTED BY M. Khaidir C.P.
Nisbah Penyaluran Sedimen (Sediment Delivery Ratio)
HIDROSFER.
Aliran Permukaan dan Sifat Aliran Permukaan
Aliran Permukaan Air keluar dr suatu daerah aliran sungai (DAS) dapat melalui: Aliran permukaan yi air yg mengalir di atas permukaan tanah. Bentuk ini.
TEKANAN UDARA INDIKATOR KOMPETENSI
Pendahuluan Pertemuan 1-2
FENOMENA ALIRAN SUNGAI
Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan.
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 03
Bentuk muka bumi Daratan: Bentuk muka bumi daratan dapat kita
BAB II : POTENSI SUMBER DAYA AIR (Air Permukaan & Air Tanah)
Perencanaan Bendung.
KRAKTRISTIK DDAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
Jenis drainase.
Peta Konsep. Peta Konsep B. Kedudukan Dua Garis.
Teknik Pengukuran dan Perhitungan Pada Pemetaan
SURVEI DAN INVESITIGASI PERENCANAAN BANGUNAN SABO
SEDIMENTASI Oleh : -Furqon Al Khudzaefi ( 7 ) - M. Khaerul Umam ( 13 ) - M. Rizal (14 ) - Prayoga Legawa (23)
EKOLOGI PERAIRAN PERBEDAAN SUNGAI DENGAN DANAU OLEH: HAMZAN WADI E1A
Transcript presentasi:

AIR PERMUKAAN

Danau adalah lembah atau cekungan di daratan yang berisi air dan merupakan waduk alam yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan laut Terbentuknya Danau Kegiatan tektonik yang menimbulkan patahan dan amblesan pada permukaan bumi Akibat ledakan gunungapi yang membentuk kawah Akibat tertutupnya lembah sungai oleh massa batuan yang longsor Danau-danau bawah tanah akibat proses kimiawi pada batu kapur.

Sungai Terbentuk melalui presipitasi (hujan), salju/gletser yang mengalir di permukaan bumi dengan membentuk saluran-saluran dan bermuara ke laut. Selain sebagai salah satu sumber air kehidupan, sungai memiliki tenaga untuk merusak sekaligus membangun, yaitu mengendapkan kembali material-material yang dibawa dari hasil perusakannya.

Genesa Sungai Aliran air pertama kali membentuk alur-alur kecil Alur-alur kecil tersebut akan saling berpotongan dan berhubungan pada suatu bidang hamparan air (water sheet) yang terbentuk diantara lereng-lereng dataran tinggi dan membentuk pola pengaliran tertentu.

Erosi dan Pengendapan pada sungai Air sungai mengalir dibawah pengaruh gravitasi maka kederasannya tergantung pada gradien atau kemiringan lereng dasar sungai.

Sepanjang proses pengalirannya air mengerosi bagian dasar dan dinding sungai, material hasil erosi diangkut dan kemudian diendapkan kembali pada bagian-bagian sungai yang lainnya, atau terus terbawa aliran masuk ke laut.

Daerah pegunungan memiliki kemiringan aliran yang besar sehingga aliran air lebih deras dan proses erosi lebih kuat ke arah dasar sungai (arah vertikal). Hal ini menyebabkan penampang sungai mempunyai bentuk menyerupai huruf “V” yang menandakan sungai tersebut masih dalam stadium muda. Pada tahap ini proses sungai didominasi oleh erosi

Semakin ke hilir gradien sungai semakin berkurang (daerah lebih landai), kekuatan erosi lebih seimbang baik ke arah dasar (vertikal) maupun ke arah samping (horizontal). Sepanjang aliran ini terjadi proses cut and fill yaitu selain mengerosi juga sekaligus terjadi proses pengendapan (sedimentasi).

Semakin gradien sungai menurun, kekuatan erosi vertikal terus berkurang dan sebaliknya erosi horizontal semakin besar. Oleh sebab itu makin ke arah hilir penamang sungai akan berubah menjadi seperti huruf “U”. Pada daerah-daerah yang datar proses sungai yang berlangsung hanya pengendapan seperti yang terjadi di daerah-daerah pantai.

Morfometri Daerah Aliran Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk

Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif. keadaan yang dimaksud untuk analisa aliran sungai antara lain meliputi:

Luas Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur dengan penskalaan peta. adapun formula untuk perhitungan luas yaitu: Luas = Jumlah kotak x skala

B. Panjang dan lebar Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk. Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk

C. Kemiringan atau Gradien Sungai Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal Ket : g = Gradien Sungai J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m) J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)

Orde dan tingkat percabangan sungai 1. Orde Sungai Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.

2. Tingkat percabangan sungai Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde. Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan rumus: Rb = Nu/Nu+1 Ket: Rb = Indeks tingkat percabangan sungai Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1 Adapun karakteristik dari tiap nilai Rbnya yaitu:

E. Kerapatan sungai Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Dd = L/A Ket: Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2) L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya A = Luas DAS (km2) Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan sungai (Dd) yaitu:

F. Bentuk Daerah Aliran Sungai Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya. Rc = 4пA/P2 Ket: Rc = Basin circularity A = Luas DAS (m2) P = Keliling (m) п = 3,14 Adapun karakteristik dari nilai Basin circularity yaitu:

Pola Pengairan Sungai Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan. Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu:

Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya.

Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan atau graben-graben yang saling berpotongan.

Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.

Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.

Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.

Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran paralel

Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut.