EKONOMI PERTANIAN ESL211 OLEH: NOVINDRA BIAYA PRODUKSI PERTANIAN
Petani melalui aktivitas produksi menciptakan suplai produk pertanian. The Law of Supply: Produsen akan memproduksi dan menjual lebih banyak produksinya apabila harga produk meningkat. Dengan demikian kurva suplai mem- punyai slope yang positip.
Tujuan Produsen/Perusahaan MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN Maximum Profits
Total Revenue dan Total Cost Petani/Perusahaan Total penerimaan yang diterima produsen/perusahaan dari hasil penjualan komoditasnya. Total Cost Seluruh dana yang dikeluarkan produsen/perusahaan untuk membayar input yang dipakai dalam menghasilkan komoditasnya.
KEUNTUNGAN PRODUSEN/PERUSAHAAN Keuntungan () selisih antara Total Revenue (TR) dan Total Cost (TC). = TR - TC
Opportunity Costs Opp. Cost = Kesempatan terbaik yang hilang karena memilih aktivitas ekonomi tertentu Dari sudut pandang ekonomi, Biaya produksi mencakup pula opportunity cost.
Explicit dan Implicit Costs Biaya Produksi Usaha Pertanian mencakup explicit costs (private cost) dan implicit costs. Implicit costs apa yang akan diperoleh perusahaan seandainya uang dan waktu miliknya dipakai pada alternatif usaha lain yang paling menguntungkan. Explicit costs meliputi pengeluaran untuk membayar semua input.
Economic Profit versus Accounting Profit Economic profit lebih kecil dibandingkan dengan accounting profit.
Economic Profit versus Accounting Profit Revenue Total opportunity costs Sudut pandang Economist Explicit Economic profit Implicit Explicit costs Accounting profit Sudut pandang Accountant Revenue
Produksi dan Biaya Hubungan antara jumlah produk yang dapat dihasilkan produsen/perusahan dan jumlah biayanya akan menjadi landasan penentuan harga produk
Curva Total-Cost Kurva Total-cost Total Cost (Juta Rp) 80 70 60 50 40 30 20 10 20 40 60 80 100 120 140 Jumlah Output
Biaya Produksi dapat terdiri dari Fixed Costs dan Variable Costs. Klasifikasi Biaya Biaya Produksi dapat terdiri dari Fixed Costs dan Variable Costs.
Fixed dan Variable Costs Fixed costs adalah biaya yang tidak berubah besarnya dengan berubahnya jumlah produksi yang dihasilkan. Variable costs adalah biaya yang besarnya berubah sejalan dengan perubahan jumlah produksi yang dihasilkan.
KLASIFIKASI BIAYA TC = TFC + TVC Total Fixed Costs (TFC) Total Variable Costs (TVC) Total Costs (TC) TC = TFC + TVC
Ilustrasi Total Costs Perusahan Jml. Produksi Total Cost Fixed Cost Variable Cost Rp 3.00 Rp 0.00 1 3.30 3.00 0.30 2 3.80 0.80 3 4.50 1.50 4 5.40 2.40 5 6.50 3.50 6 7.80 4.80 7 9.30 6.30 8 11.00 8.00 9 12.90 9.90 10 15.00 12.00
Average Cost (Biaya Rata-rata) Average costs diperoleh dari membagi biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Jadi Average cost adalah biaya per satuan unit produk yang dihasilkan.
Klasifikasi Average Costs Average Fixed Costs (AFC) Average Variable Costs (AVC) Average Total Costs (ATC) ATC = AFC + AVC
Average Costs AFC = Fixed cost Quantity TFC Q AVC Variable cost TVC ATC Total cost TC
Ilustrasi Average Costs Rp 3.00 Jml. Produksi AFC AVC ATC — 1 Rp 0.30 Rp 3.30 2 1.50 0.40 1.90 3 1.00 0.50 4 0.75 0.60 1.35 5 0.70 1.30 6 0.80 7 0.43 0.90 1.33 8 0.38 1.38 9 0.33 1.10 1.43 10 0.30 1.20
Marginal Cost (Biaya Marjinal) Marginal cost (MC) mengukur jumlah kenaikan (tambahan) Total Cost apabila produsen/perusahaan tsb. menaikan satu unit produksinya.
Marginal Cost Q TC = produksi) jml. (Perubahan Cost) Total MC D
Ilustrasi Marginal Cost
Kurva TFC, TVC dan TC
Kurva AFC
Kurva-kurva Biaya MC ATC AVC AFC Biaya (Cost) Jumlah Output 3.5 3 2.5 1.5 AVC 1 0.5 2 4 6 8 10 12 14 16 Jumlah Output
….Terima Kasih….