KULTUR HAPLOID Kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman, yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen (kutur pollen), ovule (kultur ovule), Hasilkan tanaman haploid.
Pada pemuliaan konvensional, 2 galur tetua disilangkan untuk memperoleh tanaman hibrida F1. Dua set kromosom pada tanaman F1 bersegregasi acak pada generasi – generasi selanjutnya, untuk berbagai sifat agronomis. Pemulia tanaman harus menyeleksi gallur yang diinginkan dan menanamnya untuk sedikitnya 8 – 10 generasi, dengan seleksi yang kontinyu, sampai 2 set kromosom pada galur yang disilangkan menjadi identik (homozygous).
Tanaman haploid adalah tanaman yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan gametofitik dalam sporofitik (Bajaj, 1983). Frekuensi terjadinya haploid spontan di alam masih sangat rendah , yakni sekitar 0,001-0,01%. Produksi haploid yang spontan biasanya terjadi melalui proses partenokarpi dari telur yang tidak dibuahi atau apomiksis.
Dalam percobaan-percobaan terdahulu (sebelum tahun), haploid diperoleh melalui: 1. Polinasi tertunda (delayed pollination). 2. Penggunaan polen yang sudah di- radiasi. 3. Perlakuan hormon. 4. Shock dengan temperatur tinggi.
Tanaman haploid terjadi pada tahun 1064-1966, semenjak dihasilkannya tanaman haploid dari Datura innoxia oleh Guha dan Maheswari. Tanaman dihasilkan melalui kultur anther dengan proses androgenesis. Haploid pada tanaman dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: 1. Monoploid : jumlah khromosom setengah dari kromosom spesies yang diploid. 2. Polihaploid: jumlah kromosom setengah dari kromosom spesies yang poliploid.
MANFAAT 1. Untuk mandeteksi mutasi dan rekombinan yang unik. Mutasi yang resesif tidak muncul dalam keadaan diploid. Contohnya pollen dari hibrida antara MC-160 dan Coker-139 yang ditumbuhkan dihasilkan lini-lini tanaman baru yang menunjukkan resistensi terhadap penyakit layu bakteri dan Black Shank yang lebih tinggi. Lini baru ini tidak kehilangan sifat unggul MC-1610 (Gunawan, 1988). 2. Penggandaan jumlah kromosom akan diperoleh tanaman homozigot. Tanaman homozigot sangat penting untuk menghasilkan hibrida terkendali, seperti tanaman Asparagus. Tanaman Asparagus officinale merupakan tanaman dioeceous yang menghasilkan bungan betinan dan bunga jantan pada tanaman yang berlainan. Tnaman jantan lebih disukai konsumen karena produksi eebungnya lebih tinggi dan kualitasnya lebih baik. Usaha penyilangan ditujukan untuk menghasilkan biji yang menjadi tanaman jantan (XY). Hibrida XY diperoleh dengan menyilangkan tanaman jantan XY dengan betina XX dengan hasil XY: 50%. Melalui kultur anther, diperoleh tanaman XY, yang disebut super male. Penyilangan super male YY dengan betina XX, akan menghasilkan progeni yang 100%.
Kultur Haploid Tan haploid sangat penting bagi pemulia tanaman yaitu bisa memperpendek masa pemuliaan Karena hanya ada 1 set kromosom, mudah mengidentifikasi mutasi resesif Double haploid = homozygote Anther untuk eksplan kultur
Faktor yg mempengaruhi kultur anther Genotipe Menentukan kesuksesan/kegagalan Perlu mencoba berbagai cv saat mengembangkan protokol utk menghslkan tan haploid via kultur anter Kondisi tanaman donor Umur, kondisi fisiologis : pilih yg sehat dan kuat General rule : gunakan ‘bud’ yg baru muncul
Tahap perkembangan mikrospora Anther umumnya responsif pd tahap uninucleate Saat menyiapkan protokol/prosedur, catat ukuran, warna, bentuk bunga, lalu disesuaikan dg tahap mikrospora yg tepat. Sehingga dikemudian hari, memudahkan pengambilan eksplan yg tepat
Perlakuan awal & inkubasi awal Pd tembakau, kuncup diinkubasi pd 7-8oC selama 12 hr sebelum dikulturkan Pd B. campestris, 35oC selama 1-3 hr Media Yg umum : media MS (Murashige & Skoog, 1962) dan N6 (Chu, 1978) Kadang perlu ekstrak kentang, air kelapa, casein hydrolisate, sukrosa. Media padat atau cair
Problem dlm kultur anter Hasil rendah Ketidakstabilan genetik. Pd serealia, tan haploid selalu albino Perlu memodifikasi media, tahap perkembangan mikrospora dan faktor lain
Prosedur umum kultur anther Koleksi kuncup bunga Keseluruhan inflorescence atau kuncup bunga dipanen dan dijaga kelembabannya sampai siap dikulturkan Jika kuncup perlu pre-treatment, bungkus dg kertas tisu yg sdh diperciki air, lalu masukkan ke dlm plastik.
Desinfestation, excision & culture Sterilisasi umum dg 5% NaOCl, 5-10’ Anther lalu diambil, hati2 jgn sampai terluka. Hilangkan filamen Tanam dlm media, biasanya pake petri dish Penentuan tahap mikrospora Ditentukan dg cara memencet anter dlm acetocarmine atau propiocarmine dan diamati di bwh mikroskop.
Penanganan plantlet haploid Plantlet kecil akan muncul 4 – 8 mg setelah dikulturkan Pisah2kan dan disubkultur ke media akar Lalu dipindah ke pot kecil Perlakuan colchicine untuk menghasilkan tan ‘double haploid’