Potensi Limbah Lumpur Minyak Kelapa Sawit dengan Pseudomonas fluorescens dalam Menekan Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit (Ganoderma sp.)
Latar belakang…
Penyakit busuk pangkal batang Produksi menurun Penyebab Ganoderma sp. Kematian tanaman mencapai 80% pada satu hamparan Menyerang tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM)
Potensi limbah lumpur minyak kelapa sawit Limbah cair Pencemaran lingkungan kandungan bahan organik tinggi, pH kurang dari 5 Penyesuaian pH 7 Sesuai untuk tempat hidup bakteri Limbah padat
Limbah lumpur minyak kelapa sawit Limbah lumpur minyak kelapa sawit yang berada di Pabrik Kelapa Sawit Kertajaya Malingping, Banten
Tujuan Mendapatkan formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit terbaik sebagai media tumbuh Pseudomonas fluorescens sebagai agen hayati Ganoderma sp.
Luaran penelitian Formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit dan modifikasinya dengan Pseudomonas fluorescens sebagai probiotik tanaman untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman Solusi dalam pengolahan limbah lumpur minyak kelapa sawit Pengendalian penyakit busuk pangkal batang kelapa sawit (Ganoderma sp.)
Metode…
1. Formulasi limbah lumpur minyak kelapa sawit 1. Pembuatan ekstrak Perbandingan bahan-bahan: LCC : aquades = 1:7 Daun lamtoro : aquades = 1:5 Kulit udang : aquades = 1:5 Ragi : aquades = 1:10 0 Lumpur minyak sawit disaring dengan 4 lapis kain saring
Lumpur minyak kelapa sawit 2. Pembuatan formulasi Formulasi Ekstrak ragi Lumpur minyak kelapa sawit Ekstrak LCC Ekstrak kulit udang Ekstrak daun lamtoro
3. Pengujian populasi bakteri dalam formulasi Pengujian dilaksanakan dengan cara pencawanan/platting setiap 2 jam (0, 2, 4, 6, dan 8 jam). P24 dikocok 12 jam - 18 jam Inokulasi P24 dari biakan ke LB Pencawanan
2. Uji Pendahuluan Dilakukan terhadap bakteri agen hayati Ganoderma sp. yang berasal dari rhizosphere kelapa sawit (AL11). Pengujian yang dilakukan berupa: Uji populasi bakteri AL11 pada masing-masing formulasi. uji antagonisme antara AL11 dan Ganoderma sp.
Uji antagonis dilakukan pada formulasi sebagai media 3. Pengujian antagonisme terhadap Ganoderma sp. Uji antagonis dilakukan pada formulasi sebagai media Formulasi Inokulasi biakan bakteri di formulasi Inokulasi Ganoderma sp. ke formulasi Inkubasi (15 hari)
Hasil…
Populasi bakteri AL11 pada formulasi F5 paling efektif sebagai media pertumbuhan bakteri AL11
F5 menekan pertumbuhan Ganoderma sp. Uji antagonis pendahuluan bakteri AL11 dan Ganoderma sp. F1 F0 F2 F3 F4 F5 PDB F5 menekan pertumbuhan Ganoderma sp.
Bobot kering Ganoderma sp Bobot kering Ganoderma sp. pada masing-masing formulasi setelah diuji dengaan bakteri AL11 Bobot kering pada F5 perlakuan dan kontrol paling kecil selain F0, karena F0 merupakan lumpur murni tanpa penyesuaian pH
Persentase penghambatan bakteri AL11 pada masing-masing formulasi F3 paling rendah dalam menghambat pertumbuhan Ganoderma sp. F5 paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan Ganoderma sp.
Populasi bakteri Pseudomonas fluorescens pada formulasi F5 paling efektif sebagai media pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescens
Kesimpulan F5 sebagai media terbaik untuk pertumbuhan bakteri AL11 dan Pseudomonas fluorescens Pada uji pendahuluan, F5 paling efektif dalam menekan pertumbuhan Ganoderma sp.
Terima kasih