COMPUTER SYSTEM ENGINEERING

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MODEL PROTOTYPE.
Advertisements

PENGELOLAAN OPERASIONAL
Ana Kurniawati ANALISIS SISTEM Ana Kurniawati
Proses-proses Perangkat Lunak
Rekayasa Perangkat Lunak dan Proses Software
DASAR-DASAR PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA INFORMASI
Sasaran Menjelaskan apa yang dimaksud model proses
REKAYASA SISTEM.
PENGANTAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK I
Manajemen Proyek Sistem Informasi
PERENCANAAN PROSES PERANGKAT LUNAK
Klasifikasi Sistem Sistem Abstrak vs Sistem Fisik
Pengembangan perangkat lunak
Prototyping Aplikasi Teknologi Informasi
Analisis Persyaratan Perangkat Lunak dan Spesifikasi
Posisi Testing pada SDLC
KONSEP PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LANJUTAN)
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
PERANCANGAN BASIS DATA
Rekayasa Perangkat Lunak Spesifikasi Formal 9 By : Andi Latifa Nabone.
Software Engineering Chapter 2
PROSES-PROSES PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
PROCESS MODELS.
Pengembangan Siklus Hidup Sistem
Rekayasa Perangkat Lunak Perencanaan Proyek Perangkat Lunak
Spesifikasi Perangkat Lunak
KONSEP SISTEM INFORMASI KORPORASI
Perangkat Lunak 1.
PriNciples That Guide Practice
proses PERANGKAT LUNAK
TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM
Pengelolaan Proyek Sistem Informasi
Rekayasa Perangkat Lunak Model Proses PL
Rekayasa Perangkat Lunak Metode desain
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa Perangkat Lunak
PENGELOLAAN OPERASIONAL
PERANCANGAN INTERFACE USER
DOKUMENTASI.
Nur fisabilillah, S.Kom, MMSI | UNIVERSITAS GUNADARMA
Oleh : Dewi Sartika, M.Kom
Sistem Informasi Psikologi
Isu Etika dan Sosial dalam Perusahaan Digital
Rekayasa Perangkat Lunak Dosen : Citra Noviyasari, S.Si, MT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
DATA FLOW DIAGRAM.
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REAL-TIME
Rekayasa Perangkat Lunak Dosen : Citra Noviyasari, S.Si, MT
Testing dan Implementasi
PERTEMUAN 2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak
Pengelolaan Sistem Informasi
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
10 Perancangan Arsitektural
SISTEM INFORMASI DAN CBIS
Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-2
REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
DOKUMENTASI.
Tujuan instruksional umum:
PENGANTAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Pengembangan Sistem Informasi
Dokumentasi Rekomendasi Teknologi
PERANCANGAN BASIS DATA
Analisis Persyaratan Perangkat Lunak dan Spesifikasi
Sistem Waktu Nyata Real Time Sistem
SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA INFORMASI Berbagai pandangan tentang IRM ( Information Resourch Management ) Sumber daya informasi perusahaan mencakup perangkat.
Transcript presentasi:

COMPUTER SYSTEM ENGINEERING ( Rekayasa Sistem Komputer )

KELOMPOK II Lesmardin Hasugian (1011210) Nani Fetra Nainggolan (1011877) Pebriana Sihombing (1011139) Suci Ananda Tarigan (1111526) Anhar (1011521) Widodo (1011748)

POKOK PEMBAHASAN Pendahuluan Properti Sistem Baru (Emergent) Sistem dan Lingkungannya Pemodelan Sistem Proses Rekayasa Sistem Pengadaan Sistem

PENDAHULUAN Apa itu sistem? Sekumpulan komponen yang saling terkait yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah sistem yang masuk dalam perangkat lunak, mekanik, perangkat keras dan dioperasikan oleh beberapa orang. Sistem   yang   komponennya   tergantung   pada komponen sistem lainnya Sistem  juga  dapat  dikatakan  sebagai  sifat  dan perilaku komponen sistem yang erat dan saling terkait

Rekayasa sistem adalah kegiatan penspesifikasian, perancangan, pengimplemantasian, pemvalidasian, penyebaran, dan pemeliharaan sistem sebagai satu kesatuan. Perekayasa sistem tidak hanya berpikir mengenai perangkat lunak, tetapi juga mempertimbangkan perangkat keras, disamping interaksi sistem user dan lingkungannya. Sedangkan Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Karakteristik sistem ialah bahwa properti dan perilaku komponen sistem mau tak mau bercampur, keberhasilan berfungsinya setiap komponen sistem bergantung dan berfungsinya beberapa komponen lain. Sistem sering kali hierarkis, dalam artian bahwa mereka mencakup sistem-sistem lainnya. Sebagai contoh, sistem perintah dan kontrol polisi mungkin melibatkan sistem informasi geografis untuk memberikan detil lokasi suatu peristiwa. Sistem-sistem lain ini disebut subsistem. Karakteristik subsistem adalah kemampuannya untuk beroperasi sebagai sistem independen. Dengan demikian, beberapa sistem informasi geografis dapat dipakai pada sistem lain. Namun demikian, perilakunya pada sistem tertentu, bergantung pada hubungannya dengan sistem lain. Adanya hubungan yang kompleks antar komponen pada sistem memiliki arti bahwa sistem tersebut lebih dari sekadar penjumlahan bagian-bagiannya. Komponen sistem memiliki properti yang merupakan properti sistem secara keseluruhan.

Properti baru (emergent) ini (Checkland, 1981) tidak dapat dihubungkan dengan bagian sistem tertentu. Melainkan, properti-properti ini hanya muncul jika sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Beberapa properti ini dapat diturunkan langsung dari properti subsistem yang dapat dibandingkan. Beberapa contoh properti baru ini adalah : Beban sistem secara keseluruhan. Ini merupakan contoh properti baru yang dapat dihitung dari properti komponen individual. Keandalan sistem. Hal ini bergantung pada keandalan komponen sistem dan hubungan di antara komponen-komponen tersebut. Kemampupakaian sistem. Ini merupakan properti yang sangat kompleks yang tidak hanya bergantung pada perangkat keras dan lunak dan sistem tetapi juga bergantung pada operator sistem dan lingkungan dimana sistem tersebut digunakan.

PROPERTI SISTEM BARU (EMERGENT) 1 PROPERTI SISTEM BARU (EMERGENT) Properti Sistem Baru merupakan atribut sistem secara keseluruhan. Seringkali sulit untuk meramalkan nilai properti baru ini sebelumnya. Nilai tersebut hanya dapat diukur pada saat subsistem telah diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap. Ada dua jenis properti baru yaitu : Properti Fungsional. Properti ini muncul ketika semua bagian sistem bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, sebuah sepeda mempunyai properti fungsional sebagai alat transportasi begitu selesai dirakit dari komponen-komponennya. Properti Non-Fungsional seperti keandalan, kinerja, keselamatan, dan keamanan. Properti-properti ini menggambarkan kinerja sistem pada lingkungan operasionalnya. Properti tersebut sering kali kritis untuk sistem berbasis komputer karena kegagalan untuk mencapai tingkat minimal yang telah ditentukan bisa membuat sistem tidak dapat digunakan.

Keandalan merupakan konsep yang kompleks yang harus selalu diperhitungkan pada sistem dan bukan pada tingkat komponen individual. Komponen-komponen pada sistem saling bergantung, sehingga kegagalan satu komponen dapat merambat melalui sistem dan mempengaruhi operasi komponen-komponen lain. Ada tiga pengaruh yang berhubungan erat pada keandalan menyeluruh suatu sistem : Keandalan Perangkat Keras. Beberapa beras probalitas komponen perangkat keras akan rusak dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperbaikinya Keandalan Perangkat Lunak. Berapa besar kemungkinan komponen perangkat lunak menghasilkan output yang tidak benar? Kerusakan perangkat lunak biasanya dapat dibedakan dari kerusakan perangkat keras, dalam artian bahwa perangkat lunak tidak bertambah usang. Keandalan Operator. Bagaimana kemungkinan operator sistem melakukan kesalahan.

SISTEM DAN LINGKUNGAN 2 Sistem bukan merupakan sistem yang berdiri sendiri, melainkan terdapat dalam suatu lingkungan. Lingkungan ini mempengaruhi fungsi dan kinerja sistem. Kadangkala, lingkungan bisa dianggap sebagai sistem pula, tetapi lebih umumnya lingkungan terdiri dari sejumlah sistem lain yang berinteraksi satu dengan yang lain.

Pada gambar diatas, menunjukkan beberapa sistem yag dapat dipakai pada sebuah gedung perkantoran. Sistem pemanas, sistem listrik, sistem air, sistem keamanan, sistem penerangan, dan sistem pembuangan adalah subsistem di dalam gedung yang juga merupakan sistem. Gedung tersebut berlokasi pada jalan yang ada di suatu kota dan seterusnya. Lingkungan lokal sistem adalah sistem pada tingkat yang sama. Lingkungan keseluruhan terdiri dari lingkungan lokal ditambah dengan lingkungan sistem induknya.

Ada dua alasan mengapa lingkugan sistem harus dipahami oleh perekayasa sistem : Pada banyak kasus, sistem ditujukan untuk melakukan beberapa perubahan dilingkungannya. Misalnya, sistem pemanas mengubah lingkungannya dengan menaikkan atau menurunkan temperatur. Fungsi yang benar dari sistem ini dengan demikian hanya dapat dinilai dari efeknya dari lingkungan. Fungsi sistem dapat dipengaruhi oleh perubahan pada lingkungannya dengan cara yang mungkin sulit untuk diramalkan. Sebagai contoh, sistem listrik di sebuah bangunan dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan diluar gedung tersebut. Pekerjaan dijalan mungkin menyebabkan kabel listrik terpotong dan sistem listrik mati. Kasus lain yang tidak langsung terlihat adalah ketika badai petir menginduksi arus pada sistem listrik yang mempengaruhi fungsi normalnya. Disamping lingkungan fisik yang ditunjukkan pada gambar diatas, sistem juga berada dilingkungan organisasi.

Faktor manusia dan organisasi yang diturunkan dari lingkungan sistem mempengaruhi perancangan sistem mencakup : Perubahan Proses Jika perubahan tersebut signifikan, atau jika melibatkan pemecatan beberapa orang maka ada bahaya bahwa sisem ini akan ditolak oleh us Perubahan Kerja Perancangan yang melibatkan manajer yang harus mengubah cara kerja mereka untuk menyesuaikan dengan sistem komputer sering kali tidak disukai. Manajer mungkin merasa status mereka diturunkan oleh sistem Perubahan Organisasi Jika organisasi bergantung pada sistem yang kompleks, mereka yang mengetahui bagaimana mengoperasikan sistem akan memiliki kekuatan politik yang besar.

PEMODELAN SISTEM 3 Sebagai bagian dari persyaratan sistem dan kegiatan perancagan, sistem harus dimodelkan sebagai suatu kumpulan komponen dan hubungan antara komponen-komponen ini biasanya diilustrasikan secara grafis pada model arsitektur sistem yang memberikan pandangan kepada pembaca mengenai organisasi sistem. Arsitektur sistem biasanya digambarkan sebagai diagram blok yang menunjukkan subsistem utama dan interkoneksi antara subsistem-subsistem ini. Setiap subsistem dipresentasikan sebagai persegi empat pada diagram blok dan adanya hubungan antara mereka ditunjukkan dengan tanda panah yang menghubungkan persegi-persegi empat ini. Hubungan yang digambarkan mencakup aliran data, hubungan/digunakan oleh atau jenis hubungan ketergantungan yang lain. Perhatikan pada gambar berikut :

Gambar : Sistem Alarm Penyusup yang sederhana

Setiap subsistem dapat dipresentasikan dengan cara yang sama sampai sistem dibagi menjadi komponen-komponen fungsional. Komponen Fungsional adalah komponen yang ketika dilihat dari sudut pandang subsistem, melakukan satu fungsi. Sebaliknya suatu subsistem biasanya multifungsional. Model arsitektur sistem digunakan untuk mengidentifikasikan komponen perangkat keras dan lunak yang dapat dibuat secara paralel. Dengan demikian, pemisahan perangkat keras / lunak ini menjadi tidak relevan. Hampir semua komponen sekarang menyertakan kemampuan komputasi yang terintegrasi.

Komponen Sistem Fungsional 3.1 Komponen Sistem Fungsional Komponen Fungsional pada sistem diklasifikasikan dengan berbagai nama antara lain : Komponen Sensor. Mengumpulkan informasi dari lingkungan sistem. Contoh : komponen sensor adalah radar pada sistem kontrol lalu lintas udara, sensor posisi kertas pada printer laser, dan thermocouple pada tungku pembakaran. Komponen Aktuator. Mengakibatkan beberapa perubahan pada lingkungan sistem. Contoh : Aktuator adalah katup terbuka dan tertutup untuk menaikkan atau menurunkan laju alir cairan pada pipa, bagian sayap/ekor pada pesawat yang menontrol sudut penerbangan, dan mekanisme masuknya kertas pada priner laser yang menggerakkan kertas memlalui berkas cahaya.

Komponen Komputasi. Komponen yang jika diberi input, melakukan perhitungan terhadapnya dan menghasilkan output. Contoh : komponen komputasi adalah sensor floating-point yang melakukan komputasi atas bilangan real. Komponen Komunikasi. Komponen yang fungsinya memungkinkan komponen-komponen lain pada sistem berkomunikasi satu dengan yang lain. Contoh : Komponen komunikasi adalah Ethernet yang menghubungkan berbagai komputer disebuah gedung.

Komponen Koordinasi. Komponen sistem yang fungsinya adalah mengkoordinasikan operasi komponen lain. Contoh : Komponen Koordinasi adalah penjadwal pada sistem real-time (waktu nyata). Komponen ini memutuskan kapan proses-proses harus dijadwalkan untuk dikerjakan oleh prosesor. Komponen Interface. Komponen yang mengubah representasi yang dipakai oleh satu komponen sistem menjadi representasi yang digunakan oleh komponen lain. Contohnya adalah komponen interface manusia yang mengambil suatu sistem dan menampilkannya ke operator manusia. Contoh lain adalah konverter analog-ke-digital yang mengubah input analog menjadi output digital.

PROSES REKAYASA SISTEM 4 Ada perbedaan penting antara proses rekayasa sistem dan proses pengembangan perangkat lunak : Keterlibatan Interdisipliner. Banyak disiplin ilmu yang mungkin terlibat pada rekayasa sistem. Ada kemungkinan besar terjadinya kesalahpahaman yang disebabkan oleh pernggunaan terminologi yang berbeda oleh perekayasa yang berbeda. Ruang yang lebih kecil untuk pengerjaan ulang selama pengembangan sistem. Begitu keputusan rekayasa sistem, seperti pengembangan radar pada sistem ATC yang dibuat, suatu perubahan akan berbiaya sangat mahal. Pengerjaan ulang perancangan sistem untuk memecahkan masalah ini jarang dapat dilakukan

Gambar : Proses Rekayasa Sistem

Rekayasa Sistem merupakan kegiatan interdisipliner yang melibatkan tim yang diambil dari latar belakang yang berbeda-beda. Tim Rekayasa Sistem diperlukan akibat meluasnya pengetahuan yang diperlukan untuk mempertimbangkan semua implikasi keputusan perancagan sistem. Contoh : Sistem Kontrol Lalu Lintas Udara ( ATC / Air Traffic Control ) yang menggunakan radar untuk menentukan posisi pesawat. Lihat gambar berikut yang menunjukkan beberapa disiplin ilmu yang terlibat pada tim rekayasa sistem ini

Keterlibatan Interdisipliner pada rekayasa Sistem Gambar : Keterlibatan Interdisipliner pada rekayasa Sistem

Defenisi Persyaratan Sistem 4.1 Defenisi Persyaratan Sistem Aktifitas mendefenisikan persyaratan sistem ditujukan untuk mencari persyaratan sistem secara menyeluruh. Sebagaimana analisis persyaratan perangkat lunak, proses ini melibatkan konsultasi dengan pelanggan sistem dan end-user. Fase defenisi persyaratan ini biasanya dipusatkan pada penurunan tiga jenis persyaratan : Persyaratan Fungsional Abstrak Properti Sistem Karakteristik yang tidak boleh ditunjukkan oleh sistem

Persyaratan Fungsional Abstrak. Fungsi dasar yang harus diberikan sistem didefenisikan pada tingkat abstrak. Spesifikasi persyaratan fungsional yang terinci dilakukan pada tingkat subsistem. Sebagai contoh, pada pada sistem lalu lintas udara, kegiatan persyaratan ini mungkin mengidentifikasi kebutuhan akan database rencana penerbangan untuk menyimpan rencana penerbangan semua pesawat yang memasuki ruang udara yang dikontrol. Akan tetapi rincian database tidak akan dispesifikasi, kecuali hal tersebut mempengaruhi persyaratan subsistem lain.

Properti Sistem. Ini bukan merupakan properti sistem baru non-fungsional sebagaimana dibahas diatas. Properti bisa mencakup keandalan kinerja keselamatan, dll. Properti sistem non-fungsional ini mempengaruhi persyaratan semua subsistem. Karakteristik yang tidak boleh ditunjukkan oleh sistem. Kadang kala penting untuk menspesifikasi apa yang tidak boleh dikerjakan sistem, disamping menspesifikasi apa yang harus dikerjakan sistem. Suatu bagian penting dari fase pendefenisian persyaratan adalah menetapkan satu set tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem. Tujuan ini tidak harus dinyatakan sebagai fungsionalitas sistem tetapi harus mendefenisikan mengapa sistem dibuat untuk lingkungan tertentu.

4.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem berhubungan dengan bagaimana fungsionalitas sistem disediakan oleh komponen-komponen sistem kegiatan yang terlibat pada proses ini adalah : Persyaratan pembagian (partition) persyaratan dianalisis dan dikumpulkan menjadi kelompok-kelompok yang berhubungan. Biasanya ada beberapa pilihan pembagian yang mungkin dan sejumlah alternatif bisa dihasilkan pada tahap proses ini. Identifikasi subsistem. Subsistem yang berbeda yang secara individu atau kolektif memenuhi persyaratan identifikasi. Kelompok persyaratan biasanya berhubungan dengan subsistem, sehingga kegiatan ini dan pembagian persyaratan bisa digabungkan. Namun demikian, identifikasi subsistem juga bisa dipengaruhi oleh faktor organisasi atau lingkungan lain.

Terapkan persyaratan pada subsistem pekerjaan ini seharusnya bersifat langsung jika pembagian persyaratan digunakan untuk membuat identifikasi subsistem. Spesifikasi fungsionalitas subsistem bagian dari fase perancangan sistem atau jika subsistem merupakan sistem perangkat lunak sebagai bagian dari kegiatan spesifikasi persyaratan untuk sistem tersebut. Definisikan interface subsistem. Kegiatan ini melibatkan pendefenisian interface yang disediakan dan dibutuhkan oleh setiap subsistem. Begitu interface ini telah disetujui, pengembangan paralel dari subsistem menjadi mungkin.

Gambar : Perancangan Sistem

Pengembangan Subsistem 4.3 Pengembangan Subsistem Pada pengembangan subsistem adalah perancangan Sistem diimplementasikan. Kegiatan ini melibatkan pemasukan proses rekayasa sistem lain untuk subsistem individu. Jika subsistem merupakan sistem perangkat lunak, proses perangkat lunak yang melibatkan persyaratan, perancangan, implementasi, dsb bisa dimulai. Subsistem yang berbeda biasanya dikembangkan secara paralel. Jika ditemukan masalah yang melewati batasan subsistem harus dilakukan permohonan modifikasi sistem. Jika sistem melibatkan rekayasa perangkat keras yang ekstensif, melakukan modifikasi setelah pabrikasi dimulai biasanya sangat mahal. Seringkali “penyesuaian” yang mengkompensasi masalah ini harus ditemukan. “Penyesuaian” ini biasanya melibatkan perubahan perangkat lunak karena sifat fleksibel perangkat lunak.

4.4 Integritas Sistem Integrasi Sistem mencakup pengumpulan subsistem yang dikembangkan secara independen dan menggabungkannya untuk membentuk sistem yang lengkap. integrasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan ‘Big Bang’ dimana semua Subsistem diintegrasikan pada saat yang sama. Namun demikian, untuk alasan teknis yang manajerial, proses integrasi inkremental dimana subsistem di integrasi satu persatu merupakan pendekatan yang baik untuk dipakai.

Adapun dua alasan mengapa proses inkremental ini merupakan pendekatan yang paling sesuai. Biasanya tidak mungkin menjadwalkan semua pengembangan subsistem sehingga seluruhnya selesai pada waktu yang sama. Integrasi inkremental memperkecil biaya lokasi kesalahan. Jika banyak subsistem diintegrasi secara simultan, kesalahan yang muncul pada waktu pengujian bisa berada di subsistem manapun. Ketika satu subsistem diintegrasikan dengan sistem yang telah bekerja, kesalahan yang terjadi mungkin berada pada subsistem yang baru diintegrasikan, atau pada interaksi antara subsistem yang ada dengan subsistem yang baru.

Kesalahan subsistem yang merupakan konsekuensi asumsi yang invalid mengenai subsistem lain sering terungkap pada saat integrasi sistem. Hal ini bisa mengakibatkan perselisihan antara berbagai kontraktor yang bertanggungjawab untuk subsistem yang berbeda. Ketika ditemukan masalah pada interaksi subsistem, para kontraktor bisa berselisih mengenai siapa yang bertanggung jawab atas masalah tersebut. Negosiasi tentang bagaimana memecahkan masalah tersebut bisa memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan

4.5 Instalasi Sistem Pada saat instalasi sistem diletakkan dilingkungan dimana sistem akan beroperasi walaupun proses ini tampaknya sederhana banyak masalah timbul dan ini berarti bahwa instalasi sistem yang kompleks bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Contoh masalah ini adalah : Lingkungan dimana sistem akan diinstal tidak sama dengan lingkungan yang diasumsikan oleh pengembang sistem. User potensial sistem mungkin tidak suka dengan keberadaan sistem tersebutsistem ini bisa mengurangi tanggu jawab atau jumlah pekerjaan mereka diorganisasi. Sistem baru harus berdampingan dengan sistem yang sudah ada sampai organisasi puas dengan sistem baru yang bekerja dengan benar. Terdapat masalah pada instalasi fisik mungkin ada kesulitan dalam menempatkan sistem baru digedung yang ada karena bisa saja tidak ada cukup ruang dipipa untuk kabel jaringan mungkin diperlukan pendingin ruangan,mungkin furnitur tidak cukup besar dsb.

4.6 Operasi Sistem Pengoperasian sistem bisa melibatkan pengaturan sesi pelatihan untuk operator dan perubahan proses kerja normal untuk menggunakan sistem baru dan efektif. Masalah-masalah yang tidak terdeteksi sebelumnya bisa muncul pada tahap ini karena spesifikasi sistem bisa mengandung kesalahan atau hal-hal yang terlewat Masalah yang dapat timbul hanya setelah sistem dioperasikan adalah masalah mengoperasikan sistem baru dengan sistem yang ada. Bisa terjadi masalah inkompatibilkitas fisik. Pemakaian sistem baru bisa menaikkan tingkat kesalahan operator sistem lama karena operator salah menggunakan perintah interface.

4.7 Evolusi Sistem Sistem yang besar dan kompleks memiliki waktu hidup yang sangat lama.selama hidupnya sistem tersebut harus berubah untuk memperbaiki kesalahan pada persyaratan sistem yang asli yang memenuhi persyaratan yang muncul. Evolusi sistem seperti evolusi perangkat lunak tentu saja mahal untuk beberapa alasan Perubahan yang diusulkan harus dianalisi dengan teliti dari sudut pandang bisnis dan teknis.perubahan tersebut harus disetujui oleh beberapa orang sebelum diterapkan. Karena subsistem juga tidak perna benar-benar independen,perubahan satu subsistem bisa mempengaruhi kinerja atau perilaku subsistem lain.dengan demikian perubahan terhadap subsistem lain ini juga diperlukan. Dasar keputusan rancangan awal seringkali tidak tercatat.orang-orang yang bertanggu jawab terhadap evolusi sistem harus mencari tahu mengapa suatu keputusan perancangan tertentu dibuat. Sementara sistem bertambah tua,strukturnya biasanya akan berganti karena adanya perubahan sehingga biaya perubahan berikutnya akan bertambah.

Menon-Aktifkan Sistem 4.8 Menon-Aktifkan Sistem Menon-aktifkan sistem berarti tidak memakai lagi sistem tersebut pada waktu hidup operasionalnya yang berguna. Kadangkala hal ini sederhana tetapi beberapa sistem bisa mengandung beberapa materi yang secara potensial bisa merusak lingkungan. Kegiatan rekayasa sistem harus mengantisipasi penon-aktifan dan memperhitungkan masalah pembuangan materi pada saat fase perncanaan. Sepanjang keterlibatan perangkat lunak, tentu saja tidak ada masalah penon-aktifan fisik. Namun demikian, beberapa fungsionalitas perangkat lunak bisa dipakai pada sistem untuk membantu proses penon-aktifan. Sebagai contoh, perangkat lunak dapat digunakan untuk memonitor status komponen sistem yang lain. Ketika sistem dinon-aktifkan, komponen yang tidak aus dapat diidentifikasi dan digunakan kembali pada sistem lain

5 PENGADAAN SISTEM Pelanggan untuk sistem berbasis komputer yang kompleks biasanya merupakan organisasi yang besar seperti militer, pemerintah, dan jasa darurat. Sistem dapat dibeli sebagai satu kesatuan, dan dapat dibeli juga sebagai bagian-bagian yang terpilsah yang kemudian diintegrasikan atau dapat dirancang dan dikembangkan secara khusus. Untuk sistem-sistem besar, memutuskan yang mana dari pilihan-pilihan ini yang akan digunakan dapat memakan waktu beberapa bulan atau tahun. Proses pengadaan (procurement) sistem berhubungan dengan pembuatan keputusan mengenai cara terbaik organisasi mendapatkan sistem dan memutuskan pemasok terbaik dari sistem tersebut.

Proses pengadaan berhubungan erat dengan proses rekayasa sistem Proses pengadaan berhubungan erat dengan proses rekayasa sistem. Beberapa spesifikasi sistem dan perancangan arsitektural dilakukan sebelum keputusan pengadaan dibuat. Ada dua alasan utama untuk ini Untuk membeli atau menyewa kontrak perancangan dan pembangunan sistem, spesifikasi tingkat tinggi mengenai apa yang harus dilakukan sistem tersebut harus diselesaikan Hampir selalu lebih murah untuk membeli sistem ketimbang merancang, membuat, dan membangunnya sebagai proyek terpisah. Beberapa perancangan arsitektural diperlukan untuk mengidentifikasi subsistem yang dapat dibeli, dan tidak perlu dirancang dan dibuat khusus.

Gambar : Proses Pengadaan Sistem

Pada gambar diatas menunjukkan proses pengadaan untuk sistem yang ada dan sistem yang harus dirancang khusus. Beberapa hal penting mengenai proses yang ditunjukkan pada diagram ini adalah : Komponen siap beli tidak selalu tepat sesuai dengan persyaratan, kecuali persyaratan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan komponen ini. Dengan demikian, pemilihan sistem dapat diartikan sebagai menemukan kesesuaian yang paling tepat antara persyaratan sistem dan fasilitas yang diberikan oleh sistem siap beli. Jika suatu sistem dibuat khusus, spesifikasi persyaratan berlaku sebagai dasar kontrak pengadaan sistem. Dengan demikian, sistem ini merupakan dokumenl legal dan teknis Setelah kontraktor yang akan membuat sistem tersebut dipilih, ada periode negosiasi kontrak dimana perubahan selanjutnya dari persyaratan dapat disetujui dan isu seperti biaya perubahan dibahas.

Gambar : Model Kontrak / Subkontraktor

Model Kontraktor / Subkontraktor ini meminimasi jumlah organisasi yang harus ditangani oleh yang melakukan pengadaan. Subkontraktor merancang dan membuat bagian-bagian sistem sesuai dengan spesifikasi yang dihasilkan oleh kontraktor utama. Begitu selesai, bagian-bagian ini diintegrasikan oleh kontraktor utama. Bagian-bagian ini kemudian dikirimkan ke pelanggan yang membeli sistem tersebut. Tergantung pada kontrak, orang yang melakukan pengadaan bisa memberikan pilihan bebas bagi kontraktor utama untuk memilih subkontraktor hanya dari daftar yang telah disetujui.

Thank You