Ferrous Alloys Gabriel Sianturi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Jenis, sifat dan penggunaannya
Advertisements

Teknologi bahan konstruksi
Pengetahuan Bahan Nama : Verawati H ( ) Agatha ( )
Myrna Ariati Wahyuaji Narottama Putra
Oleh : Adhetya Kurniawan, M.Pd.
Klasifikasi Material Material Teknik.
MATERIAL TEKNIK Baja.
(HEAT TERATMENT) PERLAKUAN PANAS.
Besi Cor.
Klasifikasi baja Menurut komposisi kimianya: Baja karbon (carbon steel) Baja karbon rendah (low carbon steel) Baja karbon menengah (medium carbon steel)
METALLURGI PENGELASAN
HEAT TRETMENT ( PERLAKUAN PANAS )
Pertemuan <<26>> <<BESI & BAJA>>
Memahami Dasar-dasar Mesin
BAHAN BANGUNAN ALAMI - METAL week 10
BESI DAN BAJA.
Heat Treatment Process (Proses Perlakuan Panas)
Indikator Dapat menjelaskan hukum dasar kimia, antara lain hukum kekekalan massa, hukum Proust (hukum perbandingan tetap), hukum Dalton (hukum kelipatan.
PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN CONNECTING ROD
TUGAS PERBAIKAN TEKNOLOGI BAHAN 2. Proses pembentukan biji besi menjadi besi.
MODUL 11 BESI DAN BAJA  Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 40O tahun dikuasai oleh bangsa asia barat pada.
Uji Tarik Gabriel Sianturi MT.
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
PRODI PTM SMT GASAL FAKULTAS TEKNIK UNNES
UNIVERSITAS GUNADARMA
ILMU BAHAN Material Science
Sifat dan Karakteristiknya
Teknologi Dan Rekayasa
Teknologi Dan Rekayasa
Teknik Pengelasan PPNS
Non Ferrous Metal Gabriel Sianturi.
BAJA TULANGAN Pertemuan 12
Pendahuluan Gabriel Sianturi MT
PERSYARATAN KWALITAS PEKERJAAN KONSTRUKSI INTERIOR
Pertemuan <<25>> <<BESI - BAJA>>
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds. Prodi Desain Interior - FDIK
Teknologi Dan Rekayasa
PERTEMUAN KE TUJUH KIMIA ANORGANIK 1 oleh: AFNIDAR
SUBMERGED ARC WELDING (SAW)
HUKUM DASAR KIMIA.
MATERI PELATIHAN Pengelompokan (klasifikasi material)
Jenis, sifat dan penggunaannya
Material teknik disampaikan oleh Catur Pramono UNTIDAR
Universitas Wahidm Hasyim Semarang
Proses Terjadinya Korosi
ANALISA BENTUK KAMPUH X TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN BAJA KARBON DENGAN ELEKTRODA E7015.
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
BAB I STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. HUKUM-HUKUM.
Proses pembuatan besi dan baja
TULANGAN / BAJA BETON PERTEMUAN 12.
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB - 3.
NON-FERROUS METALS SUTOYO, M.ENG.
Janice Nathania Nimas Agustina P. Puji Astuti
TUGAS KIMIA DASAR BAHAN KONSTRUKSI SEMEN.
Cyaniding dan Carbonitriding
PEMBUATAN dan PEMANFAATAN UNSUR-UNSUR LOGAM
Ni-Resist (Besi Cor Austenitik)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
O TEKNIK PENGECORAN Pengecoran Bertekanan Rendah
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
Persamaan Reaksi Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar.
Pertemuan 4.
Pengaruh Temperatur Dan Waktu Tahan Pada Proses Karburisasi Cair Terhadap Kekerasan Baja AISI 1025 Dengan Media Pendinginan Air Dan Media Pemanas Induction.
Dasar Mesin Teknik Sepeda Motor (021) Memahami Dasar-dasar Mesin (DKK – 1)
MAKALAH ILMU BAHAN KELOMPOK I ROKY. BESI DAN BAJA.
BESI DAN BAJA EMANUEL ROBERTO, ST. Besi dan Baja Besi dan baja merupakan logam yang paling banyak digunakan manusia untuk berbagai keperluan. Hal ini.
TEMBAGA dan PADUANNYA Disusun Oleh: Ahmad syamsul bahri Surya dewi syaputri
Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )
Macam –macam Logam Pengecoran dan Sifatnya
Transcript presentasi:

Ferrous Alloys Gabriel Sianturi

Ferrous Alloys Paduan besi (ferrous alloys): besi sebagai unsur utama Merupakan material yang luas penggunaannya disebabkan: - besi terdapat dalam kuantitas yang melimpah di alam - logam besi dan baja dapat produksi relatif murah dengan berbagai proses dan teknik fabrikasi - dapat dibentuk mempunyai sifat mekanik dan fisik yang bervariasi - kekurangannya adalah kebanyakan paduan besi tidak tahan terhadap korosi

PEMBUATAN BESI (1) Biji Besi (Iron Ore) : - Hematite (Fe2O3), kandungan besi 50% - Magnetite (Fe3O4), kandungan besi 60% - Limonite (2Fe2O3), kandungan besi 40% Sebelum dilebur didalam tanur, biji besi mengalami proses: - crushing,screening, washing, pemanasan Untuk mendapatkan besi, biji besi direduksi (menarik O2 dari oksida besi ) Reduksi langsung Reduksi tak langsung

Reduksi Langsung (1) Pelet biji besi dirubah menjadi besi spons di dalam reaktor Gas reduktor: Hidrogen atau CO yang dihasilkan dari pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air CH4 (g) + H2O (l)  CO (g) + 3H2(g) Fe2O3 (s) + 3H2 (g)  2Fe (l) + 3H2O (l) Atau Fe2O3(s) + 3CO (g)  2Fe (l) + 3CO2 (g)

Reduksi Langsung (2) Pembuatan besi spons dengan Rotary Kiln Reduktor : Batubara Bahan lain : dolomite yang berfungsi sebagai penyerap belerang Reaksi: C + CO2  CO Fe2O3 + 3CO  2Fe + 3 CO2

Tanur Tinggi (Blast Furnace) Biji besi dilebur didalam tanur tinggi (blast furnace) Pada tanur biji besi direduksi (reduksi tak langsung) menjadi besi Biji besi + kokas + batu kapur (CaCO3) dimasukkan ke dalam tanur Kokas berfungsi sebagai bahan bakar Batu kapur berfungsi sebagai pengikat kotoran pada biji besi

Reaksi Kimia Dalam Tanur Tinggi (1) 1. Udara panas ditiupkan kedalam tanur sehingga kokas (karbon) terbakar menghasilkan panas Karbon + Oksigen  Karbon dioksida + panas C (s) + O2( g)  CO2 (g) + panas 2. Karbon dioksida kemudian bereaksi dengan karbon panas menjadi karbon monoksida CO2(g) + C(s)  2CO (g) 3. Selanjutnya Karbon monoksida mereduksi besi dalam biji besi menjadi besi cair CO2(g) + Fe2O3 (s)  CO2 (g) + besi (l) Besi cair yang telah didinginkan disebut Pig Iron dengan kadar karbon 3.5 - 4.5%

Reaksi Kimia Dalam Tanur Tinggi (2) Batu kapur (CaCO3): untuk menghilangkan kotoran pada biji besi: silika atau Silikon Oksida, SiO2 1. CaCO3 terdekomposisi di dalam tanur tinggi menjadi CaO dan CO2 CaCO3(s)          CaO(s)        +        CO2(g) 2. Silikon Oksida bereaksi dengan Calcium Oksida membentuk Calcium Silicate atau biasa disebut terak (Slag) CaO2(s) + SiO2 (s)  CaSiO3 (l) (slag)

Baja Baja adalah paduan besi karbon dan mengandung sejumlah kecil unsur lainnya. Sifat mekanik sangat dipengaruhi kandungan karbon, yang biasanya kurang dari 1% Klasifikasi baja berdasarkan konsentrasi karbon: - baja karbon rendah - baja karbon sedang (medium) - baja karbon tinggi Baja karbon biasa (plain carbon steels): mengandung sejumlah kecil unsur lainnya selain dari karbon Paduan baja (alloy steels): unsur lain lebih banyak ditambahkan untuk mendapatkan sifat sifat tertentu

Proses Pembuatan Baja Bessemer Siemens Martin/Open Hearth Dapur Busur Listrik (Electric Arc Furnace/ EAF) Basic Oxygen Furnace (BOF) TUGAS : Jelaskan setiap proses pembuatan baja di atas !

Proses Pembuatan Baja

Kode Baja AISI/SAE Menurut American Iron and Steel Institute (AISI) dan Society of Automotive Engineers (SAE) Terdiri dari 4 digit - digit pertama menunjukkan jenis baja, misal: 1= baja karbon, 2= baja nikel, 3= baja nikel chromium. 4= baja molybdenum - digit kedua menunjukkan kadar unsur paduan - digit ketiga dan keempat menunjukkan kadar karbon perseratus persen - Bila terdapat huruf di depan angka, huruf tersebut menunjukkan proses pembuatan baja tersebut Huruf B= Bessemer, huruf C= open hearth - Contoh: AISI 1060 artinya 1 untuk baja karbon, 0 untuk menunjukkan tidak ada unsur lain, 60 menunjukkan kadar karbon 0,6 % AISI 4340 artinya baja nikel-chrom-molybdenum dengan 0.4% C

Kode Baja UNS Unified Numbering System (UNS) : Terdiri dari huruf diikuti oleh 5 angka Menunjukkan komposisi kimia, proses manufaktur atau heat treatment Huruf pertama menunjukkan jenis logam Angka pertama sampai dengan angka ke 4 adalah nomor AISI/SAE, angka terakhir menunjukkan informasi tambahan Contoh: UNS G10300 : G menunjukkan baja karbon, 1030 plain carbon steel dengan kadar 0.3%C, 0 informasi tambahan

Kode Baja ASTM American Standard for Testing and Materials (ASTM) Penamaan baja berdasarkan grade, type, atau kelas dengan menggunakan huruf, angka, simbol, nama atau gabungannya, Contoh: ASTM A633 Grade E

Kode Baja JIS Dikembangkan oleh Japanese Industrial Standard Comitee Diawali dengan SS dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan kekuatan tarik minimumnya dalam satuan kg/mm2. Contoh: JIS SS 37 : baja dengan kekuatan tarik > 37 kg/mm2 Diawali dengan S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan komposisi kimianya. Contoh: JIS S 35 C: baja dengan kadar 0.35wt%C

Kode Baja DIN Deutches Institut for Normung (DIN) atau German Institute for Standardization adalah organisasi milik Jerman yang mengembangkan standarisasi Diawali dengan St dan diikuti dengan kekuatan tarik minimumnya dalam satuan kg/mm2. Contoh: St 37: baja dengan kekuatan tarik minimum 37 kg/mm2 Diawali dengan St dan diikuti dengan huruf dan bilangan yang menunjukkan komposisi kimianya. Contoh: St C 35, baja dengan kadar karbon 0.35%

Kode Baja SNI Standar Nasional Indonesia (SNI) ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional Berdasarkan aplikasi produksi Contoh: SNI 07-0040-2006 kawat baja karbon rendah, SNI 07-0601-2006 : baja karbon dalam bentuk plat

Baja Karbon Rendah Kandungan karbon kurang dari 0.25% Tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment Penguatan dilakukan dengan pengerjaan dingin Struktur mikro: ferit dan perlit Soft and weak Duktilitas dan ketangguhan sangat baik Machinable, weldable Aplikasi: komponen bodi mobil, struktur ( I beam, channel), pipa dan lain-lain Kekuatan luluh (yield strength): 275 MPa Kekuatan tarik (tensile strength): 415-550 MPa Duktilitas: 25% EL

HSLA Steel High Strength Low Alloy (HSLA) steel: Mengandung copper, vanadium, nickel dan molybdenum Kekuatan lebih tinggi dari plain low carbon steels Dapat diheat treatment Kekuatan tarik: > 480 MPa Duktil, mudah dibentuk, machinable Lebih tahan korosi daripada plain carbon steels Aplikasi: jika kekuatan struktur merupakan faktor yang sangat penting, mis: jembatan, towers, columns, pressure vessels

Baja Karbon Medium Kadar karbon antara 0.25 – 0.6wt% Dapat diperlakukan panas dengan quenching, tempering untuk meningkatkan sifat mekaniknya Sering digunakan dalam kondisi temper yang mempunyai struktur mikro martensit temper Baja yang telah diheat treatment lebih kuat daripada baja karbon rendah namun duktilitas dan ketangguhan menurun Aplikasi: roda dan rel kereta api, roda gigi, poros engkol, komponen mesin dan struktural yang memerlukan kombinasi antara kekuatan, ketahanan aus dan ketangguhan

Baja Karbon Tinggi Kadar karbon: 0.6 – 1.4wt% Paling keras, kuat namun paling rendah duktilitasnya diantara baja karbon Sering digunakan pada kondisi dikeraskan dan ditemper Baja perkakas dan cetakan (tool and die steels) merupakan baja karbon tinggi yang mengandung chromium, vanadium, tungsten, molybdenum sehingga bersifat sangat keras dan tahan aus Aplikasi: tools, dies, pisau, silet, pisau gergaji, high stregth wire

Baja Tahan Karat (Stainless Steels) Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi (karat) Pada paduan ditambahkan chromium dengan kadar paling sedikit 11wt%, penambahan nikel dan molybdenum dapat meningkatkan ketahanan korosinya Terbagi dalam 3 kelas berdasarkan fasa utama yang terjadi pada struktur mikro: - martensitic stainless steels - ferritic stainless steels - austenitic stainless steels Austenitic Stainless Steels paling banyak diproduksi dan paling tahan korosi karena kadar chromium paling tinggi dan karena adanya penambahan nikel pada paduan Baja Tahan karat digunakan juga pada lingkungan yang bertemperatur tinggi, karena dapat menahan oksidasi dan dapat mempertahankan sifat mekaniknya kondisi tersebut . Contoh penggunaan pada: turbin gas, pembangkit uap, tungku heat treatment, aircraft, nuklir