Separasi Hidrograf Formula Hinton et al. (1994) : [(cT-cAB)(CDP-CAB)-(CAB-CT)(cAB-cDP)] QAP=QT [(cAP-cAB)(CDP-CAB)-(CAB-CAP) (cAB-cDP)] [(cT-cAP)(CDP-CAP)-(CAP-CT)(cAP-cDP)] QAB=QT [(cAB-cAP)(CDP-CAP)-(CAP-CAB) (cAP-cDP)] [(cT-cAB)(CAP-CAB)-(CAB-CT)(cAB-cAP)] QDP=QT [(cDP-cAB)(CAP-CAB)-(CAB-CDP) (cAB-cAP)] Dimana Q = discharge; c = konsentrasi K+ ; C = konsentrasi NO3; and AP, AB, DP, dan T masing-masing = aliran permukaan, aliran bawah permukaan, aliran dari dam parit, dan aliran total
Kontribusi End-Member Untuk hujan (storm event) tanggal 13 januari 2010, kontribusi aliran dari tiga sumber aliran (end-member): Aliran bawah permukaan = 66,1 % Aliran permukaan = 28 % Aliran air dari dam parit = 5,9 %
Model Konseptual Proses Runoff observasi Pemodelan debit DAS Mikro Cakardipa dengan Tank Model
Model Konseptual Proses Runoff 1. Wilayah ini merupakan zone dengan aliran air yang cepat dimana infiltrasi juga berlangsung dengan cepat. 2. Di wilayah ini pada umumnya terdapat beberapa jalur aliran air, sehingga terjadi pencucian hara yang cukup tinggi. 3. Di wilayah ini pada umumnya menunjukkan respon aliran air yang lambat
KESIMPULAN DAS mikro Cakardipa, sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu memiliki bentuk wilayah dari agak datar, berombak, sampai berbukit, dan memiliki tanah yang diklasfikasikan kedalam Fluventic Dystrudepts, Fluvaquentic Endoaquepts, Aquic Dystrudepts, Typic Dystrudepts, dan Typic Hapludans. Curah hujan maksimum yang terekam di DAS Mikro Cakardipa sebesar 61.5 mm dengan intensitas maksimum sebesar 10.9 mm/5 menit atau setara dengan intensitas hujan 122 mm/jam. Debit puncak mencapai 58.2 lt/det, dengan koefisien aliran permukaan bervariasi antara 0.029 % hingga 0.591%. Waktu konsentrasi bervariasi antara 10 hingga 40 menit.
3. Source (sumber area) sebagai kontributor utama aliran di dalam DAS mikro Cakardipa yaitu: air bumi/groundwater, aliran permukaan/runoff, dan dam parit 4. Kimia aliran tidak dapat dijelaskan oleh end member selama musim kemarau 5. Model konseptual hubungan proses runoff dengan ketersediaan air secara spasial dan temporal dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para pengambil kebijakan dalam perencanaan pengelolaan sumberdaya air. Sehingga dapat mendukung terciptanya pengelolaan DAS secara berkelanjutan.
TERIMA KASIH