Pertemuan XI Sistem “Just In Time” dan “Supply Chain Management” Matakuliah : F0532 – Manajemen Operasi Tahun : 2005 Pertemuan XI Sistem “Just In Time” dan “Supply Chain Management”
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan Mahasiswa akan mampu : Menunjukkan pengertian dan manfaat konsep JIT (Just In Time) Menunjukkan tentang penggunaan Tata letak, Persediaan dan Penjadualan JIT Menunjukkan penggunaan JIT dalam Sektor Jasa Menunjukkan tentang penerapan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
Outline Materi Pengertian dan Manfaat JIT (Just In Time) Tata Letak JIT Persediaan JIT Penjadualan JIT JIT dalam Sektor Jasa Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management / SCM)
Pengertian dan Manfaat JIT (1) Just In Time (JIT) : merupakan suatu falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang percuma (sia-sia). Kesia-siaan ini sering kali berbentuk kelebihan persediaan, mutu yang buruk, dan keterlambatan. Metode JIT : (1) menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tidak boleh menimbulkan masalah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya biaya persediaan, (2) dalam JIT, persediaan diusahakan seminimum yang diperlukan untuk menjaga tetap berlangsungnya produksi, (3) bahan / barang harus tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat pada saat diperlukan, serta dengan spesifikasi / mutu yang tepat sesuai dengan yang dikehendaki, (4) JIT sebagai suatu sistem perbaikan yang berkelanjutan untuk mengatasi kesia-siaan dan variabilitas, (5) JIT mempercepat proses produksi, sehingga memungkinkan produk dapat lebih cepat diantarkan ke konsumen dan persediaan barang dalam prosespun menurun jumlahnya.
Pengertian dan Manfaat JIT (2) Variabilitas : adalah setiap penyimpangan (masalah) terhadap proses optimal yang mengantarkan produk tepat waktu pada setiap saat. Pengurangan Variabilitas : (1) semakin kecil variabilitas , maka semakin kecil pula kesia-siaan yang terjadi, (2) kebanyakan variabilitas terjadi karena perusahaan mentolerir kesia-siaan atau karena buruknya manajemen perusahaan. Faktor Penyebab timbulnya Variabilitas : (1) kesalahan pemasok dalam mengirim barang / bahan, yang dapat berupa kesalahan dalam spesifikasi barang yang dikirim atau jumlahnya, (2) kesalahan operator atau mesin dalam proses pembuatan produk, (3) kesalahan dalam membuat gambar teknis (engineering drawing) atau desain produk, (4) kesalahan dalam menginterpretasi keinginan pelanggan, sehingga menyebabkan produk yang dibuat tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.
Pengertian dan Manfaat JIT (3) Manfaat JIT : (1) Berkurangnya tingkat persediaan, sehingga menghemat biaya penyimpanan (gudang) dan biaya modal,JIT juga diistilahkan sebagai produksi tanpa persediaan (stockless production atau zero inventories), (2) Meningkatnya pengendalian mutu, dimana barang/bahan yang dipasok harus memenuhi kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang dipersyaratkan, (3) Mempercepat proses produksi, sehingga memungkinkan produk disampaikan ke tangan konsumen / pelanggan lebih cepat atau tepat waktu. Kemitraan JIT : pelaksanaan metode JIT akan efektif jika terdapat kerjasama yang baik di antara pemasok dan pelanggan dengan tujuan untuk menghilangkan kesia-siaan dan menurunkan biaya. Tujuan Kemitraan JIT : (1) menghapus kegiatan yang tidak perlu, (2) menghapus persediaan dalam pabrik, (3) menghapus persediaan dalam pengalihan, (4) Menyingkirkan pemasok yang buruk.
Tata Letak JIT Tata Letak JIT, dirancang sedemikian rupa agar: (1) memungkinkan dikuranginya kesia-siaan dalam pergerakan barang / bahan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, (2) memungkinkan menggerakkan bahan baku langsung ke lokasi yang memerlukan, (3) tata letak (lay out) yang fleksibel, sehingga dapat mengurangi pergerakan manusia dan bahan baku Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Tata Letak JIT : (1) Pengurangan jarak , (2) Peningkatan fleksibilitas, (3) Pengaruh terhadap Para Karyawan (4) Pengurangan Ruangan Gerak dan Persediaan
Persediaan JIT Persediaan Just In Time (JIT) : merupakan persediaan minimal yang diperlukan untuk mempertahankan operasi sistem yang sempurna. Dengan persediaan JIT, barang-barang dengan jumlah yang tepat tiba pada saat dibutuhkan, bukan semenit sebelum atau semenit sesudahnya. Taktik-taktik JIT : (1) menghilangkan persediaan yang menyembunyikan variabilitas dalam sistem produksi, (2) pengurangan persediaan untuk menyingkirkan masalah dalam sistem produksi / operasi, (3) memproduksi barang yang bagus dengan ukuran lot yang kecil, (4) pengiriman tepat waktu oleh pemasok, (5) pengiriman langsung ke titik pemakaian tepat jadual, (6) pengurangan waktu pemasangan mesin merupakan cara yang sangat baik untuk mengurangi investasi persediaan dan meningkatkan produktivitas
Penjadualan JIT (1) Jadual yang lebih baik atau Efektif sangat mendukung penerapan JIT, jika jadual tersebut dikomunikasikan di dalam perusahaan dan kepada pemasok, sehingga akan : (1) dapat meningkatkan kemampuan untuk memenuhi pesanan konsumen, (2) dapat menurunkan persediaan dengan memproduksi dalam ukuran lot yang lebih kecil, (3) mengurangi barang dalam proses. Jadual Penggunaan Bahan Baku Moderat (Teknik Penjadualan “Jelly Bean”) : memproses batch-batch kecil secara rutin, bukannya batch-batch besar. Teknik ini menjadualkan banyak lot berukuran kecil yang selalu berubah-ubah. Kanban : suatu cara untuk mencapai ukuran lot yang kecil dengan cara menggerakkan persediaan melalui pusat kerja hanya pada saat diperlukan dan bukannya mendorongnya ke pusat kerja berikutnya, tanpa melihat apakah para pekerja di pusat kerja itu telah siap atau belum.
Penjadualan JIT (2) Kanban : adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti kartu, yaitu suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan sistem produksi dalam tiap proses produksi. Informasi dilakukan dengan menggunakan sebuah kartu untuk memberi isyarat adanya kebutuhan material. Sistem Kanban menggunakan pendekatan pull system, yaitu persediaan hanya diadakan apabila diperlukan, dimana pusat kerja yang memerlukan bahan akan memberikan informasi kepada pusat kerja sebelumnya untuk menyediakan barang sejumlah yang diperlukan. Sistem Kanban merupakan otorisasi, baik untuk mengisyaratkan adanya kebutuhan suatu bahan atau untuk penggerakan material dari satu pusat kerja ke pusat kerja lainnya. Sistem ini sudah dimodifikasi untuk berbagai hal. Dalam hal tertentu, suatu tempat yang kosong dapat mengisyaratkan diperlukannya lot berikutnya. Dalam hal yang lain, suatu tanda seperti bendera atau lampu digunakan untuk menandai dimulainnya suatu batch baru.
JIT dalam Sektor Jasa Dalam Sektor Jasa, semua teknik JIT yaitu : (1) pemasok, (2) tata letak, (3) persediaan, dan (4) penjadualan, dapat digunakan. Pemasok : semua restoran berurusan dengan para pemasok mereka dengan dasar JIT. Restoran yang tidak demikian tidak akan sukses. Kesia-siaannya terlalu jelas – kerusakan makanan dan keluhan konsumen. Tata Letak : tata letak menciptakan perbedaan dalam pengambilan koper penumpang pesawat terbang, dimana mereka mengharapkan agar koper-kopernya didapat tepat pada waktunya. Persediaan : Setiap pialang saham mengarahkan persediaan menjadi mendekati nol Penjadualan : melalui penjadualan atas dasar JIT, karyawan di konter tiket tiba di kounter tepat pada waktu konsumen memerlukannya.
Supply Chain Management (2) Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan : merupakan pengelolaan terhadap kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, transformasi bahan mentah menjadi barang dalam proses dan barang jadi dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. SCM merupakan pendekatan pengelolaan pemasok yang mencakup tidak hanya pembelian, tetapi juga pendekatan yang komprehensif dalam mengembangkan nilai maksimum rantai pasokan. SCM, meliputi penetapan terhadap : (1) pengangkut, (2) pentransferan kredit dan tunai, (3) pemasok (supplier), (4)distributor dan bank, (5) utang dan piutang, (6) pergudangan, (7) pemenuhan pesanan, dan (8) membagi-bagi informasi mengenai ramalan produksi dan kegiatan pengendalian persediaan. Pembelian : perolehan barang dan jasa dengan tujuan membantu identifikasi produk dan jasa serta mengembangkan, mengevaluasi, menentukan pemasok, harga dan pengiriman yang terbaik.
Supply Chain Management (2) Strategi Pembelian : (1) banyak pemasok, (2) sedikit pemasok, (3) integrasi vertikal, (4) jaringan keiretsu, (5) perusahaan maya (virtual) Banyak Pemasok : dengan tujuan agar pesanan jatuh ke penawar yang paling murah. Sedikit Pemasok : dengan tujuan agar mereka dapat berpartisipasi dalam sistem JIT serta menjalin hubungan jangka panjang. Integrasi Vertikal : pembelian dapat diperluas menjadi bentuk integrasi vertikal dengan tujuan pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli. Jaringan Keiretsu : mitra hubungan jangka panjang antara perusahaan manufaktur dengan pemasok (koalisi) melalui dukungan secara finansial lewat kepemilikan atau pinjaman. Perusahaan Maya (virtual) : perusahaan pemasok yang baik dan fleksibel, batasan organisasinya tidak tetap, dapat memenuhi permintaan pasar yang berubah-rubah.