PENGANTAR PADA PEMERIKSAAN RADIOLOGI DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK FISIOTERAPI
Pengetahuan mengenai pemeriksaan radiologi dan laboratorium bagi Fisioterapis adalah suatu hal yang sangat penting dalam rangka menegakkan diagnosis dan menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam menangani suatu kondisi penyakit. Hal ini terutama sangat diperlukan bagi Fisioterapis yang bekerja di Rumah Sakit Daerah ataupun puskesmas yang belum mempunyai dokter spesialis radiologi maupun spesialis patologi klinik. Hal ini tidak berarti bahwa Fisioterapis yang bekerja pada rumah sakit maupun puskesmas yang sudah mempunyai ahli radiologi maupun spesialis patologi klinik tidak memerlukan pengetahuan mengenai pemeriksaan radiologi maupun laboratorium karena keputusan untuk meminta pemeriksaan foto radiologi maupun laboratorium juga sangat bergantung pada pemahaman dan pengetahuan mengenai radiologi dan laboratorium.
Pengetahuan seorang Fisioterapis tentang interpretasi hasil foto radiologi maupun Laboratorium akan sangat bermanfaat dalam memilih modalitas yang digunakan dalam therapy, serta bisa berhati-hati agar tidak menggunakan alat fisioterapi yang kontra indikasi dengan penyakit pasien misalnya adanya spondylolistesis, infeksi akut atau pun tumor.
Secara umum pada setiap Rumah Sakit yang besar misalnya RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Instalasi Radiologi secara umum mempunyai 2 unit kerja yaitu Radiodiagnostik dan Radioterapi. Radiodiagnostik dalam menjalankan kegiatannya mempunyai beberapa bagian yaitu: Foto Polos X ray, CT scan, MRI, Ultrasonografi, sedangkan Radioterapi digunakan untuk pengobatan baik sebagai upaya kuratif misalnya tumor maupun kanker, paliatif maupun yang sifatnya emergensi misalnya untuk menghentikan perdarahan hebat. Pemeriksaan laboratorium merupakan cabang ilmu patologi dalam hal ini patologi klinik.
Modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang fisioterapis dalam memahami hasil foto x-ray adalah mengenal dan mengetahui anatomi dan gambaran radiologi secara normal sehingga nantinya bisa menilai gambar apabila tidak sama atau tidak sesuai gambar anatomi normalnya.
Radiografi Konvensional Sinar X merupakan bagian dari spektrum elektomagnetik, dipancarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh elektron- elektron bebas dari suatu katoda. Film polos dihasilkan oleh pergerakan elektron-elektron tersebut melintasi pasien dan menampilkan film radiografik. Tulang dapat menyerap sebagian besar radiasi, menyebabkan pajanan pada film paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan tampak berwarna putih. Udara paling sedikit menyerap radiasi, menyebabkan pajanan pada film maksimal, sehingga film tampak berwarna hitam. Diantara kedua keadaan ekstrem ini, penyerapan jaringan sangat berbeda-beda menghasilkan citra dalam skala abu- abu (grey scale). Film polos bermanfaat untuk: Dada, abdomen, sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi, penyakit degeneratif, metabolik dan metastatik (tumor).
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan spesimen dari pasien berupa darah, urin, dan cairantubuh lainnya. Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan untuk menentukan atau membantu menentukan diagnosis penyakit serta prognosis dengan tes penunjang lainnya, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bagian/jenis pemeriksaan laboratorium terdiri atas: Hematologi Kimia Klinik Urinalisis imunologi / Serologi Infeksi
CT Scan Pemeriksaan dengan menggunakan CT Scan dapat mendeteksi kelainan – kelainan seperti perdarahan otak, tumor otak, kelainan – kelainan tulang, kelainan di rongga dada & rongga perut dan khususnya mendeteksi kelainan pembuluh darah jantung (koroner) dan pembuluh darah umumnya (seperti penyempitan pembuluh darah ginjal, dll) Lama pemeriksaan mulai dari beberapa detik sampai 2 jam. CT Scan menggunakan sinar X tetapi saat ekspos sinar tidak langsung mengenai film tetapi ditangkap oleh detektor diteruskan ke komputer monitor lalu ke printer. Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT Scan adalah Radiodensitas ukuran tersebut menggunakan skala Houndsfield Unit (HU), Hounsfield nama orang yang menemukan dan memperkenalkan CT-scan. Nilai HU sendiri adalah merupakan pengukuran densitas jaringan.
MRI atau Magnetic Resonance Imaging MRI atau Magnetic Resonance Imaging menggunakan medan magnit dan frekuensi radio, jadi tidak mengionisasi jaringan, tidak ada efek biologik. Memakai istilah isointens, hipointens, hiperintens, kekuatan magnit disebut dengan satuan TESLA (1 Tesla= 10.000 Gauss). MRI adalah suatu alat diagnostik teknologi tinggi yang digunakan untuk membuat visualisasi dari penampang tubuh manusia. Pemeriksaan MRI memakai prinsip magnetik, tidak menggunakan sinar X (tidak ada radiasi). Melalui pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan – kelainan saraf & jaringan lunak seperti pada keluhan: sakit/nyeri kepala, sakit daerah punggung, pinggang, nyeri/bengkak daerah persendian, kelainan payudara, kelainan pembuluh darah, kelainan pada abdomen (perut), dan lain lain. Lama pemeriksaan 20 menit – 1.5 jam
a. Keuntungan menggunakan MRI : - Tidak menggunakan sinar X, - Tidak Merusak Kesehatan pada penggunaan yang tepat, - Banyak pemeriksaan tanpa memerlukan zat kontras, - Detail anatomis yang sangat baik terutama pada jaringan lunak, - Dapat memperlihatkan pembuluh darah tanpa kontras : Magnetic resonansi angiography (MRA). b. Kerugian menggunakan MRI - Biaya operasional mahal, - Citra yang kurang baik pada lapangan paru, - MRI lebih sulit ditoleransi dengan waktu pemeriksaan yang lebih lama dibandingkan CT scan, - Kontra indikasi pada pasien yang mengunakan pacemaker, benda asing logam pada mata dan penggunaan protesa logam.
USG Pemeriksaan menggunakan gelombang suara/ultrasound untuk mendeteksi kelainan – kelainan di organ perut (hati, kandung empedu, limpa, ginjal, dll), payudara, kandungan, kehamilan, pembuluh darah, dll. Khususnya pada kehamilan, USG 3D/4D dapat melihat rupa janin seperti sebuah foto dan dapat melihat gerakan bayi yang dapat direkam dalam CD. Untuk payudara, USG biasanya dipakai untuk skrinning benjolan/keluhan pada wanita – wanita usia < 35 tahun atau sebagai pemeriksaan pelengkap dan atau lanjutan setelah dilakukan mammografi pada wanita usia > 35 tahun.
Pemeriksaan ultrasonografi biasanya ditujukan untuk kepala bayi, tiroid, mammae, jantung, organ abdomen, kebidanan dan kandungan.
Media Kontras Media kontras merupakan zat yang membantu visualisasi beberapa struktur selama melakukan beberapa teknik pemeriksaan radiodiagnostik, bekerja berdasarkan prinsip penyerapan sinar X, sehingga mencegah pengiriman sinar tersebut pada pasien. Zat kontras yang paling sering digunakan adalah barium sulfat yang dapat memperlihatkan bentuk saluran pencernaan dan sediaan iodine organic yang banyak digunakan secara intravena pada CT untuk memperjelas gambaran vaskuler dan berbagai organ. Agen- agen kontras juga dapat digunakan pada lokasi tertentu, misalnya: Arteriografi pada sistem arterial
Pemakaian media kontras seringkali digunakan untuk melihat adanya tumor diotak dengan menggunakan CT-scan ataupun MRI dan hasil foto dengan media kontras ini bisa digunakan untuk memprediksi apakah tumornya jinak atau ganas dengan melihat banyak tidaknya pembuluh darah disekitar tumor, walaupun untuk memastikannya dilakukan dengan biopsi dan pemeriksaan PA/Patologi Anatomi. Saluran pencernaan ataupun saluran sistem eksresi seperti pada foto BNO
ANATOMI DASAR DENGAN GAMBAR RADIOLOGI Modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang fisioterapis dalam memahami hasil foto x-ray adalah mengenal dan mengetahui anatomi dan gambaran radiologi secara normal sehingga nantinya bisa menilai gambar apabila tidak sama atau tidak sesuai gambar anatomi normalnya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pengaruh sinar x (x-ray) pada film adalah dengan menghitamkan film, apabila ada yang menghalangi maka warna hitamnya kemudian akan berkurang berubah kearah warna putih dan semakin kuat penghalangnya maka gambar atau bayangan yang dihasilkannya juga akan semakin putih, misalnya tulang akan menghasilkan gambar x-ray yang putih tetapi akan lebih putih jika misalnya ada logam didalam tubuh misalnya pada pasien yang mengalami fraktur dan dipasangi fiksasi internal atau pada pasien yang memakai protesa misalnya pada fraktur collumfemoris yang menggunakan austin moore prothesa
Beberapa gambar anatomi dengan x-ray yang akan dibahas dibawah ini hanya yang berhubungan secara langsung dengan pekerjaan Fisioterapis. Adapun gambar anatomi dan penjelasan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pekerjaan sebagai Fisioterapis dimaksudkan untuk tambahan informasi.
A. Foto Thoraks Organ A. Thorax Organ yang ada dalam thorax adalah paru-paru dan jantung berikut adalah gambaran anatomi dengan foto x-ray foto thorax, foto thorax yang rutin adalah foto PA (posterior anterior). Hal yang harus diperhatikan pada setiap foto thorax maupun foto ekstremitas adalah: 1. Alignment yaitu, susunan tulang atau keteraturan tulang serta persendian yang ada dalam foto 2. Bone yaitu, perhatikan pada tulang yang ada dalam foto apakah ada fraktur atau ada bayangan yang mencurigakan misalnya bayangan yang berwarna hitam atau lebih putih dari tulang. 3. Soft tissue atau jaringan lunak yang ada dalam foto, perhatikan apakah ada massa atau tumor.
B. EKSTREMITAS Ekstremitas Atas: a. Shoulder joint B. Elbow joint c. Wrist joint 2. Ekstremitas BAWAH : a. Hip and pelvic joint B. Knee joint
C. COLUMNA VERTEBRA 1, Cervical 2. Thoracal 3. Lumbosacrum
D. OTAK / BRAIN OTAK/BRAIN Gambaran radiologi otak dibawah ini adalah dengan menggunakan MRI, pada foto MRI ataupun CT-scan beberapa potongan gambar secara umum diambil dengan 3 potongan yaitu sagital (membagi kepala kiri dan kanan), koronal (membagi kepala depan dan belakang) serta axial (membagi kepala atas dan bawah). 1. Potongan otak dengan sagital: Keterangan gambar dibawah ini gunakan untuk potongan otak dengan foto MRI pada potongan sagital, koronal dan potongan axial. 3