PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS SOLUSI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Febri abda surya H Saddam arrafat Dwi halimah
Advertisements

SMA ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU. INDIKATOR  Membuat catatan perjalanan kerja kelompok tentang kehidupan masyarakat desa.  Melaksanakan Aksi sosial/ berbagi.
Makalah Kunci (Keynote Speech)
Farming System : HEIA, LEIA, LEISA
PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN MENUJU PERTANIAN BERKELNAJUTAN
Universitas Brawijaya
Diversifikasi pertanian
MANAJEMEN LAHAN PERTANIAN
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN AGROFORESTRI
Faktor Biotik.
Kegiatan ekonomi masyarakat
HORTIKULTURA BUAH (POMOLOGI) Aspek Jasmaniah (Edible Plant) SAYUR
PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
Lanjutan bab 3……………… Pertemuan 5.
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
BUDIDAYA TANAMAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( )
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
DASAR AGRONOMI.
Administrasi, Persoalan Pangan, dan Urbanisasi
Laporan Observasi Sistem Pertanian Terpadu
PERTANIAN ORGANIK : PERINSIP DAUR ULANG HARA, KONSERVASI AIR DAN INTERAKSI ANTAR TANAMAN KELOMPOK 2 MEGANANDA PUTERI SARAHDIBHA G SUSIANTI G111.
Mendeskripsikan Dampak Polusi Lingkungan Kerja terhadap Kesehatan
Sistem agroforestri.
FAKULTAS PERTANIAN IPB
HORTIKULTURA BUAH (POMOLOGI) Aspek Jasmaniah (Edible Plant) SAYUR
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
RAGAM DAN KARAKTERISTIK PERTANIAN TERPADU
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
SISTEM PERTANIAN TERPADU
PEMANFAATAN DAN PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM
PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
Pengertian Pertanian terpadu
Green Revolution.
CIRI-CIRI PERTANIAN.
KETAHANAN PANGAN.
(MIXED FARMING SYSTEMS)
REVOLUSI HIJAU.
ENERGI BIOMASSA.
Model-Model Usaha Agribisnis
PENERAPAN KONSEP EKOLOGI
AGROFORESTRY (2) Bahan Kuliah Pertanian Terpadu
CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
USAHATANI DAN PEMBANGUNAN USAHATANI
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SISTEM DALAM SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
MEMBANGUN USAHA AGRIBISNIS
ISU LOKAL DAN GLOBAL OLEH YUDO SISWANTO ASEAN ECO SCHOOL MANDIRI
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Modul 6 Kegiatan Pembelajaran 3
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.
Modul 6 KB 1 Ekologi Tanaman.
Peluang dan potensi Pertanian Organik
PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PKM KELOMPOK PEMANFAAT KOHE DAN KELOMPOK PETANI ORGANIK DI DESA CIBODAS DAN CISONDARI KECAMATAN PASIR JAMBU KABUPATEN BANDUNG.
MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN dan AIR Dipresentasikan oleh: Martinus H. Pandutama, Ph.D Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember SEMETER.
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
PENINGKATAN KETERLIBATAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA ALAM OLEH KELOMPOK : 1.DEKA VANDRAYADI NPM EKA YULYANI NPM MUID NPM.
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH BERKELANJUTAN DI DAERAH TROPIKA BASAH INDONESIA Syekhfani Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 1.
PENGEMBANGAN KAMPUNG IKLIM
Transcript presentasi:

PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS SOLUSI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM PENGERTIAN PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (ECO-TECHO FARMING) MODEL PERTANIAN YG DIKEMBANGKAN MEMADUKAN MODEL “PERTANIAN EKOLOGIS (ECO FARMING) DG PERTANIAN BERTEKNOLOGI MAJU (TECHO-FARMING)

PERTANIAN EKOLOGIS MODEL PERTANIAN YG DIKEMBANGKAN SELARAS DG KONDISI ALAM ATAU EKOSISTEM SETEMPAT (METZNER DAN DALDJOENI, 1987)

Beberapa tahun terakhir ini, keadaan iklim sangat tidak menentu Beberapa tahun terakhir ini, keadaan iklim sangat tidak menentu. Kadang-kadang ketika panas terik, turun hujan deras. Tidak lama hujan berhenti, lalu terang lagi. Kondisi seperti ini sangat merugikan petani, karena banyak petani yang mengalami gagal panen. Untuk mengantisipasi kondisi ini, sudah saatnya kita menerapkan model pertanian tekno-ekologis yang berupaya memadukan kekuatan pertanian ekologis dengan pertanian berteknologi maju.

Model ini membentuk pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkualitas dengan risiko yang lebih kecil sekaligus ramah lingkungan. Model pertanian ini semakin relevan ketika pembangunan pertanian dihadapkan pada persoalan besar, yakni adanya perubahan iklim yang radikal akibat kerusakan lingkungan dan luas lahan garapan petani yang makin sempit sebagai efek pertumbuhan penduduk dan konversi tahan pertanian.

Pertanian tekno-ekologis merupakan model pertanian yang dikembangkan dengan memadukan model “pertanian ekologis” dengan pertanian berteknologi maju yang selaras dengan kondisi alam atau ekosistem setempat. Model pertanian ini dapat mencapai target produktivitas secara memuaskan pada komoditas tertentu, seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan. Sistem ini lebih efisien dan berkualitas dengan risiko yang lebih kecil dan ramah lingkungan.

Ada beberapa penerapan model pertanian tekno-ekologis yang bisa diterapkan di Indonesia, yaitu model pertanian tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim basah, tekno-ekologis di lahan kering beriklim kering, tekno-ekologis di ekosistem sawah, tekno-ekologis di ekosistem kawasan urban, tekno-ekologis di ekosistem pantai. Tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim basah di antaranya diterapkan pada perkebunan kopi dan kakao. Setiap metode bisa diterapkan dengan sistem integrasi sederhana atau integrasi kompleks.

Ada beberapa penerapan model pertanian tekno-ekologis yang bisa diterapkan di Indonesia, yaitu model pertanian tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim basah, tekno-ekologis di lahan kering beriklim kering, tekno-ekologis di ekosistem sawah, tekno-ekologis di ekosistem kawasan urban, tekno-ekologis di ekosistem pantai. Tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim basah di antaranya diterapkan pada perkebunan kopi dan kakao. Setiap metode bisa diterapkan dengan sistem integrasi sederhana atau integrasi kompleks.

REIJNTJES ET AL, 2002 KEKUATAN UTAMA SISTEM PERTANIAN EKOLOGIS INTEGRASI FUNGSIONAL BERAGAM SUMBER DAYA FUNGSI LAHAN KOMPONEN BIOLOGIS STABILITAS DAN PRODUKTIVITAS USAHA TANI DAPAT DITINGKATKAN DAN BASIS-BASIS SUMBER DAYA ALAM BISA DILESTARIKAN

PADA LAHAN YG DITEMPATI BERAGAM KOMODITAS (DG TINGKAT KERAGAMAN YG TINGGI) EKOSISTEM PERTANIAN CENDERUNG MENJADI LEBIH STABIL DARI PADA BUDI DAYA MONOKULTUR.

NAMUN TIDAK SETIAP KERAGAMAN SELALU MEMBERIKAN KEUNTUNGAN. SEHINGGA KERAGAMAN KOMODITAS DIPILIH DAN DISUSUN DG BAIK AGAR TIDAK TERJADI PERSAINGAN ZAT-ZAT MAKANAN DAN TIDAK MELANGGENGKAN SIKLUS HAMA DAN PENYAKIT (DOVER DAN TALBOT, 1987)

KEANERAGAMAN FUNGSIONAL BISA DICAPAI DG MENGKOMBINASIKAN SPESIES TANAMAN DAN TERNAK YG MEMILIKI CIRI SALING MELENGKAPI DAN INTERAKSI SINERGETIK, BUKAN HANYA KESTABILAN EKOSISTEM YG BISA DIPERBAIKI,TETAPI PRODUKTIVITAS SISTEM PERTANIAN AKAN MEMERLUKAN INPUT YG LEBIH RENDAH.

PEMANFAATAN ZAT MAKANAN DAN BIOMASSA DIARAHKAN SECARA TERTUTUP SEHINGGA MODEL PERTANIAN BERORIENTASI PADA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL SEBAGAI INPUT PERTANIAN EKOLOGIS CENDERUNG MENGGUNAKAN INPUT LUAR YG RENDAH (LOW EXTERNAL INPUT)

SULIT MENCAPAI PRODUKTIVITAS OPTIMAL DITERAPKAN SECARA EKSTREM DARI ASPEK LINGKUNGAN PERTANIAN EKOLOGIS SANGAT MENJAJIKAN SULIT MENCAPAI PRODUKTIVITAS OPTIMAL DITERAPKAN SECARA EKSTREM TEKNOLOGI TRADISIONAL PERTANIAN BERTEKNOLOGI MAJU (TECHNO-FARMING) MODEL PERTANIAN MENEKANKAN APLIKASI TEKNOLOGI MAJU CENDERUNG DOMINASI SATU KOMODITAS MENGEJAR PRODUKTIVITAS SECARA MAKSIMAL

PERTANIAN DIDOMINASI SATU KOMODITAS - PADI - JAGUNG - KACANG-KACANGAN PETANI MENANGGUNG RESIKO TINGGI DAPAT MENCAPAI PRODUKTIVITAS SECARA MAKSIMAL KEGAGALAN PANEN, HARGA MURAH

PERTANIAN DIDOMINASI SATU KOMODITAS SIKLUS PEMANFAATAN ZAT MAKANAN DAN BIOMASSA MENJADI TERBUKA PERTANIAN DIDOMINASI SATU KOMODITAS KETERGANTUNGAN PADA INPUT LUAR MENJADI TINGGI SISTEM PRODUKSI BERSIFAT LINEAR HIGH EXTERNAL INPUT TECHNO-FARMING (PENGGUNAAN BAHAN ANORGANIK) PUPUK PAKAN PEPTISIDA BENIH RESIKO : DEGRADASI LINGKUNGAN -PENURUNAN KESUBURAN TANAH -PENCEMARAN AIR

PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS MEMADUKAN KEKUATAN PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS PERTANIAN BERTEKNOLOGI MAJU PERTANIAN EKOLOGIS MEMADUKAN SISTEM SIKLUS PERTANIAN : -PRODUKTIF -EFISIEN -BERKUALITAS PEREDARAN ZAT MAKANAN DAN BIOMASSA SENTUHAN TEKNOLOGI MAJU RESIKO LEBIH KECIL RAMAH LINGKUNGAN ZERO WASTE (PERTANIAN TANPA LIMBAH)

CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS 1.DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) KOMODITAS CIRI UMUM SYARAT MUTLAK MINIMAL 2 KOMODITAS

2.POLA INTEGRATIF CIRI KHAS DAN FAKTOR INTI ADANYA INTEGRASI ATAU DIVERSIFIKASI FUNGSIONAL ANTARA 2 KOMODITAS ANTAR KOMODITAS TIDAK BERKOMPETISI TETAPI SALING SUBSTITUSI KEBUTUHAN HARA DAN NUTRISI

3.PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL SIKLUS PRODUKSI TERTUTUP BERORIENTASI PEMANFAATKAN SUMBER DAYA LOKAL MENEKAN MASUKNYA INPUT LUAR SESUAI DENGAN PRINSIP LOW EXTERNAL INPUT AND SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)

4.RAMAH LINGKUNGAN APLIKASI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN MEMBUKA DIRI TERHADAP INOVASI DAN TEKNOLOGI BARU CIRI DAN PENDUKUNG PENGUATAN MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS MENGURANGI PENGGUNAAN BAHAN ANORGANIK (PUPUK, PESTISIDA, PAKAN) MENJAGA KESEIMBANGAN ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

5.PENGOLAHAN HASIL FAKTOR PENDUKUNG TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL YG SANGAT PENTING TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL HASIL SAMPING / LIMBAH DARI OLAHAN PRODUKSI SIKLUS SARANA PRODUKSI -DEDAK -BATOK KELAPA -KULIT KOPI PETANI MEMBUKA LAPANGAN KERJA BARU

MANFAAT PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS 1.MENGURANGI RESIKO USAHA TANI PERUBAHAN IKLIM YG EKSTREM -SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT -BANJIR -KEKERINGAN -SERANGAN ANGIN KENCANG BERESIKO TINGGI THD KEGAGALAN PANEN MENGUSAHAKAN > 1 KOMODITAS

2.MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL PENGGUNAAN INPUT LUAR RENDAH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK MENEKAN KEGIATAN TRANSPORTASI MENGURANGI EMISI N2O MENEKAN PENGGUNAAN BBM SEBAGAI SUMBER EMISI KARBONDIOKSIDA

CONTOH : EKOSISTEM SAWAH EMISI GAS METAN 3.MENGEFEKTIFKAN LANGKAH ADAPTASI DAN MITIGASI CONTOH : EKOSISTEM SAWAH DAPAT DITEKAN DENGAN PEMILIHAN VARIETAS RENDAH GRK EMISI GAS METAN JIKA 1 KOMPONEN YG DITERAPKAN DAMPAK PENGURANGAN EMISI GRK TIDAK AKAN EFEKTIF PENERAPAN TEKNOLOGI DILAKUKAN DALAM SATU KESATUAN EKOSISTEM DALAM USAHA TANI PEMILIHAN VARIETAS RENDAH GRK DIIKUTI DG TEKNIK IRIGASI, SISTEM BUDIDAYA, SISTEM PENGOLAHAN LIMBAHTANAMAN DAN TERNAK YG TEPAT GUNA, SERTA DAPAT MENEKAN EMISI CARBON DAN GRK SECARA EFEKTIF MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS

MODEL INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM SAWAH

LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN PERTANIAN TEKNO-EKOOGIS 1.IDENTIFIKASI KERAGAMAN KOMODITAS YG ADA POTENSI EKONOMI MASING-MASING 2.TENTUKAN KOMODITAS DOMINAN APAKAH ADA HUBUNGAN FUNGSIONAL 3.JIKA TIDAK ADA HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PEMANFAATAN ZAT MAKANAN PERLU INTRODUKSI KOMODITAS BARU PENGISI RELUNG EKOSISTEM MEMBENTUK RANTAI PEMANFAATAN ZAT MAKANAN SECARA TERTUTUP TERNAK SAPI

4.DALAM MENENTUKAN JUMLAH ATAU LUASAN KOMODITAS PERLU PERENCANAAN SECARA MATANG TERCAPAI TITIK KESEIMBANGAN DALAM PEMENUHAN ZAT MAKANAN (HARA) SEEKONOMIS MUNGKIN SEKECIL MUNGKIN MEMASUKKAN INPUT (PUPUK, PAKAN) DARI LUAR MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL DAN MENGURANGI INPUT LUAR 5.PERLU SENTUHAN TEKOLOGI MAJU

6.ADANYA INTEGRASI (HUBUNGAN FUNGSIONAL) ANTAR KOMODITAS MEMBUKA PELUANG BARU MUNCULNYA RELUNG BARU DALAM EKOSISTEM -AZOLLA -JAMUR -IKAN PADI-SAPI 7.UPAYAKAN PENGOLAHAN HASIL (DIVERSIFIKASI VERTIKAL) JAMUR GABAH IKAN -SAYURAN -KERIPIK -ASINAN DLL -BERAS -DEDAK -SEKAM -IKAN SEGAR -IKAN ASIN -BAKSO IKAN DLL

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PERKEBUNAN KOPI A.INTEGRASI SEDERHANA USAHATANI DATARAN TINGGI TANAMAN BUAH (JERUK, PISANG) KOMODITAS SELINGAN KOPI KOMODITAS DOMINAN PADA MODEL INI TELAH ADA DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) TANAMAN TETAPI BELUM MEMILIKI HUBUNGAN FUNGSIONAL. TANAMAN BUAH DAPAT MENGURANGI RESIKO USAHA TANI, TETAPI BELUM BERPERAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI USAHA TANI

POLA INTEGRASI SEDERHANA - TEKNOLOGI MAJU

POLA INTEGRASI SEDERHANA-KONVENSIONAL

POLA INTEGRASI KOMPLEKS - TEKNOLOGI MAJU B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS - TEKNOLOGI MAJU

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PERKEBUNAN METE A.INTEGRASI SEDERHANA USAHATANI DATARAN RENDAH METE TANAMAN UTAMA TERNAK DI ANTARA TANAMAN UTAMA : -JAGUNG -KETELA -KACANG-KACANGAN

POLA INTEGRASI SEDERHANA

POLA INTEGRASI KOMPLEKS B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS

MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS EKOSISTEM PANTAI A.INTEGRASI SEDERHANA POHON KELAPA IKAN SEGAR TERNAK -SAPI -AYAM -ITIK LIMBAH -MINYAK -PRODUK KERAJINAN PAKAN PUPUK

POLA INTEGRASI SEDERHANA DI EKOSISTEM PANTAI

POLA INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM PANTAI B.INTEGRASI KOMPLEKS POLA INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM PANTAI