Hasil Penelitian Hosang (2001) Total plot pengamatan: 18 plot (6 plot per desa) di Kecamatan Palolo Tiap plot 10 pohon kakao Hasil Terkoleksi 103 spesies semut (dari 105.723 individu) Rata-rata per pohon: 4-9 spesies Spesies dominan (secara berurutan): 1. Dolichoderus thoracicus (paling dominan) 2. Oecophylla smaragdina 3. Crematogaster sp. 4. Iridomyrmex sp. (=Philidris sp.)
Hasil Penelitian Bos (2003) Total plot pengamatan: 16 plot (4 plot di hutan) di Kecamatan Kulawi Tiap plot: 4 pohon Hasil Terkoleksi 44 spesies semut (dari 3.247 individu) Spesies dominan (secara berurutan): 1. Dolichoderus sp.1 (paling dominan) 2. Paratrechina sp.1 3. Polyrachis sp. 4. Crematogaster sp.2 5. Anoplolepis gracilipes
Pendahuluan
Latar Belakang Memahami pengaruh perubahan iklim dan gangguan habitat terhadap komunitas semut adalah sangat penting dalam pengelolaan hama dan penyakit di perkebunan kakao. Semut: predator, vektor penyakit, dekomposer Monitoring diversity, komposisi dan dominasi komunitas semut adalah penting karena dapat menjadi indikator bagi “ecological integrity” Terjadinya perubahan dominasi spesies semut (perbandingan antara Hosang (2003) dan Wielgoss (2007)
Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia antara tahun 1901 – 1998 (Case et al. 2007)