KARATERISTIK KONSELOR YANG EFEKTIF TAZKIYATUN NAFS AZ-AHROH
SIAPA SAJA KONSELOR YANG EFEKTIF ITU??
Virginia Satir (1967) : Resource person, konselor adalah orang yang banyak mempunyai informasi dan senang memberikan dan menjelaskan informasinya. Model of communication, baik dalam berkomunikasi, mampu menjadi pendengar yang baik dan berkomunikator yang terampil.
Tidak memaksakan pendapat, mau mendengarkan orang lain; Jay Haley (1971) Fleksibel, yaitu mampu mengubah pandangan secara realistik dan bukan mengubah kenyataan; Tidak memaksakan pendapat, mau mendengarkan orang lain;
Munson (1960) dan Mils cs. (1960) to be nurturant : Konselor adalah orang yang memiliki kebutuhan untuk menjadi pemelihara intuitive and psychological peneratrating : Konselor harus memiliki intuisi dan penetrasi psikologis yang baik
Menne (1975) Memahami dan melaksanakan etika professional; Mempunyai rasa kesadaran diri mengenai kompetensi, nilai-nilai, dan sikap; Memiliki karakteristik diri, yakni respek terhadap orang lain, kematangan pribadi, memiliki kemampuan intuitif, fleksibel dalam pandangan dan emosional stabil; Kemampuan dan kesabaran untuk mendengarkan orang lain, dan kemampuan berkomunikasi.
Carl Rogers (1971), congruence, unconditional positive regard dan empath Konselor harus paham tentang dirinya sendiri. Pikiran, perasaan dan pengalamannya haruslah serasi. Kalau seseorang mempunyai pengalaman marah, maka perasaan dan pikirannya harus marah, yang tercermin pula dalam tindakannya. Ia harus memahami bias-bias yang ada dalam pikirannya. Ia harus tahu kelemahannya. Kalau ia menyadari hal ini, ia dapat membuat perbedaan antara dirinya dan orang lain. Ia tahu bahwa orang lain bukanlah dirinya.
2. Unconditional Positive Regard 2. Unconditional Positive Regard. (Acceptance) Penerimaan tanpa syarat atau respek. Konselor harus dapat menerima bahwa orang-orang yang dihadapinya mempunyai nilai-nilai sendiri, kebutuhan-kebutuhan sendiri yang lain daripada yang dimiliki olehnya.
Asumsi Dasar yang Melandasi Acceptance adalah : Individu mempunyai harkat dan martabat yang tak terbatas. Adalah hak manusia untuk membuat keputusannya sendiri dan untuk menjalani hidupnya sendiri. Orang mempunyai kemampuan dan potensi untuk memilih secara bijaksana, dan menjalani hidup yang teraktualisasi dan bermakna secara sosial. Setiap orang bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri.
3. Empati Kemampuan untuk mengetahui bagaimana merasakan perasaan orang lain. Secara sederhana, empati dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membayangkan diri sendiri berada pada tempat dan pemahaman yang dimiliki orang lain, mencakup perasaan, hasrat, ide-ide, dan tindakan-tindakannya.
Hackney dan Cormier (2001) Kesadaran-tentang-diri (self-awareness) dan pemahaman diri sendiri. Kesehatan psikologis yang baik. Sensitivitas terhadap dan pemahaman tentang faktor-faktor rasial, etnik dan budaya dalam diri sendiri dan orang lain. Keterbukaan (open-mindedness). Objektivitas. Kompetensi. Dapat dipercaya (trustworthiness). Interpersonal attractiveness.
KESIMPULAN Untuk menjadi konselor, seseorang harus mempunyai sifat sesuai syarat, diantaranya dapat memahami dan melaksanakan etika professional, mempunyai kesadaran diri dalam segi kompetensi dan nilai-nilai, memiliki karakteristik diri dan kemampuan, kesabaran untuk mendengarkan orang lain.
SEKIAN TERIMAKASIH